Part 1 X 15 = 15

84 5 6
                                    

No Mulmed

***

"Jika menjauh adalah caramu melupakan. Maka mendekat adalah caraku bertahan."

***



Alan menindurkan Alana di atas brankar UKS. Raut wajahnya terlihat panik dan juga marah.

"Woy anak PMR pada kemana sih?!" bentak Alan. Beberapa siswi PMR yang sedang berjaga kelabakan keluar dari balik tirai pembatas.

"Dia kenapa?" tanya salah satu siswi menghampiri keduanya.

"Kebentur meja tadi." jawab Alan.

"Clau tolong ambilin obat pereda nyeri. Ka, lo ambilin kompresan sama salep. Dan lo, lo keluar, dia biar gue yang tanganin." ucap cewek itu yang notabenenya adalah siswi kelas sebelas. Alan hanya mengangguk, ia keluar dari UKS dan menunggu Alana di luar.

Selang beberapa menit siswi tersebut memanggil Alan.

"Dia udah gue kasih obat dan sekarang lagi istirahat, lo boleh balik ke kelas atau jagain dia. Gue permisi." ucapnya.

"Makasih." ucap Alan menjawab.

Alan memandang setiap inchi wajah cantik Alana yang pucat. Ia membelai lembut rambut Alana, menyingkap beberapa helaiannya yang menutupi wajah cantiknya yang tengah tertidur.

"Al, maafin gue. Gue terlambat. Dan gue pastiin gue bakal bales perbuatan dia ke lo." ucap Alan lalu berdiri untuk keluar dan mencari Lion.

Alana yang mendengarnya membuka mata.

"Jangan. Gue nggak mau lo bales apa yang Kak Lion lakuin." ucap Alana. Alan seketika berbalik menatap Alana yang terbangun.

"Al? Mana yang masih sakit? Mau pulang aja?" tanya Alan khawatir.

Alana memegang lengan Alan yang hendak mengusap kepalanya.

"Jangan Al, jangan lo bales apa yang tadi Kak Lion lakuin. Mulai sekarang, lebih baik lo jauhin gue. Gue udah banyak nyusahin lo. Syila cewek lo, lebih baik lo ngasih perhatian lebih ke dia." ucap Alana.

"Tapi Al, lo udah gue anggep adik gue sendiri. Lo udah kayak kembaran gue." jawab Alan. Alana terdiam.

'Alana yang takut Lan. Alana takut lama-kelamaan Alana nggak bisa nganggap Alan cuma sekedar teman.' batin Alana.

"Gue nggak mau ngerusak hubungan lo sama Syila. Gue harap lo ngerti Al," ucap Alana. Ia membalik tubuhnya membelakangi Alan.

Alan terdiam mencoba mencerna apa yang Alana ucapkan.

"Oke. Itu mau lo kan? Gue pergi." final Alan. Ia berbalik keluar tanpa mengucapkan apapun lagi.

Lagi, Alana telah kehilangan temannya, sahabatnya. Ah, lagipula selama ini memang ia tidak memiliki sahabat bukan?

Alana menatap kosong kearah pintu. Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam UKS.

"Alana lo nggak kenapa-napa kan? Gue denger lo tadi didorong sama anak baru itu. Bener-bener ya, dia tuh kayaknya pengen gue jadiin nasi padang deh," ucap Rafa gemas.

Alana terkekeh.

"Emang bisa?" tanya Alana.

"Ya, enggak sih," jawab Rafa. "Ya tapi kan gue greget." ucapnya lagi, tak terima Alana terluka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DUALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang