Part 1 X 6 = 6

43 7 0
                                    

Play mulmed ~ Don't Watch Me Cry (Jorja Smith)

***

"Bagiku rasa sakit adalah kawan. Sedangkan masalah adalah teman."

~Alana~

***







'Plakk!'

"Alana! Gara-gara kamu! Adinda harus di skors selama tiga hari! Saya sudah bilang kan sama kamu jangan macam-macam tapi kamu malah ngelunjak ya!"

"Ma, Alana gak salah." ucap Alana membela dirinya.

"Dia nampar aku Ma! Dia yang bikin aku malu!" ucap Adinda.

"Iya sayang, sekarang kamu masuk ke kamar aja istirahat, biar mama yang kasih dia pelajaran." ucap Widya. Adinda mengangguk lalu masuk ke kamarnya.

"Berlutut!" perintah Widya. Alana tetap berdiri.

"Berlutut!!" teriaknya. Tetapi Alana tetap bergeming.

Widya yang geram mendorong Alana agar berlutut. Ia mengambil tongkat yang biasa ia pakai untuk memukuli Alana.

Suara pukulan demi pukulan menggema di ruang tengah rumah besar itu. Alana hanya diam tak bersuara. Bahkan hingga ia tak berdaya sekalipun, ia masih tetap diam dan tidak melawan.

"Ikut saya!" Widya menyeret Alana masuk ke dalam kamar mandi.

Ia mengguyur Alana dengan air lalu menguncinya di dalam kamar mandi.

"Kamu tidak akan saya keluarkan sampai jam makan malam!" Widya meninggalkan Alana.

Alana meringkuk di belakang pintu kamar mandi. Seluruh tubuhnya terasa sakit terutama bagian lengan dan punggungnya.

Ia memejamkan mata, tubuhnya kedinginan, bibirnya bergetar, wajahnya memucat. Sejak pagi tadi ia baru memakan sepotong roti yang ia bawa diam-diam. Tak sadar Alana tertidur dengan posisinya.

🐬🐬🐬


"HEH! BANGUN KAMU! MALAH ENAK-ENAKAN TIDUR! SIAPIN MAKAN MALAM!" Widya membangunkan Alana dengan kasar.

Alana membuka matanya.

"Cepat siapin makan malam! Saya gak mau tau setengah jam harus selesai!" ucap Widya.

Alana bangkit dan berjalan menuju dapur, bajunya yang basah telah kering dengan sendirinya.

Ia mulai memasak sesuatu yang simple agar cepat selesai dan ia bisa beristirahat.

Setelah selesai menata semuanya Alana memanggil Widya dan Adinda untuk makan.

"Udah sana kamu masuk kamar!" ucap Widya di ruang makan. Alana mengangguk lalu masuk ke kamarnya. Mungkin malam ini ia tidak akan mendapatkan jatah makan.

🍇🍇🍇

"Kesiangan lagi lo?" tanya Kadea pada Alana.

Alana mengangguk.

"Sekarang lo kasih alasan apa ke Bu Eka?"

"Tadi ada siput nyebrang, jadi nunggunya lama." jawab Alana ia menangkupkan kepalanya di meja.

Kadea menggeleng tak percaya.

"Makanya Al bangun lebih pagi." Kadea mengingatkan.

Alana hanya membalas dengan deheman singkat.

DUALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang