care

22 2 0
                                    

       Saat Vernon dirumah sakit ia tidak mengetahui kalau ada yang mengawasinya,Chaeyoung. Chaeyoung tak sengaja melihat Vernon di rumah sakit. Saat itu ia sedang ikut bersama orang tua nya ke rumah sakit. Maklum anak dokter jadi gitu.
"Hi."
Chaeyoung yang tiba-tiba nongol dari kolong sambil bawa balon merah,tujuan nya sih biar Vernon takut gitu ngeliat penywyse. Padahal dia sendiri yang takut.
"Paan sih garing."
"Kok lu kagak takut,gue aja takut."
"Setiap orang beda-beda tau."
"Oh,lu takut apaan?"
"Ditinggal pas lagi sayang-sayangnya."
"Bucin njir."
Adiknya Vernon tiba-tiba muncul dari belakang gordeng,mana mukanya komuk banget lagi.
"(Nengok pelan-pelan) kaget,ampun anak siapa sih."(Chaeyoung)
"Oh ini toh doinya abang,aduin ah."(Shofia)
"-___- serah." (Vernon)
"Canda elah."(Shofia)
Chaeyoung terdiam tak bergerak,dia membeku tanpa sebab yang jelas. Apa karena wajahnya sudah dikenali oleh adiknya Vernon. Identitasnya terbongkar dong padahal dia maunya jangan sampe ada yang tau kalo mereka berdua saling seneng. Tapi ya sudah lah,udah meningkat juga. Setelah beberapa jam Vernon di ijinkan pulang oleh dokter,walau begitu lukanya harus tetap di perban.
Ada dua orang di depan pintu yang berdiri dengan tatapan agak tajam,dengan sedikit senyum yang dipaksa. Orang itu adalah,
"Oh ini yang namanya Shofia."
Orang itu memegang dagunya,Shofia sangat risih apa bila orang asing menyentuh tubuhnya. Walau bukan anggota pribadi. Shofia pun menjauhkan tangan orang itu dari dagunya,tidak sopan sekali dia.
"Jadi ini anak kami Shofia yang akan menikah denganmu."
Sebentar,sepertinya Vernon kenal dengan orang itu. Itu bukannya...
"Iya saya guru fisika kamu."
"............"
"Ini pertama kali saya melihat adik kamu. Lumayan."
Vernon terdiam,ia tak ingin adiknya menikah dini apa lagi dengan orang yang berbeda jauh darinya dan adiknya.
"Dia umur 34 kok. Jadi kamu akan menikah saat dia umur 37 tahun."
"POKOKNYA SHOFIA GAK MAU NIKAH."
"SHOFIA. Kita harus nerusin bisnis keluarga."
"Tapi Shofia maunya jadi dokter!!."
Shofia pun masuk kamar,ia ingin menangis tapi ia tidak bisa. Ia ingin marah tapi ia juga tidak bisa,pikirannya kosong. Vernon kasihan dengan adiknya,semoga Chaeyoung bisa bantu.

Vever:P
Chaeyoung:hah? Napa?
Vever:lu bisa bantu gue nyelesaiin masalah gak? Adek gue masa mau dinikahin ama pak Jono.
Chaeyoung:buset,tapi gue gak bisa bantu.
Vever:napa?pliss.
Chaeyoung:urusan keluarga gak mau ikut campur.
Vever:gak papa lah.
Chaeyoung:ya udah deh,gue juga kesian. Perawan cantik gitu masa dinikahin bapak-bapak,mending cakep.
Vernon pun diberi tahu solusinya,dan ia pun memberanikan dirinya untuk meyakinkan orang tuanya.
"Mah,pah kalo Shofia nikah waktu lulus SMA,sama aja papah gak mau anaknya jadi pengusaha. Dia perlu sekolah lagi,belajar lagi dan cari pengalaman."
"Kan bisa sambil kuliah,lagian juga banyak yang udah nikah tapi masih kuliah."
"Tapi kalo dia hamil,ngurus anak,ngurus suami. Pasti ribet,apa lagi dia masih haknya bermain."
"Keputusan udah bulat,Shofia nikah lulus SMA."
Vernon kesal dengan mereka berdua,ia pun mengamuk. Dia sudah kesal dengan ego mereka berdua. Mendengar itu Shofia keluar kamar,ia mencoba untuk menghentikannya.
"Udah bang,jangan."
"Mereka udah ngambil hak kita."
Vernon sepertinya mengalami gangguan jiwa. Ia pun segera dibawa ke psikiater,dan benar saja ia depresi.
"Jadi anak ibu mengalami depresi sedang,sudah harus cepat di obati."
"Dia kenapa ya dok kira-kira?"
"Banyak penyebabnya ibu,biasanya dia tertekan."
Vernon menatapa Shofia dengan tatapan kosong,Shofia tidak takut akan hal itu. Ia akan tetap merawatnya.

 Ia akan tetap merawatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
my tomboy girlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang