SAHABAT BERMUKA DUA

1.3K 79 5
                                    

***

Seorang laki laki memiliki impian besar dari tuhan untuk memiliki seorang wanita yang menerima setiap kekurangannya dan itulah yang sangat Ali impikan mendampingi pasangannya selamanya dan menjalaninya penuh cinta, namun itu hanyalah angannya.

Disinilah Ali berdiri tegap diatas rooftop rumah sakit, matanya berair menandakan kesedihan yang pilu serta tangannya mengepal meremas kertas yang ia genggam untuk melampiaskan rasa emosionalnya.

"argghhh!" teriaknya keras tanpa peduli tenggorokkannya sakit. Airmatanya jatuh bersamaan kakinya melemas untuk berdiri sehingga kedua lututnya bertumpuan di lantai rooftop yang ia pijaki.

"gue benci! gue benci hidup gue... aargghh.." teriaknya melampiaskam emosinya dan menonjok lantai rooftop hingga tangannya memar, entah sudah berapa kali ia menyakiti dirinya.


"penyakit tumor otak anda sudah mencapai stadium 3, seharusnya anda harus melakukan operasi pengangkatan sel tumor otak anda..."

Semua ucapan dokter Satya terngiang dikepalanya soal penyakit yang menggerogotinya hampir 2 tahun ini. Rasanya ia ingin sekali langsung dilenyapkan di bumi ini karena lelah meniti waktu, tapi ia tak bisa ia bukan tuhan yang menentukan kapan berakhirnya kehidupan manusia.

Hujan perlahan turun membasahi bumi begitupun juga membasahi tubuh ali yang berbalut kemeja putih, airmata terus mengalir membasahi pipinya di sertai hujan yang membasahinya.

Ia menekan kuat dadanya merasakan sakit di dadanya bukan karena penyakitnya kambuh melainkan ia merasakan sakit di dadanya kala mengingat semua apa yang Prilly lakukan padanya, ia ingin benci namun sulit rasanya karena terlanjur mencintai istrinya. Iapun merutuki kebodohannya karena bertahan dan mengharap cintanya terbalaskan namun itu tidak terjadi, hampir 4 tahun ia menunggu dan mempertahankan pernikahannya agar berdiri kokoh diatas istana namun itu juga hanya terbalaskan dengan pengkhianatan dan ego istrinya.

Ingin menyerah namun entah kenapa itu terasa berat untuk meninggalkan Prilly.

***

Ali mengernyitkan dahi melihat mobil ambulance terparkir didepan rumahnya, entah kenapa feelingnya mulai tak enak. Dengan segera ia keluar dari mobilnya lalu berjalan menuju ke rumahnya.

Suara isakkan tangis mamahnya mulai terdengar di indera pendengarannya, dengan langkah pelan ia memasuki rumahnya.

"ma, ini ada apa?" tanya Ali menghampiri Shoimah, mamanya yang menangis. Bukannya menjawab beliau langsung memeluk Ali erat hingga sang empunya terkejut.

"Luna sama Alexa...." lirih sang ibu membuat perasaan Ali semakin tak enak mendengar nama adiknya serta anak tirinya, Alexa. Anak Prilly dan Aditya.

"Mae, jangan bikin Ali penasaran. Luna sama Alexa kenapa?" tanya Ali penasaran.

Ibunya tak menjawab malah tangisannya makin pecah membuat pria itu bingung sendiri karena ibunya terus menangis tanpa alasan jelas. Ia mendekap Shoimah erat, ia mengernyit bingung sebenarnya ini ada apa?

Pandangan Ali mengedar di penjuru ruangan dan pria itu langsung meneguk ludahnya kasar melihat Luna dibawa oleh beberapa perawat rumah sakit dengan keadaan memprihatinkan dengan luka lebam seluruh tubuhnya bahkan ali melihat kemeja Luna sobek sobek sementara itu alexa di gendong oleh salah satu perawat dengan keadaan yang sama dengan Luna dengan luka di kepalanya.

"Lu-luna?" lirihnya shock melihat kondisi adiknya memprihatinkan. Hatinya ngilu melihat adiknya begini.

Dan Ali kembali menatap ibunya yang menangis, "Mae, ini sebenernya kenapa? Luna kenapa kayak gitu?" tanya Ali.

Cinta Hanya Sekali (FIN√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang