Flashback Off

69 11 2
                                    

Kita sering tidak sadar bahwa pada hakikatnya masing-masing dari kita menjalani sebuah takdir.

-Langit Rismayana

Kepergian miami beberapa tahun yang lalu masih meninggalkan luka di hati gue, setiap saat gue teringat ketika miami dianiaya Fero dan kawan-kawannya. Sejak saat itulah, gue mulai berubah, gue lebih sering diam dan menyendiri. Papa mama berubah pula sejak gue jawab pertanyaan mereka, kini mereka sedikit demi sedikit bisa melupakan miami dan berusaha peduli dengan gue. Tingkah laku dan sikap mereka menunjukkan ke gue seolah-olah tidak ada masalah yang baru saja terjadi.

Padahal, gue tau semuanya papa mama sering berantem. Mereka begitu egois memenyingkan kepentingannya masing-masing, setiap malam telinga gue bising mendengar perdebatan mereka. Mungkin saja mereka menganggap kalau gue belum tidur, padahal gue lagi ngegame PUBG, alhasil debat orang tua gue sukses membuyarkan konsentrasi gue saat ngegame.

Setelah gue pikir, semenjak miami tiada, kesehatan mental gue agak terganggu. Gue ngerasa itu. Gue sekarang nggak seceria dulu, nggak sehumoris dulu, justru gue sekaramg lebih introvert. Di sekolah, gue bener-bener nggak ada temen. Semua temen-temen gue menganggap gue sebagai psikopat.

Gue menjadi introvert, dan ternyata benar apa yang dikatakan mas Fiersa Besari bahwa Hidup adalah serangkaian kebetulan. 'Kebetulan' adalah takdir yang menyamar.

Kebetulan gue satu sekolah dengan Fero tanpa kawan-kawannya, bahkan kita sama-sama masuk ke kelas unggulan, 11 MIPA 3. Usaha dan niat gue buat balas dendam masih terpendam. Sekali gue kontak mata dengan Fero, gue nggak akan pernah maafin dia. Sekalipun saat ini gue bunuh dia, gue rela dikeluarkan dari sekolah ini. Menurut gue, Fero benar-benar manusia biadab yang nggak punya rasa perikemanusiaan terhadap hewan. Sikap Fero hingga SMA sama sekali tidak berubah, ia tetap suka membully orang-orang lemah di sekitarnya, mengancam, bahkan menganiayanya.

---

Julukan psikopat itu seakan-akan telah menjadi hal biasa di kalangan siswa SMA gue. Sebenarnya gue nggak terima dengan julukan itu, I'm not Psychopath!

Kepergian Miami selalu meninggalkan sesuatu dalam diri gue. Ya, sejak gue kubur tu kucing. Nggak sengaja gue sering sekali berpapasan dengan makhluk-makhluk halus. Dan setelah gue memberanikan diri untuk browsing tentang apa yang sebenarnya terjadi di dalam diri gue. Ada dua kemungkinan,  pertama gue diberi kelebihan untuk melihat kehidupan orang lain yang akan terjadi di kemudian hari, sehingga ada hubungannya ketika gue sering melihat makhluk halus. Kedua, gue sedang ditempa banyak kerugian karena bisa jadi setelah miami pergi, gue mangalami depresi berat sehingga memungkinkan untuk over imajinasi. Pikiran melayang kemana-mana secara tidak sadar.

Gue bisa tau apa yang akan orang lain lakukan setelah kontak mata dengan gue. Udah banyak kali, gue membuktikan dan benar ternyata, bayangan ketika gue kontak mata dengan seseorang terbukti benar terjadi setelah itu.

Jadi, sampai sekarang gue masih belum tau apa yang terjadi sama diri gue. Sempat terbesit, untuk menemui psikolog agar bisa mengatasi mental gue saat ini. Tante Anisa...

Kerabat papa mama yang bekerja sebagai dokter rumah sakit jiwa. Tante Anisa itu baik banget orangnya, setau gue dia punya seorang anak perempuan seumuran sama gue. Udah lama banget keluarga gue lost contact sama keluarga tante Anisa. Kabar terakhir yang gue tahu, Tante Anisa dan keluarganya pindah ke Jerman karena alasan pekerjaan suaminya.

Done For Me! ✔ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang