1-part 2

1.6K 93 1
                                    

.
.
.
.
.

Midoriya tengah sibuk berusaha tak tenggelam dengan bunga2 cinta yang meliar sejak dia sadar akan perasaannya pada bakugou.

Dia memang dengan berani membisikkan fakta bahwa dia mencintai bakugou saat itu, namun setelahnya dia malu berat. Sangat malu.

Bakugou dengan mudah bisa bersikap seolah tak terjadi apapun, namun midoriya memerah malu setiap ada hal yang berhubungan dengan otoko itu.

"hei, apa ada sesuatu diantara kalian berdua? Rasanya ada yang aneh. " kata jiro.

Midoriya hampir tersedak air yang tengah diminumnya, "a, aneh bagaimana..? "

"yah aneh saja. Kulihat bakugou selalu memandangmu sedangkan kau menghindari kontak mata. Sebelumnya dia selalu galak padamu kan? Apa sekarang dia mengancam dalam diam? "

Midoriya mengerti kenapa itu dianggap aneh. Meski bakugou terus menatapnya, tatapan yang diberikan bisa diartikan sebagai tatapan ancaman bagi orang lain. Padahal sama sekali bukan. "ah... soal itu... a, aku juga tidak tahu.. " midoriya menggaruk tengkuknya, dia jelas tak bisa menceritakan kejadian sebenarnya.

Jiro menghela nafas, "aku lumayan was2. Midoriya, kalau terjadi sesuatu langsung hubungi seseorang, aku juga boleh."

"wakatta, arigatou, jiro-chan. Tapi aku yakin tidak akan ada apa2. "

"untuk jaga2 saja. "

Midoriya mengangguk, tepat setelahnya, aizawa sensei masuk dan segera memulai pelajaran.

.
.
.
.
.

Sepulang sekolah, midoriya jadi yang terakhir pulang karena harus mengurus sesuatu dengan para sensei di kantor guru. Melihat suasana yang sepi, dia berjalan santai menuju gerbang setelah mengambil tasnya di kelas.

Selama berjalan, midoriya memikirkan soal agenda kegiatan yang menumpuk dalam otaknya. Berusaha untuk fokus ke satu demi satu kegiatan.

"tugas untuk minggu depan... susulan praktik ringan... tes singkat... lalu... oh? " langkahnya terhenti ketika melihat masih ada seseorang di gerbang.

Bakugou menoleh ketika menyadari midoriya sudah datang. "kenapa diam saja? Tidak mau pulang? "

"k, kenapa kau belum pulang, kacchan? "

"kau sendiri juga belum pulang. "

"aku memang masih ada urusan dengan sensei..."

"aku juga ada. "

"urusan apa? "

"menunggumu. "

Blush!

Wajah midoriya merah padam, onna itu merasa ingin berlari dan berteriak saking malunya.

"ayo, kita pulang. "

"kau bisa kemalaman kalau mengantarku... "

"ck, kau cerewet. " bakugou mengamit tangan midoriya dan menariknya untuk berjalan pulang.

Midoriya semakin merah padam, dia tak bisa menegakkan wajahnya.

Seiring perjalanan, midoriya akhirnya jalan sejajar dengan bakugou. Tak ada percakapan yang mengiringi, midoriya juga malu untuk membuka topik.

"ada sesuatu yang terjadi di kelas? " tanya bakugou pada akhirnya.

"eh, sesuatu? "

"kau nampak tidak nyaman. "

"benarkah? "

"apa yang kau dan gadis earphone itu bicarakan? "

Midoriya baru menyadari maksud pertanyaan otoko itu, "ah... itu. Dia hanya khawatir karena kau menatapku terus di kelas. Dan dia mengartikan itu sebagai ancaman karena kau biasanya galak.."

Boku no Hero Academia Fanfict-Spin Off VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang