04: Satu Atap?

2.1K 100 1
                                    

Hallo apa kabar?
Jangan lupa tekan👉☆☆☆

"Kenapa kalian para wanita sangat suka mempermainkan perasaan!" erang Kabir kesal.

Shanum terlonjak kaget mendengar kalimat itu. Dia menatap Kabir sebentar, pria itu sangat patah hati dan kecewa. Berulang kali Kabir memukul stir mobilnya.

"Enggak semua wanita seperti itu. Pasti ada satu wanita yang benar-bebar tulus dalam mencintai," ujar Shanum sambil tersenyum.

"Jangan sok tahu!" balas Kabir galak.

"Kamu gak tahu apa-apa soal itu!"

"Kamu tahu Fatimah Az-Zahra? Dia putri Rosulullah dan dia wanita yang berhasil membuat Ali mencintainya secara diam-diam. Bukan, kah, itu sangat manis?"

Kabir memejamkan matanya sekilas, menahan emosi yang ingin sekali memuncak.

"Kita hidup bukan di jaman Nabi! Mana ada wanita itu seperti itu di sini!" gertak Kabir kesal.

"Ada."

"Gak ada!"

Shanum tersenyum lebar. "Pasti ada satu wanita yang siap menerimamu apa adanya, termasuk menerima kemarahanmu ini."

Sontak itu membuat Kabir melotot tajam ke arah Shanum. Dia tersinggung dengan ucapannya.

"Jadi maksudmu ... Shafira meninggalkanku karena aku pemarah begitu? Memangnya aku pemarah?" teriak Kabir tak terima di sebut orang pemarah.

"Dasar tidak sadar diri." Shanum keceplosan. Dengan cepat dia menutup mulutnya, was-was.

'Astagfirullah, apa yang aku katakan barusan. Mati aku.' batin Shanum menjerit.

Kabir menatapnya penuh dendam, ia menghentikan mobilnya.

"Maaf ... maaf ....." ucap Shanum sebisa mungkin lembut. Ia tidak ingin kena semprot mulut pedas Kabir.

"Kau itu tidak tahu apapun tentang diriku, jadi jangan sok tahu!" sentak Kabir menekan setiap kata.

"Jangan mengajari soal percintaan!"

Shanum tahu itu membuat Kabir sangat tersingung. Tapi memang benar, kan, Kabir itu pemarah? Jadi salah Shanum di mana?

"Maaf, maaf." Shanum menunduk semakin sakit.

"Aku tidak suka dengan ucapanmu barusan." Kabir berkata ketus.

Kabir mendekati Shanum, wanita itu lantas panik dan was-was Kabir akan menerkamnya. Pasalnya tatapan pria itu seperti singa yang siap menyantap sarapannya.

Shanum panik dan takut, dia tidak bisa kemana-mana. Shanum terjebak!

"K-kamu mau ngapain?" gugup Shanum menyentuh pundak Kabir. Menahan tubuhnya.

Kabir tidak menjawab dia tetap mendekati wajah wanita itu.

"Pak! Stop!"

Tak ada raungan dari Kabir. Dia tetap dengan tindakannya yang mendekati wajah Shanum. Kabir mengunci tubuh Shanum, mereka saling menatap.

Ada rasa kecewa dan sakit hati di sorot mata Kabir. Shanum bisa melihat itu, Kabir menghela napasnya gusar.

"Katakan kalau aku berhak bahagia atas cinta?" Suaranya terdengar lirih, seperti orang yang sedang menahan tangis.

Shanum tak bisa apa-apa, Kabir berhasil membuatnya membeku.

"Katakan kalau aku juga berhak bertemu cinta sejati."

Shanum diam menatap mata lekat Kabir. Mata mereka bertemu untuk pertama kalinya, seperti di film-film terdengar alunan musik yang laun mengiri tatapan mereka.

CINTA SEJATI Dokter Galak (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang