Saat bel istirahat berbunyi murid di kelas XII-MIPA 6 mulai keluar kelas untuk pergi ke kantin. Vanya dan Ken menuju ke kantin berdua karena Varo, Bara, Artha, dan Sheila tidak ingin pergi ke kantin.
Artha dan Bara bermain game di ponselnya, sedangkan Varo menatap Sheila yang sedang menulis catatan.
Setelah mengumpulkan keberaniannya Varo pun memanggil Sheila.
"Shei!"
Sheila yang merasa dipanggil pun menoleh ke belakang.
"Kenapa, Ro?"
"Gue pengen ngomong sama lo, bisa?"
Sheila terlihat sedang berfikir.
"Em.. Pulang sekolah aja gimana?"Varo tersenyum. "Yaudah nanti pulang sekolah aja ngomongnya."
"Oke."
Sheila berbalik menghadap mejanya lagi. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mendengarkan percakapan mereka tadi.
***
"Shei, lo gak pulang?"
"Nanti, Van. Gue ada urusan dulu."
"Urusan apa?"
Sheila berbisik. "Varo."
Vanya yang mengerti hanya tersenyum. "Oke deh, gue pulang dulu ya!"
"Iya, hati-hati."
Vanya melambaikan tangannya sambil berlalu. "Bye, Shei!"
Setelah menunggu kelas sepi, Varo menghampiri Sheila dan duduk di kursi tempat Vanya.
"Mau ngomong apa, Ro?"
"Sebenarnya alasan lo mutusin gue itu apa? Jujur aja, Shei. Gue masih sayang sama lo."
"Gue kan udah bilang kalo kita gak cocok pacaran, gue lebih nyaman kalo kita sahabatan aja."
"Tapi pasti ada alasan yang lain kan, Shei? Gue masih sayang sama lo, lebih dari seorang sahabat, tapi sebagai seorang laki-laki kepada perempuan."
Sheila terdiam, ia memikirkan jawaban yang akan ia berikan kepada Varo.
"Gimana ya, Ro? Gue sebenernya bosen sama hubungan kita, gak ada kemajuan sama sekali kan saat kita pacaran?"
"Kalo itu alasan lo minta putus sama gue, gue minta maaf, Shei. Gue bakal berusaha berubah buat lo. Kita mulai dari awal lagi yah?"
"Gue nggak bisa, Ro. Kita kayak gini aja."
Sheila yang merasa urusannya dengan Varo selesai, memilih untuk mengemasi barang-barangnya dan pergi keluar kelas.
Varo hanya bisa menatap Sheila yang berjalan keluar kelas sambil menghembuskan nafas pelan.
***
Saat berjalan di koridor Sheila melihat seorang lelaki yang duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan lapangan basket.
Ia melihat lebih teliti lagi, sepertinya penglihatannya tidak salah. Ia pun menghampiri lelaki itu dan duduk di sebelahnya.
"Kok belum pulang, Tha?"
Artha terkejut melihat Sheila yang sudah duduk di sebelahnya.
"Eh! Elo, Shei. Masih pengen disini gue.""Oh, kirain lagi nunggu seseorang."
Artha hanya tersenyum dan kembali memandang ke lapangan yang sedang ada kegiatan ekstrakulikuker basket.
Sheila melihat arah pandang Artha, ternyata Artha sedang memperhatikan seorang gadis, ia adalah teman Sheila dari kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZORA
Teen Fiction"Lebih baik terluka daripada melukai orang lain." -Artha Naradipta Radeva "Ikuti kata hatimu. Jangan biarkan pikiran dan hatimu tidak sejalan." -Alvaro Argi Naruna "Aku tidak ingin mematahkan hati siapapun." -Adsheila Nanda Savita Start [8-11-2019]