Bagian-Tiga

30 5 1
                                    

Follow ig: @Methapir

¤¤¤

"Berlian, Ayok ngantin!"

Yana yang sedang menyimpan buku-bukunya ke dalam kolong meja memejamkan matanya seketika. Kevan lagi? Dengan amat terpaksa Yana tidak berniat keluar dari tempat duduknya, demi tidak menghampiri Kevan yang berada di bingkai pintu.

"Ck! Capek gue lihat lo berdua. Terima aja kenapa sih, Na? Kevan itu ganteng tahu nggak? Kalau lo nggak mau buat gue aja nih?"

Yana mendelik ketika mendengar kalimat Risa, "ganteng sih iya, nyebelin juga iya! Ambil aja sih kalau lo mau!" Seru Yana cuek. "Lo ke kantin aja, gue nggak ikut. Kenyang gue ngadepin tu orang satu,"keluh Yana mengadu.

Risa terkekeh lalu memilih beranjak pergi. "Masuk aja Van, Yana udah nunggu," ceplos Risa asal saat berpapasan dengan Kevan. Mendengar itu, Kevan tersenyum senang dan segera memasuki kelas Yana. Yana yang mendengar perkataan Risa melotot seketika. Risa sialan banget, anjir!

"Yan, lo nggak ke kantin? Nggak laper emangnya?" Tanya Kevan berbasa-basi setelah duduk di bangku sebelah bangku Yana.

"Yan-yan pala lo edan! Nama gue bukan Ryan!" Ketus Yana sembari menatap Kevan dengan sengit.

Kevan terkekeh, "nama lo emang bukan Ryan. Nama lo kan Berlian," jawabnya.

"Wah, wah! Apaan nih gue di sebut-sebut?" Ryan, cowok yang merupakan ketua kelas 11-Ipa-7 yang merasa namanya tersebut menghampiri Kevan dan Yana. Kevan menggeleng sebagai jawaban. "Nggak, nih cewek gue ngira gue manggil dia Ryan. Padahal gue manggil dia Berlian."

Yana membulatkan matanya sempurna. Apa katanya tadi? Cewek gue? Sejak kapan mereka pacaran?! Belum ada sejarahnya Yana menerima Kevan yang selalu mengejarnya itu. Bahkan sampai kerajaan semut menyerang belum tentu Yana akan menerimanya.

"Gue buk--"

"Wah, udah pacaran ya? Gue kira Yana nggak bakalan pernah terima lo, Van. Selamat deh kalau gitu," ujar Ryan memotong kalimat Yana.

"Heh, gue sama dia nggak--"

"Hehe iya, nih. Doain gue langgeng ya sama dia," celetuk Kevan kembali memotong ucapan Yana. Kedua cowok itu kini malah sibuk berbicara tidak mempedulikan wajah Yana yang memerah menahan kesal.

Tapi beberapa detik berikutnya Yana teringat sesuatu. Ryan adalah salah satu anggota tim Redaksi. Jika Ryan memberi tahu anggota Redaksi lainnya mengenai hal yang merupakan fitnah itu, bisa-bisa berita baru  akan muncul lagi di mading-mading besar sekolah. Dan Yana tidak mau hal itu terjadi! Cukup kemarin yang terakhir kalinya Yana di bicarakan dimana-mana hanya karena insiden kecil masalah percintaan.

Brak!

Yana tiba-tiba berdiri seraya menggebrak meja, tidak hanya Kevan dan Ryan, teman-teman sekelas Yana yang masih berada di kelas juga ikut kaget. Bahkan ada yang mengeluarkan latahannya. Eh ayam copot! Copot ayam!

"GUE SAMA KEVAN BELUM PACARAN! JANGAN SAMPE LO KASIH TAHU MASALAH TADI KE TIM REDAKSI, YAN! ABIS LO SAMA GUE!" Teriak Yana yang merupakan sebuah ancaman bagi Ryan.

₩₩

Saat ini jadwal olah raga kelas 11-Ipa-7 dan 11-Ipa-3 dengan guru yang berbeda. Lapangan yang luas membuat di jam yang sama bisa terdapat tiga sampai empat kelas yang berolah raga.

Setelah pemanasan, Pak Keanu-guru olah raga-menyuruh muridnya untuk berlari mengelilingi lapangan sebanyak tiga kali. Mau tidak mau, Yana terpaksa menggerakkan kakinya dengan cepat. Lari adalah olah raga yang sangat tidak di sukai oleh Yana. Tidak ada alasan khusus. Cewek itu merasa bahwa lari hanya membuang tenaga dan tidak ada asiknya.

UnperfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang