Sebelum di baca jangan lupa di follow ya✨
Happy reading❗
Disebuah kamar bernuansa abu-abu dan hitam ini. Terdapat seorang lelaki berparas tampan yang masih berada di dunia mimpi, sementara diluar kamarnya sudah ada seorang wanita paruh baya yang sedang menggedor-gedor pintu kamarnya. Sementara sang empu masih setia memejamkan mata nya.
"Revan! Bangun Van.. Sekolah udah siang ini!!" Karena sudah capek wanita itu langsung membuka pintu dan berjalan mendekati ranjang lelaki itu.
"Revan, bangun nak," ucapnya sambil menguncang badan lelaki yang notabene nya adalah anak tunggal nya.
Wanita bernama Widya itu menghela nafas lelah, memang anaknya ini kalau tidur menyerupai orang mati. Sangat susah untuk dibangunkan, entah lah mungkin putranya ini sebelum tidur sudah melepas telinganya terlebih dahulu.
"Revan.. Bangun nak," Widya pun memencet hidung mancung milik Revan, alhasil Revan pun akhirnya bangun dari tidurnya gaes untung saja Revan saat tidur tidak melepas hidungnya terlebih dahulu.
"Aduh mama ku sayang. mama mau buat anak mama yang ganteng ini die ya kalau aku die nanti populasi cogan berkurang, ma."
"Cepet mandi, udah siang."
Widya segera berlenggang pergi dari kamar Revan meninggalkan putranya itu yang masih mengumpulkan nyawa nya.
*****
"Kamu berangkat sama siapa?" tanya seorang wanita paruh baya kepada putri gadisnya.
"Sama Angel ma, dia kan sekolah disana jadi kita bareng," Mama nya hanya menganggukkan kepalanya mengerti dan melanjutkan sarapan pagi nya.
"Oh iya kamu jangan bikin ulah lagi Rara. Papa udah capek dipanggil terus sama guru BP kamu," Gadis bernama Debora atau kerap dipanggil Rara itu menatap lelaki itu dengan bibir yang mengerucut.
"Ihh papa, Rara itu gak pernah bikin ulah ya. Tapi mereka yang sering cari masalah sama aku."
"Iya sama aja, kamu itu harusnya bisa kontrol emosi kamu."
"Ya ampun papa, aku ini hanya manusia biasa yang tak luput dari khilaf dan dosa," lelaki bernama Hendrico yang merupakan ayah dari Rara ini menghela nafas lelah. Anaknya ini sangat susah diberi nasehat.
"Iyaa. Kamu selesaiin sarapan kamu udah siang ini nanti terlambat."
*****
Disebuah gerbang terdapat seorang gadis yang tak lain adalah Debora sedang mengatur nafas nya karena habis berlarian, keringat membasahi seragam putih abu-abu nya, rambut yang sudah ia tata rapi sekarang menjadi seperti orang gila. Tetapi bodohnya rara saat ini menggunakan bra berwarna hitam jadi sangat terlihat saat dia berkeringat seperti ini.
"Pak, buka dong gerbangnya. Bapak tega lihat cewek cantik kayak saya kepanasan disini," rayunya pada seorang satpam yang memiliki tubuh gempal.
"Kamu terlambat dan ini sudah peraturan sekolah ini."
"Please lah pak, saya murid baru disini. Masak mau masuk dilarang sih," Rara itu merenggek bak seorang bayi yang minta permen.
"Tidak. Ini sudah peraturan dari sekolah."
Rara itu memanyunkan bibirnya beberapa centi lalu menatap tak bersahabat pada satpam itu, ia sangat kesal pagi ini karena Angel yang tidak jadi menjemput nya sehingga ia harus berangkat kesekolah mengunakan taksi online dan sialnya lagi ditengah jalan mobilnya mogok sampai akhirnya Rara meneruskan kesekolah dengan berlari beberapa kilo, sungguh malang nasibmu Rara.
"Buka pak, kelamaan lu."
Dengan gerakan patah-patah Rara menenggok ke sebelah nya, terdapat lelaki tampan dengan tampilan yang akan langsung menggambarkan kalau dirinya seorang Bad Boy.
"Buka pak, lu ini gimana sih," dengan takut-takut satpam itu membuka gerbang nya dan itu membuat Rara mendelik kesal kearah satpam itu. Ia merasa satpam itu tak adil padanya.
"Pak kok dia bisa masuk! Kok gua enggak, wahh jangan-jangan lu dibayar ya sama dia makanya mau diperintah gitu? Wah gua laporin ke kepsek lu biar dipecat."
"Jangan non. saya memang begitu hanya dengan Revan saja ya karena saya sudah memiliki banyak hutang sama dia," Rara mengernyitkan dahinya bingung, "Hutang?"
"Iya, hutang untuk biaya lahiran istri saya dulu non saya terpaksa pinjam keluarga nya."
Rara hanya menganggukkan kepalanya dan menatap cowok itu yang sudah masuk kedalam area sekolah, "Boleh masuk?"
"Silahkan non."
Rara segera melangkahkan kaki nya memasuki area sekolah yang sudah sepi, ya karena sudah bel masuk sejak 20 menit yang lalu. Ia menatap sekeliling area sekolahnya, sekolah yang cukup mewah dan indah. Pandangan nya tiba-tiba teralihkan pada sosok lelaki tadi yang sedang bersama seorang lelaki yang Rara sudah kenali itu pasti guru.
Perlahan ia melangkah dengan sedikit mengendap-endap agar ia tak dihukum seperti lelaki itu. Namun mungkin hari ini adalah hari tersialnya.
"HEY KAMU!! KAMU MURID BARU KAN? KESINI!!" Dengan malas Rara berjalan mendekat ke ada dua orang itu.
"Kamu ini murid baru sudah telat, gimana besok-besoknya! Seharusnya kamu memberi kesan pertama yang baik disini."
"Saya tadi macet dijalan pak, di phpin temen,mobil taksi online itu juga mogok ditengah jalan. Saya sampek harus lari buat kesini pak butuh perjuangan seharusnya bapak hargain perjuangan saya. Bapak gak ngerti ya sakit pak kalau udah berjuang tapi di sia-siakan," jelas Rara yang memang itu kebenaran nya namun bukan Rara namanya jika ia tidak sedikit mendramatisis.
"Halah. kenapa kamu jadi curhat, sudah kamu berdiri didepan tiang bendera bareng sama Revan."
"Loh pak, saya ini murid baru loh. Masa disambut kayak gini? Sambutan apaan ini pak."
"Sudah, jangan banyak bicara kamu. Cepat laksanakan."
Dengan langkah malas Rara berjalan menuju tengah lapangan yang panas, disana sudah terdapat lelaki yang tengah berdiri santai membuat Rara menatap malas Bad boy ini.
TBC.
Jangan lupa di vote and comen ya gaes, dan kalo vote dan comennya banyak aku bakalan lanjutin oke. Tolong ya hargain karya saya hehe. Hanya votmen aja kok gk lebih. Itu aja dari author.
Terimakasih💫
See you💦
Lyraaavrll_❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Revan Aditya
Fiksi RemajaSeorang Bad Boy yang menjabat sebagai ketua osis disekolahnya, sungguh hal yang langka bukan. Ia memiliki sifat bar-bar dan humoris namun sayang sekali dia juga memiliki Kemesuman tingkat dewa. Hingga suatu hari ia dipertemukan oleh siswi baru yang...