SEBUAH KARMA DARI MASA LALU

1.7K 94 3
                                    

"Prill, aku mau ngomong.."

Langkah Prilly terhenti dan memutar bola matanya malas lalu membalikkan tubuhnya dalam seratus delapan puluh derajat dan menatap pria dihadapannya malas.

"Apa?"

"Prill, aku mau kamu jujur. Kamu lakuin apa sama Aditya seminggu lalu?" tanya Ali, meski ia tahu apa yang diperbuat istrinya itu seminggu lalu. Prilly tersenyum kecut dan menatap remeh pria yang ia sangat benci.

"Kamu mau tau? baiklah, aku dan pacarku melakukan percintaan yang panas. Ya gunanya sih agar aku hamil anaknya Aditya dan bisa melayangkan surat cerai untukmu.. baguskan" jawab Prilly santai.

Ali semakin sakit mendengarnya, ia menatap Prilly dengan nanar, "Aku suamimu prill, kenapa kamu lakuin ini? apa salah aku sama kamu sampai kamu tega mengkhianati pernikahan ini prill?" tanya Ali dengan nada bergetar. Hatinya sakit mendengar ucapan prilly.

"Suami?" Prilly menatap remeh Ali lalu tertawa sinis. " Hei Ali, kamu sadar ga? itu hanya statusmu. Jadi jangan harap statusmu bisa merubah segalanya, sadar diri kamu Li. Kamu ini berpenyakitan yang hidupnya ga akan lama, makanya aku nggak sudi menyerahkan diriku untuk laki laki semacam dirimu yang sudah jelek, penyakitan!!" hardik prilly.

Plak!

Satu tamparan mulus mendarat di pipi prilly, bukan Ali yang menampar wanita itu melainkan Luna yang kini memandang sarkas Prilly. Ali terkejut melihat adik bungsunya menampar istrinya.

"Jadi ini definisi sayang yang bang Ali maksudkan? Menghina suaminya tanpa memikirkan kekurangannya sendiri. Aku memang anak paling kecil dan paling manja tapi aku punya pikiran dewasa, selama 19 tahun aku hidup aku tidak pernah menghina kakakku apalagi menginjak harga dirinya tapi kak prilly sudah 2 tahun menikah dengan kakakku, kak Prilly menghina bang Ali?!" Luna tertawa sinis dan menatap Prilly tajam, "kenapa kak prilly ngelakuin ini hah?! kenapa, kakak selingkuh, ga ngakuin abang aku sebagai suami menghormatinya sedikitpun tidak pernah, kenapa?!! apa kak Prilly pikir bang Ali sumber masalah?!! iyakan?!" Luna mengeluarkan emosinya yang terpendam, Ali berusaha menenangkan Luna yang emosi namun sangat sulit.

"Luna, abang mohon jangan marahin kakakmu.." lirih Ali memohon namun tak ditanggapi oleh Luna.

"abang ngebela wanita jalang ini yang jelas jelas menyakiti hati abang?!" Tatapan Luna beralih menatap tajam abangnya.

Plak!
Sebuah tamparan keras mendarat dipipi tirus Luna. Luna meringis merasakan sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan darah, Ali menatap prilly tak menyangka kala istrinya menampar adiknya. Cukup, Ali tak tahan lagi.

"Pril, kamu boleh menyiksa aku sesuka hati kamu tapi jangan tampar adikku!!! aku sebagai abang nya saja tidak pernah menampar Luna, Selfi dan Putri apalagi memarahinya itu aku ga pernah lakuin. Tapi melihat kamu menampar adikku membuat aku ga bisa diam prill!!!" ucap Ali kehabisan kesabaran karena melihat istriya menampar adiknya di hadapannya.

Prilly tersenyum sinis. "Salah dia sendiri ngatain aku jalang, dan tanyain adikmu itu suruh ngaca! adikmu ini perempuan murahan!!" ujar Prilly berani dan menghina Luna.

Plak!
Ali menatap tangannya bekas menampar Prilly, wanita itu meringis. Ali merasa bersalah menampar Prilly tapi ia tak terima jika adiknya di hina, karena hakekat seorang kakak patut melindungi adiknya.

"maaf pril ak--"

"Udah puas kan menampar aku, hmm?!!! kenapa ga sekali ga bunuh aku aja?!" Prilly menatap tajam Ali sembari memegangi pipinya yang terasa perih akibat tamparan Ali.

"aku minta maaf Prill, aku ga ber--"

Prilly mengangkat tangannya menginterupsi agar Ali diam. "Tamparan pertama, lumayan kok. Tapi ingat apa yang kamu lakuin tadi ga buat aku sadar karena bagiku kamu tetap laki laki perusak hidupku, dan semua keluargamu itu hanya bawa masalah bagiku jadi lihat saja surat cerai akan kulayangkan tuan Ali Gharha Aditya..." ucap Prilly serius lalu pergi meninggalkan Ali dan Luna. Ali diam mematung, ia makin merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan tadi. Luna melihat Ali merasa kasihan, semenjak ayahnya meninggal Ali banyak beban terutama pada pernikahan abangnya yang tak pernah dilandasi bahagia.

"Bang.."

"Lun, abang pengen sendiri.." Luna mengangguk kikuk, jujur ia ingin sekali menenangkan perasaan kakaknya tapi karna saat ini kakaknya diliputi rasa emosi membuat ia urung. Luna pun berlalu meninggalkan Ali diruangan itu sendirian.

Tangan Ali mengepal kuat hingga buku tangannya memutih. Dengan napas memburu ia menonjok tembok di sampingnya tanpa peduli tangannya memar akibat tonjokkannya, "bodoh! bodoh! dungu!!!" maki Ali pada dirinya sendiri.

Ali terus memaki dirinya akibat perbuatannya menampar Prilly, ia merasa bersalah menampar prilly tapi disisilain posisinya sebagai kakak untuk adik adiknya tak terima jika adiknya di hina apalagi yang menghina adiknya itu adalah istrinya sendiri ia tak terima.

***

"Li, lo kenapa sih murung gitu?" tanya Ican, sahabat Ali juga di masa SMA kala pria itu berkunjung di apartemen miliknya dengan keadaan kacau.

"nggak!" kilah Ali singkat dan datar.

Afisan menarik napas, pria thailand itu tau jika sahabatnya ini punya masalah dari gelagatnya saja ia hapal sangat jika sahabatnya itu punya masalah. "Li, sejak SMA kita udah sahabatan jadi gue tau lo pasti ada masalah. Cerita deh sama gue, insya allah gue bantu kok..." tukas Afisan sembari mengambil tangan Ali yang terluka lalu mengobatinya.

Ali diam bahkan saat tangannya diobati ia tak meringis kesakitan seakan dirinya sudah mati rasa. "gue gak tau harus ngawalin dimana yang pastinya hati gue terluka saat ini..." ucap Ali membuka suara pelan setelah terdiam beberapa saat.

"Emang, Prilly nyakitin lo lagi...?"

Ali kembali diam.

Afisan menghela napas, "Li, lo jangan diem gini dong.. cerita sama gue.." desak Afisan mulai kesal karena sedari tadi pria itu tak mau cerita.

"Dia... dia..." Ali bingung harus menjawab apa, ia tak mau sahabatnya ini akan memarahi prilly ataupun melampiaskan amarahnya terhadap adiknya Prilly yang notabene nya adalah kekasih Afisan.

"Li.." Afisan memohon agar ali bercerita..

Ali menarik napas. "Dia selingkuh bahkan gue ngeliat dia ngelakuin hal itu sama pacarnya..." lirih Ali pilu kala mengingatnya.

Afisan mendengarnya mengepalkan tangannya menahan emosi, melihat itu Ali menggeleng mengisyaratkan agar Afisan tak ambil emosi.

"kenapa sih Li lo pertahanin dia?! lo tau sendiri gimana sikap dia ke elo, lo tau sendiri gimana bencinya dia ke lo... tapi kenapa lo tetep pertahanin?!!!" kesal Afisan pada Ali.

Ali tersenyum. "Karena gue gak mau mengkhianati kepercayaan mendiang papih fandi. Dan gue tau kok ini karma gue karena udah nyakitin hatinya dia, lagipula dalam hidup pernikahan hanya sekali 'kan? jadi gue pertahanin prilly demi menjaga janji gue sama Allah dan menjaga kepercayaan mendiang papih fandi.. " tukas Ali tersenyum pahit mengingat kembali masalalunya.

Afisan mengusap wajahnya kasar, ia kesal dengan Ali yang tetap mempertahankan hubungan rumah tangganya dengan Prilly tapi ia tak bisa melakukan apa apa lagi, baginya Ali sangat keras kepala dan susah diatur.

"Lagipula, gue fine fine aja jalaninnya. Sebagai pendosa, gue pantas dapat ganjarannya karena nyakitin hatinya orang yang mencintai gue tulus..."

****

Cinta Hanya Sekali (FIN√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang