|R&R| 1.Heartbreak

103 16 19
                                    

"ini masih pagi! plis deh jangan nyari masalah sekarang, lo bikin mood gue ancur pagi pagi tau gak?!" ucap gadis itu sambil memelototkan matanya.

Rean hanya terkekeh menanggapi ucapan gadis didepannya ini.

"Kan kerjaan gue ngusilin lo, kalo gue berhenti gue gak dapet gaji gue dong?" jawab Rean sambil tertawa ringan.

Sedangkan gadis di hadapannya ini mulai muak dengan sikap Rean itu.

"Serah lo! minggir gue mau ke kelas!" Ucap gadis itu penuh penekanan.

Namun bukannya menyingkir Rean malah bersedekap dada didepannya, jangan lupakan senyuman tengilnya yang membuat gadis ini jengah setengah mati.

"Minggir gak?!"

"Gak!"

"Ming..."

"Bisa nyingkir gak lo?" ucap seseorang memotong perkataan gadis itu.

Tanpa menunggu lama laki laki itu mendorong Rean hingga menyingkir dan menarik gadis itu untuk mengikutinya.

"Ayo Re" ucapnya sambil tersenyum.

Rean tak bisa berbuat apa apa, lagi dan lagi ia selalu dikalahkan oleh laki laki itu, laki laki yang selalu bisa berada didekat Alfreya gadis yang ia sukai diam diam itu.

Cara Rean memang salah, ia mengusili Freya agar bisa dekat dengannya anggaplah Rean penakut. Takut jika nantinya ia akan lebih jatuh pada pesona Reya.

Rean menghela nafas berat lantas melangkahkan kakinya masuk ke kelas, yang membuat ia semakin kesal adalah ia sekelas dengan Reya dan kesalnya lagi laki laki itu selalu ada dikelasnya menemani Reya.

"Kok lucu sih Dav? hahahaha"

Tawa Reya terdengar lepas, entahlah apa yang sedang mereka bicarakan hingga Reya tertawa seperti itu.

"Diem ih Reya malu gue jangan kenceng kenceng ketawanya"

Laki laki itu bernama Davin, lebih tepatnya Davin Bagaskara anak pemilik sekolahnya.

Rean kesal, dengan keberaniannya ia menendang meja yang diduduki oleh Reya dan Davin hingga mereka terkejut kaget.

Brukkk!

"Apa apaan sih lo hah?!" sentak Davin sambil berdiri.

Reya ikutan berdiri, ia merasa cowo ini sudah terlalu mengganggunya cukup jauh.

"Sorry di sengaja" ucap Rean dengan tampang tak berdosanya.

"Das..."

"Dav udah, mending lo ke kelas lo bentar lagi bel masuk" ucap Reya menengahi, tanpa menunggu lama Davin beranjak dan keluar dari kelas mereka.

Sepeninggal Davin Reya menatap Rean dengan tatapan tajamnya seolah mengintimidasi Rean.

"Jangan buat gue makin benci sama lo dengan tingkah kekanak-kanakan lo ini!" ucapnya penuh penekanan lantas keluar dari kelas.

Rean tercengang, ia mematung mendengar setiap kata yang keluar dari mulut manis Reya. Perkataannya seolah menampar Rean lebih dalam. Seakan ia sudah tidak memiliki harapan untuk bisa dekat dengan Reya.

•••

Reya berlari ke toilet perempuan, ia sudah tidak bisa menahan hatinya yang bergejolak, merasakan sakit yang tiada tara. Setelah tiba di toilet ia memasuki salah satu bilik toilet, menguncinya agar tak ada yang masuk.

Reya ingin menenangkan hatinya, menenangkan pikirannya yang semrawut.

"Sampai kapan sandiwara ini selesai Tuhan?" lirihnya, Reya terduduk lemas matanya mengeluarkan airmata sebanyak banyaknya.

Rean&Reya (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang