Di Yunmeng, Jiang Cheng sangat suka menatapi hamparan danau teratai. Kebetulan di dekat rumahnya pun ada sebuah danau teratai yang besar. Setiap hari ia menyempatkan diri untuk datang kesana sembari mengisi waktu luangnya yang selalu ia habiskan seorang diri.
Kalau boleh jujur, sekarang ia ingin sekali pulang ke Yunmeng dan pergi ke danau favoritenya.Tapi Jiang Cheng masih sadar diri sekarang ia berada jauh dari kota kelahirannya dan ia juga punya tanggung jawab untuk mengurus segala kebutuhan suaminya yang agak ‘sinting’, apalagi laki-laki Lan itu mengaku mendapat izin cuti selama satu bulan.
Yang ia sadari ternyata hal itu membuatnya tambah pusing bukannya mengurangi tenaganya karena niat dari awal memang ia ingin menyuruh-nyuruh Xichen saat laki-laki itu ada di rumah.
Boleh ia merasa menyesal sekarang dengan cutinya seorang Lan Xichen? Tapi mau marah bagaimanapun hal itu sudah terjadi, memangnya apa yang bisa ia lakukan?Jiang Cheng memakan sup ikan di mangkuk tanpa nafsu, Xichen yang tengah duduk memperhatikannya membuat nafsu makannya hilang tiba-tiba.
Ia ingin sekali menyiram wajah sok polos diseberang meja itu dengan kuah sup.“Apa sup nya tidak enak?
Mau kubelikan yang baru?” Xichen bertanya khawatir saat melihat Jiang Cheng lebih sering mengaduk-aduk sup ikan di mangkuk daripada memakannya.Jiang Cheng melirik tanpa menjawab, ia menghela nafas kemudian menaruh mangkuk miliknya di atas meja.
“Aku ingin ke Yunmeng.”
Rupanya Jiang Cheng sedang rindu kampung halamannya, Xichen menghela nafas lega kemudian.
Ia pikir istrinya tidak menyukai sup yang laki-laki ungu itu inginkan sendiri.Xichen melihat jam di tangannya, sudah pukul 4.40 P.M, sepertinya akan terlalu malam jika mereka pergi ke Yunmeng sekarang karena butuh waktu 6-7 jam, itupun kalau tidak macet karena dari Gusu harus menuruni pegunungan yang berkelok-kelok.
“Bagaimana jika besok pagi saja kita berangkat?
Aku akan memberi kabar pada Ibu dan Ayah nanti malam.” Xichen memberi pilihan, lagipula jika berangkat pagi mereka bisa mampir dahulu dan membeli oleh-oleh untuk kedua orang-tua Jiang Cheng.Pada akhirnya Jiang Cheng mengangguk setuju.
________
“Dimana tanganmu itu diletakkan? Aku bilang kan kakiku yang pegal kenapa kau menyentuh-nyentuh pahaku seenaknya?!”
Xichen mendapat semburan gratis dari seorang Wanyin hingga tersentak kaget. “A-Cheng, aku memang sedang memijat kakimu.”
Xichen memberikan tatapan tidak bersalah dan hal itu semakin membuat wajah Jiang Cheng memerah karena kesal.Xichen menggaruk kepalanya seraya tertawa kikuk.
Jika ia meneruskan acara memijatnya bisa-bisa Jiang Cheng memarahinya. Apa Xichen tidak sadar istrinya itu selalu memarahinya setiap saat?Jiang Cheng benar-benar menabokkan guling di ranjang mereka kepada wajah Xichen yang tidak sadar akan datangnya bahaya.
Nyonya Lan itu kemudian mendengus dan meraih ponsel milik Xichen untuk memainkan game kartu kesukaannya karena baterai ponselnya sendiri sudah habis dan sedang di charge di dapur.Xichen kembali menatap Jiang Cheng yang sekarang memunggunginya seraya bermain game di ponselnya.
Ia kembali mencoba menarik perhatian laki-laki berwajah manis itu dengan mencolek-colek pinggang yang masih ramping itu.
Baru dua colekan Jiang Cheng sudah menaboknya dan menyuruhnya keluar dari kamar jika masih berani mengganggunya.
Alhasil sekarang Xichen menggedor-gedor pintu kamar miliknya dan Jiang Cheng dengan nada tertindas.“A-Cheeeng~ aku berjanji tidak akan mengganggumu bermain game! A-Cheng, buka pintunya!~”
BRAK!
BRAKK!!
Jiang Cheng tidak peduli dengan suara berisik yang Xichen buat, ia lebih sibuk tersenyum puas saat menang pada pertandingan online.
“Saat kau sudah lahir besok, jika ayahmu seperti itu ikat saja dia dengan cambuk kalau perlu gantung di depan pintu oh, lakban mulutnya juga boleh!” Jiang Cheng berkata dengan nada pelan pada perutnya sendiri yang masih datar lalu melirik sinis pada pintu kamar yang masih di gedor-gedor dengan tidak berprikepintuan oleh Xichen.
“A-Cheng, kenapa kau berkata seperti itu kepada anak kita?”
BRAK!
BRAKK
“A-Cheng!~”
“BERISIIIIIKKK!!!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Lan Wanyin
FanfictionMembuat Jiang Cheng meledak macam petasan itu mudah asalkan ada Lan Xichen didekatnya :3 Semi M +17 📌Mo Dao Zu Shi 🛡 Mo Xiang Tong Xiu📌 Lan Xichen Jiang Cheng Lan Wangji Wei Wuxian OOC Manymore-