TERLANJUR JANJI

1.5K 91 10
                                    

Ali menghela napas berat kala melihat Prilly begitu mengabaikan dirinya tapi ia sadar, prilly tidak mungkin juga kan meliriknya apalagi menganggapnya? pikirnya miris.

"aku berangkat kerja dulu ya, ini uang jatah perbulan kamu.." Ali beranjak dan berpamitan pada istrinya sembari memberikan atm untuk prilly. Prilly hanya menerimanya dan berdehem saja lalu pergi meninggalkan Ali yang mematung.

Ali menghembuskan napas berat, pria itu mengambil tasnya lalu meminta asisten rumah tangganya membereskan sisa sarapannya lalu berangkat ke kantor pamannya. Meski keadaannya belum sehat betul ia tetap kerja walau saat ini ia dilarang melakukan aktivitas berat, tapi bukan Ali namanya jika tak pandai merayu pamannya agar menuruti permintaannya.

Ali mengembuskan napas lelah mengingat Prilly semakin hari menjauhi dirinya apalagi saat ia menyapa Prilly pun, wanita itu enggan menyapanya apalagi meliriknya saja enggan. Ali tersenyum pahit, ia sadar diri bahwa ia hanyalah laki laki berstatus suami prilly tanpa di cintai istrinya, ia ingin seperti para sahabatnya yang selalu bermesraan dengan istrinya ia ingin senyuman prilly untuknya tapi ia tahu itu hanyalah angan belakanya saja.

Pria itu tau tak mungkin Prilly mau mengakuinya sebagai suami sedangkan ia hanyalah laki laki berpenyakitan yang hanya bisa menunggu waktu saja, tapi salahkah ia berharap prilly akan mencintainya? Salahkah ia ingin mempertahankan istrinya hingga saat itu tiba? ah memikirkan itu membuat Ali pusing saja. Pria itupun memasuki mobilnya dan meminta supirnya melajukan mobilnya ke kantor.

Sesampainya di BIG GHARHA COMPANY, pria itupun keluar dari mobilnya dan melangkahkan kaki jenjangnya di penjuru perusahaan ayahnya yang di kelola oleh pamannya, sebenarnya ia bisa saja jadi direktur tapi Ali menolak dan memilih menjadi seorang manager. Dengan ramahnya ia menyapa para karyawan dengan senyuman khasnya, Ali ini sangat dikenal ramah oleh para karyawan kantor sehingga banyak juga klient yang suka dengan kinerja Ali meskipun pria itu lulusan falkultas kesenian tapi jiwa bisnis ayahnya sudah melekat pada dirinya.

"Ciee, ponakan om ini udah kerja.." goda Irfan kala Ali memasuki ruangannya. Ali terkekeh geli melihat pamannya suka menggodanya itu, bagi Ali. Irfan adalah sosok paman yang memiliki sisi humoris yang tinggi tak ayal jika pamannya Ali ini sangat suka bercanda dan menggoda ponakan kesayangannya itu.

"Iyalah, om. Lagipula Ali bosen dirumah mulu.." ujar Ali tertawa kecil melupakan sejenak rasa sakitnya.

"Ya, ya.. udah sekarang kamu kerja kalo kamu capek bilang aja.. " Ali mengangguk dan tersenyum menanggapi permintaan pamannya. Lalu melanjutkan pekerjaannya untuk memeriksa proposal laporan para karyawan.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, Ali memijat pelipisnya lalu menghembuskan napas berat lalu membereskan alat alat kerjanya lalu keluar dari ruangannya. Sesampainya di parkiran Alipun memasuki mobilnya dan meminta supirnya kesuatu tempat.

"Pak, nanti kita terus ke toko boneka ya..."

Supir itu mengangguk. "baik tuan muda.." pak Fatih -Supir pribadinya Ali- pun melajukan mobil itu ketempat tujuan yang ali minta diantarkan. Ali tersenyum memandang foto prilly dilayar ponselnya, tepat 15 oktober. Hari ini  adalah hari Ulang Tahun istrinya ke 23 tahun, dimana ia akan membelikan hadiah spesial untuk istrinya.

Sesampainya di sebuah toko bernuansa boneka, Ali pun keluar dari mobil lalu memasuki toko boneka itu, para pegawai toko boneka itu menyambutnya ramah.

Mata Ali menyelusuri mencari boneka kesukaan istrinya, senyumanmya mengembang kala melihat boneka berukuran jumbo di rak. Ia meminta  pegawai toko itu membantunya mengambil boneka doraemon berukuran besar itu setelahnya ia kembali memilih barang barang untuk hadiah prilly nanti. Usai membeli semua barang, Alipun memasukkan barang barang yang ia beli ke dalam bagasi dibantu oleh Pak Fatih.

Setelah barang barang yang ia beli sudah terkumpul dibagasi, Alipun segera memasuki mobilnya dan melaju meninggalkan toko boneka itu.

***

Ali menghentikan langkahnya kala hendak memasuki kamarnya. Samar samar ia mendengar suara aneh berasal dari kamar istrinya. Dengan rasa penasaran ia melangkahkan kakinya menuju kekamar Prilly yang tak jauh dari kamarnya untuk mengecek. Suara aneh itu mulai terdengar jelas diindera pendengarannya kala sudah berada di depan pintu kamar istrinya namun dirinya tak sengaja menyenggol pintu dan melihat pemandangan yang tak terduga.

Napas Ali hampir saja terhenti melihat istrinya bercumbu dengan laki laki lain. Matanya berkaca kaca, napasnya memburu amarah dan tangannya mengepal ingin ia layangkan pada laki laki yang ia ketahui pacar dari istrinya tapi ia tak bisa, dirinya mematung melihat pemandangan yang membuat dadanya sesak.

Airmatanya mulai turun membasahi pipinya, ia memundurkan langkahnya perlahan dan melengos pergi tak sanggup melihat istrinya dicumbui oleh lelaki lain.

"aarrghh!!" erangnya menonjok tembok kamarnya. Airmatanya terus mengalir membasahi pipinya tak peduli darah mengalir dari tangannya yang membuat tangannya terasa perih.

Ali terisak memegangi dadanya sesak, kala membayangkan Prilly bermesraan dengan laki laki lain membuat hatinya teriris. Pria itu menjambak rambutnya frustasi dan menghancurkan semua barang dikamarnya untuk melampiaskan kemarahannya.

"Apa salah aku sama kamu, Prill. apa? kenapa kamu lakuin ini kenapa?!!" teriak Ali menangis, tak peduli tenggorokkannya sakit akibat berteriak.

Ali sakit melihat prilly yang membencinya, Ali sakit ketika prilly tak menganggapnya ada, Ali sakit ketika prilly memiliki hubungan laki laki lain. Tapi ia tak bisa apa apa selain sabar dan kuat menghadapi sikap prilly padanya, lalu jika melihat Prilly melakukan hal keji itu pada laki laki lain apakah ia mampu bertahan?

Ali memandang dirinya dipantulan cermin, rambut acak acakkan bahkan pakaian yang ia kenakan kusut. Dengan emosi ia menonjok cermin itu hingga pecah, buku buku tangannya pun berdarah akibat kepingan cermin itu melukai tangannya tapi ini tak sebanding dengan sakit yang ia rasakan.

Ali memejamkan mata dengan napas memburu, kakinya melemas pun jatuh di lantai dan menangis pilu meratapi nasib pernikahannya, ia memukuli kepalanya dan merutuki dirinya yang terlalu bodoh membiarkan istrinya bersama laki laki di kamar pribadi istrinya.

"Bajingan kau Ali, bajingan.. kau bodoh, banci, brengsek!!!" umpat Ali memaki dirinya dengan airmata berlinang. Ali lelah tapi ia bingung harus apa, jika ia meninggalkan prilly sama saja ia memgingkar janji kepada sang Pencipta dan menghianati kepercayaan mendiang mertuanya untuk memjaga wanita itu.  Karena terlalu lelah melampiaskan emosinya pria itu membaringkan tubuhnya dilantai tak peduli dinginnya lantai menusuk kulitnya dan memejamkan mata hingga terlelap.

"Aku lelah untuk bersabar menghadapimu, aku lelah untuk menanti cintamu tapi aku tak bisa jauh karena aku terlanjur berjanji kepada Nya"
CHS 2019

**

😢 Ali kasian, capek capek beliin kado buat Prilly malah mendapat pemandangan ga enak. Kira kira Ali bakalan mempertahankam pernikahannya? ataukah ia menyerah?

Gimana part kali ini?

Baperin?

Ngeselin?

Cinta Hanya Sekali (FIN√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang