"Daun?!" Daun yang hanya terkekeh melihat Saudaranya melotot tidak percaya kehadirannya "Sejak bila kau ada disini"
"Jangan lupa, Aku juga disini" Fang yang muncul dibalik badan Daun, Membuat mereka semua melirik arah Fang "Kenapa melihatku? aku ganteng ya?"
"Sombong" Gumam Angin melihat sahabat Petir yang memasang gaya keren membuatnya ingin muntah, Ia langsung bangkit duduknya dari sofa sambil berlari memeluk Daun yang hanya tersenyum tipis. "Kau tidak apa Daun?"
"Eh... Hanya luka dikit doang" Jawab Daun terbata bata karena sangkin Angin memeluknya terlalu erat hingha membuat dirinya sesak nafas "Ugh... Ka..k...mati a-ku"
"Ah maaf, Terlalu rindu" Angin terkekeh melepaskan pelukannya rasa rindu dengan seharian tidak bertemu dan malahan bertemu dengan Thorn yang menyamar sebagai Saudaranya
"Dia lutut kakinya terkena tusukan kayu tajam bahkan kedua tangannya tidak sengaja teriris pisau" Fang jawab secara langsung dan jelas tidak perduli jika melihat tatapan tidak suka diberikan oleh Daun, Angin langsung menoleh arah Daun yang tiba tiba kedua tangannya bersembunyi dibalik badannya. Tanpa perintah apapun ia langsung menarik kasar kedua tangan Daun yang langsung meringis kesakitan.
"Jangan kasar kak Angin, Dia terluka"
"...Emang kau tertangkap dimana Daun?..." Tanya Angin dengan tatapan seriusnya menatap arah Daun yang sedikit gemetar ketakutan, Dia mengelus tangan Daun yang banyak goresan luka disana dan darah yang sudah mengering telah hilang karena dicuci "Separah apa sampai banyak goresan luka disana"
"Hey jangan terlalu berlebihan, Sampai Daun ketakutan" Tanah yang peka terhadap gerak gerik ketakutan terhadapan Angin yang terlalu berlebihan "Mending biarkan Daun duduk dulu" Ingat saja jika sebelah kaki Daun yang terluka terbalut perban dan ada noda noda darah disana, Angin yang hanya menganguk saja membantu Daun berjalan pelan pelan mendekati sofa.
"Oh..." Fang yang mengikuti langkah kaki Angin dan Daun yang menuju ruang tengah ketika menyadari sesuatu ada orang asing disana "Terlalu cepat kalian menangkap Thorn" Thorn ingin memberontak tetap ia sadar jika ia tengah di kepung oleh banyak orang membuat dia hanya pasrah saja jika dirinya ingin bebas.
"Kenapa kalian tau namaku" Tanya Thorn dengan nada yang rendah seperti berbisik "Apa Daun yang memberitau kalian?" Pertanyaan lagi yang melayang membuat sebagian orang yang terdiam langsung melirik arah Tanah yang hanya melihat mereka satu persatu.
"Aku sudah menyadarinya sejak dulu, Sebelum Daun memberitau semuanya" Dengan tangannya yang mengelus kepala Daun yang tidak memasang topi hanya ada plester plester bahkan perban disana, Membuat Daun yang serasa nyaman jika di elus oleh dirinya "Aku sudah tau jika kau akan kesini"
"..."
"Gempa... Kakakmu pernah kesini" Thorn membulatkan matanya yang memiliki warna iris hijau muda itu tidak percaya medengar apa dikatakan Tanah yang hanya terdiam saja "Dia sudah punya firasat jika kamu akan kesini, Jadi dia memberitau semuanya padaku..."
"Aku tidak percaya..." Gumam Thorn sambil mengelengkan kepalanya, Bibirnya bergemetar dengan nadanya sedikit berbeda dari sebelumnya "Kak Gem... sudah membenciku..., Sudah pasti ia tidak menginginkanku lagi..."
"Tidak bergitu cepat jika Saudaramu tidak menginginkanmu lagi, Mereka tidak membencimu" Mungkin jawaban Tanah memang tepat, Emang ada jika Saudaranya akan langsung membenci Thorn yang telah berbuat jahat?
"Apa buktinya aku pernah mengintip Saudaraku mereka tertawa bahagia tanpaku... Dan tanpa Solar juga..., Mereka tidak menganggapku lagi!"
"Tidak tentu semuanya betul, Mereka tidak ingin sedih karna kau yang pergi meninggalkan mereka bahkan Solar... Dan kau yang lihat semua itu hanyalah tertawa palsu jika mereka berusaha membuat kembalu keadaan semula"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello BlackRose?[√]
Mystery / ThrillerPernah mendengar nama BlackRose... Bagi siapapun yang mengenalnya bakal merinding ketakutan sebagai tanda buruk jika mendapatkan mawar hitam. Bagi korban yang mendapatkan mawar hitam, katakanlah jika kematian sudah mendekat. ~~~ Karakter By Monsta W...