"Lo masih suka sama Ira?"
"Nggak tau, sekarang kayak biasa aja gitu. Lagian dia juga keliatan risih waktu gue deketin."
"Ya lo tau sendirikan selera dia itu tinggi, lo mah gak ada apa-apanya sama mantan-matannya itu." ujarnya dengan santai sambil menyeruput milk shake di depannya.
Ya saat ini Sheila dan Artha sedang berada di caffe depan kompleks mereka. Sambil menikmati segelas milk shake strawberry kesukaan Sheila dan americano kesukaan Artha.
"Eh! Gitu banget lo ngomongnya. Sakit nih hati gue." ucap Artha nyolot.
"Bercanda elah." ucap Sheila sambil tersenyum kecil.
"Hm."
"Tapi kata Vanya, Bara juga suka sama Ira? Bener nggak sih?"
"Lo nggak tau? Udah dari kelas X dia suka sama Ira."
"Terus gimana?"
"Ya gitu, di tolak juga." ujarnya sambil menghendikkan bahu.
"Kasian banget." ucap Sheila dengan wajah yang melas.
"Lo sama Varo gimana?" Artha tiba-tiba mengubah wajahnya menjadi serius.
"Kan udah putus seminggu yang lalu." ujar Sheila tenang.
"Tapi keliatannya dia masih suka sama lo, di kelas aja dia masih suka gangguin lo, kan?"
"Gue juga gak tau maksud dia apa deketin gue lagi, padahal waktu itu gue udah bilang sama dia untuk jaga jarak sama gue."
"Emangnya lo putus kenapa sih? Tiba-tiba banget putusnya. Gue aja kaget denger lo tiba-tiba putus sama Varo."
"Ya lo tau sendirikan Varo gimana anaknya, kalo udah bosen ya gitu dicampakin. Miris banget." ujar Sheila sambil menghela nafas kasar.
"Kalo udah tau anaknya kayak gitu, kenapa dulu mau aja waktu diajakin pacaran sama dia?"
"Namanya juga cewek, kalo dibaperin terus ya luluh dong. Dia dulu juga bilang gak bakal bosen sama gue, tapi ujung-unjungnya gue dicampakin juga. Huh!"
"Lo tiap hari gue gombalin kok gak luluh sama gue?"
"Eh bocah! Gue udah biasa ya dengerin gombalan receh lo yang gak bermutu sama sekali itu."
"Jangan gitu, nanti waktu lo baper minta tanggung jawab lagi sama gue!"
"Percaya diri banget lo." ucap Sheila sewot.
"Udahlah abisin tuh minuman lo, gue mau pulang."
Sheila segera menghabiskan minumannya itu lalu bangkit membawa tasnya dan berjalan menuju Artha yang berjalan lebih dulu di depannya.
"Tungguin. Woy!"
***
Suasana kelas XII-MIPA 6 menjadi sangat ramai, karena murid-murid di kelas itu saling berebut untuk menyalin tugas dari buku salah satu anak yang pintar di kelas itu.
Sheila dan Artha yang baru saja datang langsung duduk menuju bangku mereka masing-masing.
Sheila duduk di bangku nomor dua dari depan dengan Vanya di sampingnya dan Artha duduk disebelah bangku Sheila dan Vanya.
"Shei! Tugas matematika lo udah selesai?"
"Ambil sendiri di tas."
"Hehe. Sheila tau aja gue mau nyontek"
"Kebiasaan lo, Van."
Sementara di bangku sebelah Sheila, Kenzo juga menanyakan tugas matematika itu kepada teman sebangkunya, yaitu Artha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZORA
Teen Fiction"Lebih baik terluka daripada melukai orang lain." -Artha Naradipta Radeva "Ikuti kata hatimu. Jangan biarkan pikiran dan hatimu tidak sejalan." -Alvaro Argi Naruna "Aku tidak ingin mematahkan hati siapapun." -Adsheila Nanda Savita Start [8-11-2019]