Bab 9

15 2 0
                                    

Sheila menghampiri para sahabatnya yang masih duduk bersantai di gazebo sembari membawa nampan yang berisi mie instan miliknya dan teman-temannya.

Ia duduk di sebelah Varo lalu menyerahkan mie instan milik Varo. Vanya yang sudah lapar langsung menghampiri Sheila lalu mengambil alih mie instan miliknya.

"Lo lama banget sih, Shei! Gue udah kelaparan tau nungguin lo dari tadi!" seru Vanya lalu duduk dihadapan Sheila dan menikmati mienya.

"Maaf ya, Van, Ro." ujar Sheila merasa tak enak karena membiarkan temannya kelaparan.

"Nggak papa kok, Shei. Gue gini aja udah seneng kok. Lo udah nggak cuek lagi sama gue." jawab Varo.

Sheila hanya menanggapi ucapan Varo dengan tersenyum kecil. Kemudian ia melanjutkan acara makan mie instannya itu.

"Shei, Artha kemana? Tadi katanya dia nyamperin lo ke dapur?" tanya Bara yang sedari tadi tidak melihat kembalinya Artha.

"Hah? Gue nggak tau, Bar. Tadi dia emang nyamperin gue di dapur. Terus dia pergi, gue kira udah balik kesini." jawab Sheila bingung.

"Ya udahlah. Mungkin dia ada urusan, lagian kita kan lagi di rumah Artha pasti dia bakal balik kesini lagi lah." pikir Kenzo menengahi.

Setengah jam mereka menunggu kembalinya Artha, akhirnya ia muncul juga dengan baju yang sudah berganti. Terlihat seperti baru saja selesai mandi.

Sheila yang menyadari kehadiran Artha hanya memandangnya sekilas lalu melanjutkan mengobrol bersama yang lainnya.

Artha menghampiri para sahabatnya dan duduk bergabung bersama mereka yang masih asik bercanda.

"Darimana, Tha?" tanya Ken.

"Mandi." jawabnya singkat.

"Kirain lo keluar, beliin kita jajan kek." cetus Vanya.

"Beli sendiri lah, gue lagi nggak ada duit."

"Ah! Nggak asik lo, Tha!" seru Vanya.

"Nanti pulang dari rumah Artha gue beliin jajan buat lo Van." ucap Ken.

"Dih! Tumben lo baik?"

"Ada maunya tuh!" celetuk Varo yang sedari tadi hanya memperhatikan interaksi para sahabatnya.

"Oh iya jelas dong!" jawab Ken dengan senyum absurdnya.

"Mau apa lo?!" ketus Vanya.

"Pulang sama gue aja dari sini, sekalian mau jalan-jalan dulu sama lo."

"Jalan-jalan kemana?"

"Lo pengennya kemana?"

"Terserah deh, tapi lo bayarin gue ya kalo gue pengen beli sesuatu."

"Tenang, Van. Gue siap kok menafkahi lo." jawab Ken sambil terkekeh. Vanya hanya diam dan melirik malas pada Ken.

"Sok-sokan lo! Nafkahi apaan? Vanya aja belum jadi istri lo." seru Bara.

"Sirik ae lo! Cari gebetan sono! Jangan cuma nungguin cewek yang gak peka-peka itu!"

"Sialan lo!" balas Bara sambil menoyor kepala Ken.

"Wohoo! Santai broo! Gausah noyor-noyor juga kali!"

"Gue pulang duluan ya? Mau jemput Ibu gue di rumah nenek." ucap Varo ditengah-tengah perdebatan kedua sahabatnya.

"Iya, Ro. Hati-hati! Jangan ngebut!" ujar Bara.

Varo tersenyum kepada para sahabatnya lalu beranjak pergi meninggalkan gazebo. Saat berdiri di hadapan Artha ia pamit sembari menepuk pelan bahu Artha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang