PULANG BARENG 'DIA'

3.3K 66 9
                                    

Setelah perdebatan unfaedah yang terjadi dikantin tadi, Rara segera kembali ke kelasnya bersama keempat sahabatnya.

"Huh pengen gua cakar dah tuh cabe," Dengus Rara setelah mendudukkan pantatnya ke bangku kelasnya.

"Harus nya tadi kita hajar, Ra."

"Iya, harusnya gua iris tuh tadi lidahnya," timpal Clara membuat keempat kawannya menatap kearahnya.

"YEH SOK PSYCHO LO!" Teriak Rara,Angel dan Kinan tepat didepan muka Clara, sementara Jessica hanya menggelengkan kepala nya acuh.

"Ishh kalian ini jahat banget teriak-teriak di depan muka gua, mana bau tuh mulut kalian!"

Rara dan yang lain hanya tertawa menanggapi ucapan Clara, kecuali Jessica tentunya.

"Jes lo bawa makanan bikinan nyokap lu gak?" Tanya Kinan.

"Bawa, kenapa?"

"Gua minta dong, laper nih tadi dikantin gua cuma makan dikit hehe," ucap Kinan disertai cengiran gaje nya.

"Nih," Jessica memberikan sekotak bekal di hadapan Kinan dan disambut antusias oleh keempat sahabat nya.

"Woah risoles mayo!"

"Wanjay makanan kesukaan gua."

"Astaga Risol aku padamu."

"Eh kalian, kan yang minta gua. Kenapa kalian yang gitu sih?" Kinan menatap kesal ketiga sahabatnya yang sedang memandang berbinar pada kotak makan berisi risoles itu.

"Yee suka-suka gua lah, boleh minta kan gue Jes?" tanya Rara yang hanya dibalas anggukan oleh Jeasica.

"Yehh orang yang punya gak papa kenapa lu yang sewot, Kin."

Kinan hanya mendengus dan mengambil risoles lalu dimasukan kemulut cerewet nya dengan sedikit kasar, sementara yang lain hanya terkekeh geli.

*****

"Eh tuh anak baru kalau marah kek monster ye," ujar Bima saat sudah memasuki basecam mereka.

"Iya, namanya siapa? Debi Deba? Siapa sih susah amat namanya," tanya Rico.

"Debia keknya," jawab Kevin ngasal gak disaring dulu.

"Masa itu sih?"

Akhirnya terjadi perdebatan unfaedah hanya karena masalah nama. Revan dan Devin hanya menatap malas ketiga sahabat nya yang sedang berdebat itu.

"Debora."

Sontak mereka berempat menatap seseorang yang akhirnya memecahkan nama seseorang yang sedang mereka perdebatkan.

"Nah, betul itu tuh si Debora," ujar Rico untuk pertama kalinya.

"Ah elah susah amat, gua manggil Rara aja deh sebagai panggilan sayang." Entah dorongan dari mana Revan sudah menatap tajam Bima yang sedang menyisir rambutnya biar keren, katanya.

"Wisshh kenapa lu pak? Tajem banget tuh mata," goda Kevin membuat Revan kembali menetralkan pikiran dan perasaan nya.

"Ada yang cemburu ya?" pertanyaan sok polos itu meluncur dari mulut Devan yang sedari tadi hanya diam seperti patung.

"Weh lo bisa ngomong?"

"Nggak nyangka, lo bisa ngomong juga."

"Gua diem, bukan berarti bisu ogeb!" Devan menatap jengkel ketiga temannya yang tertawa, sementara Revan sedang sibuk dengan ponselnya.

*****

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu, para siswa dan siswi berhamburan keluar dari sekolah.
Sedangkan dikelas IPA 2 ini masih terdapat Debora Dkk yang sedang membicarakan sesuatu.

Revan AdityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang