43 | Tamparan Betulan

9K 1.3K 769
                                    

ramaikan kolom komentar di bawah yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ramaikan kolom komentar di bawah yaa

***

"Gimana? Alyssa udah ketemu?"

Arya menggeleng lemah, berusaha untuk tetap tenang. "Belum."

"Dia udah hampir seminggu nggak masuk sekolah, loh. Nggak ada keterangan apa-apa juga." Miray mendengkus seraya mengedikkan bahu dengan ogah-ogahan. "Ya.... Walaupun hubungan gue sama dia emang nggak sebaik dulu, tapi kalau soal itu gue tau."

"Gue udah coba tanya ke semua temen-temen gue, tapi nggak ada yang tau."

"Hm." Miray melipat kedua tangannya di depan dada sembari menyandarkan punggungnya pada kepala sofa. "Nggak ada yang tau, atau nggak ada yang mau kasih tau?"

Arya terdiam untuk beberapa saat. "Maksud lo?"

"Lo naif banget." Gadis itu tergelak tipis seraya memutarkan bola matanya malas. "Udahlah, lo nggak usah repot-repot cari Alyssa. Lagian dia sendiri 'kan yang bilang kalau dia baik-baik aja? Clear, dong? Masalah selesai."

"..."

Miray mengembuskan napas berat. Mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi kening lelaki itu.

"Nggak usah terlalu dipikirin. Siapa tau Alyssa butuh waktu sendiri untuk ... self healing, mungkin? Lagipula, sekarang 'kan ada gue yang udah nemenin lo di sini."

Sejenak, Arya tampak memaksakan senyum sembari menjauhkan tangan Miray dari keningnya. Dia menatap gadis itu sebentar, sebelum tahu-tahu beranjak menuju meja pantry. Mengambil sebuah paperbag berisi ice cream yang baru saja ia beli.

Melihat itu, Miray lantas mengernyit bingung dan ikut bergegas menghampirinya. "Dika, lo mau ke mana?"

"Gue mau ke apartemen Alyssa dulu."

"Buat apa lagi?"

Tak ada jawaban. Arya melengos pergi begitu saja meninggalkan Miray yang diam-diam menghentakkan kakinya dengan kesal. Sudah nyaris satu minggu berturut-turut, lelaki itu berkunjung ke unit apartemen Alyssa. Namun, tak juga menemukan tanda-tanda kehadiran gadis itu.

Sama halnya dengan hari ini. Kondisi apartemen Alyssa masih sama seperti sebelumnya. Lampu-lampu masih pada dimatikan. Bahkan, tak ada satu pun benda yang berpindah tempat.

Kontan, lelaki itu mengusap wajahnya kasar. Arya yakin, Alyssa memang belum sempat kembali ke tempat ini.

Melangkah menuju dapur, Arya segera membuka freezer untuk menaruh ice cream ketiga di dalam sana. Sejak kemarin lusa, lelaki itu tiba-tiba terpikirkan untuk membeli ice cream favorit Alyssa dan meletakkannya ke dalam freezer. Walau pada siang ini, Arya rasa ia hanya melakukan hal yang sia-sia.

Diam cukup lama sebelum perlahan, pandangannya kembali kosong. Dengan rasa kecewa, Arya menutup pintu freezer yang masih terbuka di hadapannya.

Arya pikir, minimal ada satu ice cream yang telah tandas di sana buat menunjukkan bahwa Alyssa ada di dekatnya dan ia sedang baik-baik saja menikmati ice cream itu sambil duduk di atas meja makan seperti yang bisa Alyssa lakukan. Tapi ternyata, tidak sama sekali. Ice cream di dalam freezer tersebut seperti tidak pernah disentuh.

BUCIN: Butuh Cinta ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang