Pagi ini suasana hati Varo sedang bahagia, karena semalam ia mendapat balasan chat dari Sheila.
Setelah kurang lebih dua minggu ia tidak berkomunikasi dengan Sheila. Akhirnya, kemarin ia bisa mendapat balasan chat dari Sheila.
Memang, setelah mereka putus, Varo masih sering mengirim pesan kepada Sheila. Namun, Sheila tidak pernah membalasnya.
Sheila juga pernah memperingatkan dia untuk tidak mengirim pesan kepadanya. Akan tetapi , Varo tetap keras kepala.
Bahkan ia juga berniat ingin dekat kembali dengan Sheila. Ia merasa bukan hanya kehilangan sosok wanitanya, tetapi ia juga kehilangan seorang sahabatnya.
Sheila seperti merasa asing dengan Varo. Ia terus menghindar jika ada hal yang berhubungan dengan Varo.
"Makasih ya, Shei!" ucap Varo yang baru datang dan menghampiri Sheila yang duduk dibangkunya.
Sheila mendongak menatap lelaki yang sedang senyum-senyum di depannya.
"Buat apa?"
"Kemarin lo udah mau balas chat gue, gue seneng banget!"
"Biasa aja kali, kayak nggak pernah chat sama gue aja." balas Sheila agak sinis.
"Pernah kok, dulu kan sering chat sama lo." ucap Varo sambil tersenyum kecil.
"Iya dah, serah. Minggir sana! Jangan berdiri di depan gue!"
"Kenapa sih? Orang gue cuma diem doang disini."
"Lo tuh memperburuk pemandangan di depan gue!"
"Gue ganteng gini dibilang memperburuk pemandangan?! Justru orang ganteng kayak gini bakal bikin pemandangan makin indah."
"Lo merasa jadi orang ganteng?"
"Lo masih bisa liat dengan jelas, kan? Mantan lo ini termasuk orang ganteng, seharusnya lo tuh bangga punya mantan ganteng kayak gue ini!" ucap Varo membanggakan dirinya sendiri.
"Mantan kok dibanggain!" gerutu Sheila sebal.
"Gak boleh ngomongin orang!"
"Gue lagi ngomongin setan kok!" jawab Sheila sambil berlalu keluar kelas untuk menghindari Varo.
Varo diam sambil memikirkan perkataan Sheila.
"Kalo dia bilang lagi ngomongin setan, gue setannya dong?!" ucap Varo pelan sambil menunjuk Sheila yang keluar kelas lalu menunjuk dirinya sendiri.
***
"Gimana? Kalian masih suka sama Ira?" pertanyaan Kenzo yang ditujukan untuk kedua lelaki yang duduk dihadapannya. Siapa lagi kalau bukan Artha dan Bara.
Mereka sekarang sedang berkumpul di kantin sembari menikmati makanan mereka masing-masing.
Vanya, Sheila, dan Varo hanya diam memperhatikan kedua lelaki yang masih bungkam dengan pertanyaan Kenzo.
"Emang kenapa kalo gue sama Artha masih suka sama Ira?" tanya Bara.
"Gini yah! Gue bilangin sebelum kejadian, kalian boleh aja suka sama cewek yang sama, tapi gue mohon jangan sampai persahabatan kita hancur cuma gara-gara satu orang cewek yang bahkan sampai sekarang nggak pernah peduli sama perasaan kalian berdua." tutur Kenzo dengan wajah seriusnya.
"Gue nggak sebodoh itu buat ngorbanin persahabatan cuma gara-gara cewek." jawab Artha tenang.
"Lagian gue heran deh sama kalian berdua, kenapa sih masih suka aja sama Ira? Dia aja udah nolak kalian loh, apalagi Bara yang udah berapa kali tuh nembak Ira tapi nggak pernah diterima." cerocos Vanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZORA
Teen Fiction"Lebih baik terluka daripada melukai orang lain." -Artha Naradipta Radeva "Ikuti kata hatimu. Jangan biarkan pikiran dan hatimu tidak sejalan." -Alvaro Argi Naruna "Aku tidak ingin mematahkan hati siapapun." -Adsheila Nanda Savita Start [8-11-2019]