Koma (2)

39 9 0
                                    

Alysa POV

Aku merasa tidak ada kejadian aneh yang menimpa diriku beberapa menit yang lalu. Kulihat, tubuhku utuh tak ada luka sedikitpun, bahkan aku tak merasakan sakit, padahal waktu itu aku begitu ingat ketika banyak orang mengerumuni mobil.
Aku berjalan cepat menuju lorong UGD rumah sakit. Pikiranku mulau kacau, aku tidak bisa mengingat kejadian yang telah menimpa diriku, mengapa aku bisa ada di sini, dengan siapa aku ada tempat ini, apa aku hilang ingatan. Aku pun tidak tau aku ini siapa, aku tidak mengenali diriku sendiri. Berbagai macam pertanyaan terpusat dalam otakku dan malah membuat kepalaku sakit.

Sett..

"Ah.. Apa ini? Kenapa orang itu bisa menembus tubuhku? Hey... Apa kalian bisa melihatku?? " Teriak ku seraya melambaikan tangan kepada orang yang berlalu lalang di lorong ini.

" Ya Tuhan, apa yang sebenernya terjadi sama aku... Mereka tidak bisa melihatku. " Tangisku pecah, aku benar-benar tidak mengingat apapun dan tempat ini adalah tempat yang asing bagiku.

Aku memutuskan niat untuk masuk ke rumah sakit ini, pikirku mengapa aku ke rumah sakit, sedangkan aku ini tidak sakit,  aku sedanv baik-baik saja, mungkin orang-orang di sekitarku saja yang belum pernah melihatku di daerah ini.

Aku berjalan keluar, menyusuri jalan sendirian, tak tau arah, dan tak tau mau kemana. Menangis dan berharap semoga ada orang yang mengenaliku. Tepat harapan kupanjatkan, aku bertemu dengan seorang nenek yang turun dari taksi, dan terlihat buru-buru menuju rumah sakit.

"Nenek... " panggilku

Panggilan pertama nenek itu tidak menjawab, ku keraskan lagi suaraku

" Nenek... Apa nenek mengenal saya? "

Lagi-lagi nenek itu tetap berjalan cepat mengabaikanku

" Nenek... Nenek... "

Tetap saja dia menghiraukan aku.

Aku kembali menangis sejadi-jadinya, aku benar-benar tidak tau aku ini siapa. Kemana orang tuaku hingga tega membuangku ke tempat ini.

---

21.19

Hari bahkan sudah mulai gelap, matahari di kota ini sudah tak nampak, artinya matahari sudah tenggelam. Dan aku memutuskan untuk bermalam di masjid, entah ini daerah mana. Yang ku tahu nama masjid ini adalah masjid An-Nisa. Mendengar nama tempat ibadah ini, seakan-akan aku sudah tidak asing lagi dengan nama ini, apa jangan-jangan ada kaitan antara diriku dengan nama An-Nisa?  Ah, sudahlah otakku sudah tidak kuat untuk berpikir , aku sudah terlalu lelah berjalan dari rumah sakit sampai ke masjid ini. Ditambah perutku sudah mulai keroncongan.

Aku mencoba untuk memejamkan mata, tapi sayang cacing-cacing perutku terlalu kencang meminta makan. Aku benar-benar sudah tidak tahan. Kupaksakan mataku untuk benar-benar terpejam, agar aku bisa tertidur pulas malam ini, dan besok pagi aku akan bangun untuk mencari orang yang mengenaliku.

---

Baru beberapa detik mataku terpejam, lagi-lagi ada yang menggangguku. Suara kendaraan dan sorot lampu yang menyoloki mataku membuat silau dan terasa perih. Tapi, ini kesempatan bagiku siapa tau orang ini bisa melihatku bahkan ia juga mengenalku. Aku bangun dari posisi tidurku, dan siap-siap menghadang kendaraan itu.

"Awasssss... " Teriak lelaki pengendara

" Aaaaa" jeritku seraya menutup mukaku dengan kedua telapak tangan

Sett..

Ada yang aneh, aku benar-benar merasakannya, yang benar saja aku tertabrak tapi tak mengalami luka apapun. Motor itu menembus tubuhku. Aku baru bisa berpikir,  apakah aku ini bukan manusia?
Aku segera menoleh ke belakang, motor itu berhenti tepat di belakangku setelah berhasil menembus tubuhku.

"Setannn... " Teriak lelaki itu

" Hah? Setan, mana setannya... " ucapku sambil berlari menuju ke arah lelaki itu dan refleks memeluknya.

" Woy... Setannya itu lo" Bentak lelaki itu sambil melepaskan pelukanku dan mendorongku sampai aku jatuh.

"Kok kamu tega banget ngedorong aku sampai jatuh. " Lirihku, aku tidak habis pikir bahwasanya ada juga lelaki yang kasar dengan perempuan, mataku berkaca-kaca

" Harusnya gue yang tanya lo, kenapa lo ada di sini, balik ke alam lo sana. Jangan di sini, ini bukan tempat lo. Kenapa diam? Nggak usah nemuin gue lagi, banyak setan kaya lo yang minta tolong ke gue dan akhirnya membawa petaka. " Jelas lelaki itu.

Aku tidak mampu untuk menjawab atas segala pernyataannya itu, air mataku jatuh, dan aku masih berada pada posisi jatuh pula.

Lelaki itu kemudian merapikan jaketnya dan berniat untuk pergi meninggalkanku.

" Tunggu... " kataku

" Ap.. " sebelum lelaki itu menjawab, sudah ku potong terlebih dahulu

" Saya bener-bener nggak tau tentang diri saya, saya juga nggak tau tentang apa yang telah terjadi sama saya, saya tidak mengenal siapapun di tempat ini bahkan saya tidak mengenal diri saya sendiri. Tempat ini begitu asing bagi saya. " Jelasku lirih karena terdesak dengan tangisan

" Lo itu set... "

" Saya nggak tau, apakah saya ini setan apakah saya ini manusia. Semua orang di sini nggak bisa ngelihat saya, mereka nggak peduli sama saya. " Tangisku mulai pecah, dan aku tidak bisa berkata lagi

" Lo bener-bener nggak ingat semuanya? " tanya lelaki itu

Aku menggeleng

" Kamu mau bantu saya? " tanyaku pelan

"..."

"Kalau kamu nggak mau, nggakpapa kok. Saya nggak maksa, mungkin ini memanv takdir saya. " Kataku kemudian bangkit dari posisi jatuhku. Aku berjalan pelan meninggalkan lelaki itu, berharap lelaki itu mencegahku untuk pergi dan bersedia membantuku.

1 Langkah

2 Langkah

3 Langkah

4 Langkah

" Gue mau bantu lo. " ucap lelaki itu

Segera gue menoleh dan membalikkan badan.

" Kamu beneran mau bantu saya?? " Tanyaku sumringah

Lelaki itu mengangguk

" Ayo... " ajakku

" Ha? Kemana?  Gue mau pulang ini udah malem. "

" Katanya mau bantuin saya, saya ikut kamu. " Jawabku

" Gue nggak mau! " tegasnya

" Saya belum makan seharian, saya udah berjalan jauh dari sore tadi, liat ni muka saya, pucat kan? " kataku seraya menunjuk muka pucatku

" Dasar setan nggak keurus... Yaudah, naik. "

Jangan lupa vote, komentar juga bisa...
Terimakasih

Done For Me! ✔ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang