Acara shootingnya berjalan dengan lancar membuat para kru dan tim bersorak senang.
"Shoot kali ini mengesankan sekali terimakasih atas partisipasinya dan bantuannya juga semoga tim ini makin bagus dalam berkarya" Ucap Rudi selaku penasihat tim.
"Baiklah sekarang bisa bubar dan beristirahat" Tambahnya membuat para kru yang lainnya mulai meninggalkan lokasi.
Tersisa Reya, Rean dan James.
"Ayo james kita harus pulang" Ucap Reya.
"Sebentar Dhania, lo gak mau liat foto yang gue ambil? Mungkin mengesankan buat lo" Ucap Rean. Reya menimang sebentar dan mengangguk.
"Coba liat"
Rean mengangguk dan membuka kamera DSLR nya menunjukkan beberapa potret Reya yang terlihat sangat cantik.
Ada beberapa foto candid dan Reya yang sedang bergaya dan lain lain.
"Bagus sih, lo hebat juga kuliah jurusan fotografer ya?" Tanya Reya sambil menatap Rean. Seketika Rean menatap balik manik mata milik Reya.
"Gue gak kuliah gue udah janji sama dia gak akan kuliah dan gue menepatinya" Ucap Rean penuh tekanan.
Seketika Reya tersadar bahwa ucapan Rean adalah janji yang mereka ajukan saat itu. Mereka berjanji tidak akan kuliah jika bisa sukses.
"Oh gitu ya?"
"Bisa ngomong sebentar?"
"Bisa bisa ngomong apa?"
"Gak disini"
Reya menatap sekeliling dan terakhir menatap james disisinya.
"James kamu bisa pergi ke nanti saya pulang pakai taxi"
"Baik nona"
James pun pergi meninggalkan Rean dan Reya.
"Kenapa lo berlagak seolah gak kenal sama gue Re? Kenapa lo ninggalin gue tanpa kabar? Tanpa perpisahan? Gue ada salah sama lo? Kenapa kita ketemu disaat gue udah melupakan? Kenap..."
"Rean stop! Untuk apa gue ngejelasin? Toh memang sejak awal kita kayak gini kan? Kenapa lo bertingkah seolah kita punya hubungan spesial?"
Demi apapun Reya sakit sendiri mengatakan hal ini tapi ia harus tetap pada pegangannya.
"Lo gak pinter ngebohong Re lain kali lo harus belajar ke yang lebih ahli" Ucap Rean lalu melenggang pergi.
Reya memegangi dadanya yang berdenyut sakit. Menahan airmata yang siap turun dari mata indahnya.
"Dek?"
Reya langsung menghapus airmatanya, dan berusaha terlihat baik baik saja didepan kakaknya ini.
"Eh iya Ji ada apa?" Tanya Reya.
Aji menghela nafas berat adiknya ini memang perlu diajarkan sopan santun.
"Lo gak bisa panggil gue bang gitu? Kakak gitu?"
"Kenapa?"
"Ah lupakan ayo ikut gue ke mama sama papa udah nungguin"
"Iyaa yuk"
Reya dan Aji berjalan beriringan, menelusuri sebuah pusat perbelanjaan kota dan menuju foodcourt.
Tangan Reya dan Aji saling bertautan, mungkin bagi yang tidak tau bahwa mereka adalah adik kakak pasti akan menyangka mereka memiliki hubungan yang serius. Karena ketampanan seorang Aji Darmawan dan kecantikan seorang Alfreya Ramdhania Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rean&Reya (Hiatus)
Random"Gue benci sama lo!" Ucapnya tegas, namun berbeda dengan hatinya. Hatinya menjerit menahan sesak yang tiada tara. "Gue juga sama bencinya sama lo!" Jawabnya lalu pergi meninggalkan gadis yang kini terduduk menangis diatas aspal jalanan. Mereka du...