1

3.9K 398 38
                                    

Lan Xichen, putra pertama dari dua bersaudara.
Merupakan putra seorang walikota Gusu yang saat ini menjabat yang kelak juga akan menggantikan tugas ayahnya sebagai walikota generasi selanjutnya.
Usianya kini menginjak 27 tahun, ia juga memiliki seorang istri bernama lahir Jiang Cheng yang merupakan putra bungsu dari walikota Yunmeng yang saat ini menjabat.

Jika harus mengingat pertemuan pertama ia dan istrinya itu masih dapat membuatnya tersenyum sendiri.
Pada saat itu ia tengah berkunjung ke Yunmeng bersama ayahnya.
Ketika mereka berkeliling danau teratai paling terkenal di Yunmeng, ia tidak sengaja melihat Jiang Cheng sedang duduk di atas sepedanya seraya menatap dua ekor angsa putih yang berenang dengan riang disana.
Ia jatuh cinta pada Jiang Cheng saat itu juga, rambut panjang yang di gerai itu seperti menghipnotisnya -walau sekarang Jiang Cheng memotong pendek rambut sehitam arang miliknya.

Karena sifat Lan Xichen yang terus terang, ia mengutarakan perasaannya secara langsung pada ayah Jiang Cheng.
Siapa sangka bahwa ayah Jiang Cheng justru memberi restu padanya dan pada hari itu juga Lan Xichen melamar Jiang Cheng langsung di kediaman laki-laki manis itu.

Awalnya Jiang Cheng menolak karena ia sama sekali tidak mengenal Lan Xichen.
Jujur saja, selama ini Jiang Cheng tidak punya waktu untuk mengurusi masalah percintaan seperti itu.
Ia terlalu malas dan ia lebih suka menyendiri.
Maka dari itu tidak ada orang yang mau mendekat padanya ditambah sifatnya yang pemarah semakin menambah alasan orang-orang menjauh darinya.
Walaupun ia anak dari seorang walikota tidak membuatnya dikelilingi oleh teman sepantarannya, berbeda dengan sang kakak -Jiang Yanli.

Tapi ketulusan seorang Lan Xichen membuatnya mau mencoba berhubungan dekat dengan orang lain dan pada akhirnya mereka melangsungkan pertunangan di Yunmeng tiga hari setelahnya.

Setengah tahun usia pertunangan Lan Xichen dan Jiang Cheng dan waktu itu benar-benar dimanfaatkan oleh Xichen untuk memahami karakter Jiang Cheng.
Ia tidak tersinggung saat laki-laki manis itu marah kepadanya serta temperamen Jiang Cheng yang berubah setiap detiknya berhasil ia hadapi sepenuh hati.

Dan Jiang Cheng yang tadinya ogah-ogahan dan masa bodoh menghadapi Lan Xichen perlahan mulai melunak walau sifat pemarahnya tetap ada.
Ia mulai bisa menerima Lan Xichen didalam hidupnya.

Sebenarnya ia sempat berniat membatalkan pertunangan mereka saat tahu perihal Xichen yang sebenarnya berprofesi sebagai professor di salah satu Universitas Gusu.
Ia sangat membenci sesuatu yang berhubungan dengan sekolah, apapun bentuknya.
Tapi melihat Xichen yang rela melakukan apapun untuknya, Jiang Cheng memutuskan untuk melanjutkan dengan satu syarat yaitu dilarang membicarakan perihal pekerjaannya di rumah atau saat ia ada di sekitar laki-laki tampan itu, suaminya dilarang mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Maka dari itu Xichen selalu mengerjakan pekerjaan yang tidak selesai di tempat ia bekerja pada malam hari ketika Jiang Cheng sudah terlelap.

Dan kini sudah empat bulan usia pernikahan mereka.
Lan Xichen memboyong Jiang Cheng ke rumah baru mereka yang ia beli sendiri di Gusu sehari setelah mereka melangsungkan pesta pernikahan yang bisa dibilang sederhana karena itu merupakan permintaan Jiang Cheng sendiri.
Laki-laki manis itu merasa tidak nyaman jika ada terlalu banyak orang di sekitarnya maka ayahnya pun -Jiang Fengmian, mengabulkan permintaan putra bungsunya.

Jiang Cheng sedikit kesulitan beradaptasi di lingkungan barunya, menurutnya keadaan Gusu terlalu tenang untuk ukuran kota yang ditinggali penduduk terbanyak nomor tiga setelah Langlin dan Qinghe di posisi pertama dan kedua.
Belum lagi jalanan Gusu yang lebih banyak pertigaan dan perempatan, hal itu selalu membuat kepalanya pusing ketika ia pergi sendirian tanpa ditemani Xichen dan lupa jalan mana yang harus ia lewati untuk dapat pulang ke rumah.
Tapi untunglah sekarang ia sudah dapat mengingatnya dan bahkan ia sudah tahu dimana letak tempat kerja Xichen yang tadi sempat ia datangi -dengan terpaksa tentu saja.

Lan WanyinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang