Xichen bersama dengan Jiang Cheng tengah berada di sebuah rest area yang masih termasuk wilayah Gusu. Memang saat ini mereka tengah melakukan perjalan ke Yunmeng seperti permintaan Jiang Cheng, istri Lan Xichen tercinta.
Sudah setengah perjalanan mereka tempuh dan Xichen memutuskan untuk istirahat sebentar di rest area sekalian mengisi bahan bakar mobil yang sudah mulai menipis.
“A-Cheng, tidak ada air panas disini. Bagaimana jika diganti air putih saja? Atau kau ingin air dingin?” Xichen melongokkan kepalanya ke pintu mobil yang kacanya terbuka.
Jiang Cheng mengalihkan wajahnya dari smartphone miliknya kepada Xichen. “Air dingin.”
“Baiklah.
A-Cheng, tolong tutup kacanya ya!” Xichen tersenyum sebelum kembali berlalu menuju sebuah minimarket yang ada di rest area.Jiang Cheng mengerjap, ia segera menutup kaca mobil dengan rapat seperti apa yang diperintahkan Xichen.
Kali ini ia menurut apa yang diperintahkan Xichen tanpa protes karena ia sedang sendirian di mobil, daerah ini terkenal sangat sepi di Gusu dan laki-laki Lan itu tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya.Xichen kembali masuk kedalam mobil sepuluh menit kemudian.
Ia menyerahkan botol minum berisi susu ibu hamil kepada Jiang Cheng yang segera menerimanya.“A-Cheng, kau yakin tidak ingin ke toilet dulu?” Xichen bertanya seraya menyalakan AC mobil, dia tidak berniat kembali membuka kaca seperti beberapa jam yang lalu sebelum memutuskan beristirahat sebentar.
Jiang Cheng menggeleng, dengan pelan meminum susunya.
“Tidak mual kan?”
“Aku sudah puas muntah tadi pagi.” Jiang Cheng menjawab malas.
“Syukurlah.
Kalau begitu bagaimana jika kita makan terlebih dahulu?” Xichen dengan semangat meraih tas besar berisi bekal makan siang dan pakaian mereka di kursi belakang.Jiang Cheng menaruh botol minum yang sudah kosong isinya ke dalam tas bekal setelah menutupnya.
Boleh juga, ia memang sedikit merasa lapar walau sudah minum susu.Xichen menyerahkan satu kotak berisi nasi dan beberapa lauk yang dibuat Jiang Cheng sendiri.
Jiang Cheng menerimanya kemudian membuka tutup bekal setelah mengambil sumpit yang masih bersih.
Xichen tersenyum saat melihat Jiang Cheng hari ini tidak banyak protes atau mengomel seperti biasanya.
Ia segera membuka bekal miliknya kemudian makan dengan lahap.
Ah, ia tidak akan mungkin tidak menyukai masakan Jiang Cheng sekalipun Jiang Cheng memasakkan sesuatu yang tidak wajar tapi ia yakin itu akan terasa enak di lidahnya.“Ge, ini untukmu saja.” Jiang Cheng menyerahkan kotak bekal miliknya yang baru ia makan seperempat bagian kepada Xichen.
Xichen menatap heran pada Jiang Cheng namun ia tetap mengambil bekal tersebut.
“A-Cheng, ada apa?
Apa perutmu tidak nyaman?” Xichen refleks mengusap perut Jiang Cheng dengan lembut setelah menaruh kedua kotak bekal di dashboard.Jiang Cheng menggeleng, “Hanya sedikit pusing.”
“Apa kita mampir ke klinik terlebih dahulu?” Xichen memberikan tatapan khawatir.
“Tidak usah, aku akan baik-baik saja setelah tidur.” Jiang Cheng memegang tangan Xichen yang masih ada di atas perutnya.
Ia memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil dan beberapa saat kemudian pipinya bersemu merah.Xichen mendekat kemudian mengecup dahi pemilik temperamen buruk itu.
Wajah Jiang Cheng tambah bersemu merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lan Wanyin
FanfictionMembuat Jiang Cheng meledak macam petasan itu mudah asalkan ada Lan Xichen didekatnya :3 Semi M +17 📌Mo Dao Zu Shi 🛡 Mo Xiang Tong Xiu📌 Lan Xichen Jiang Cheng Lan Wangji Wei Wuxian OOC Manymore-