[vii] apa aku salah mencintaimu?

426 124 7
                                    









nanti malam aku ke rumahmu lagi,
masak yang enak, ya!”


itu, itulah alasan hyunjin berada di sini.
pasar modern yang kau sebut supermarket.

hyunjin kehabisan stok makanan,
dia putuskan untuk belanja dulu sebelum pulang.

dia ditemani yohan, selalu.
dia akan jalan dan memilih,
sementara teman lelakinya akan mendorong troli sambil mengoceh panjang.

kadang membuat hyunjin kesal.
kalau begini, mana bisa dia tak membentak yohan?

“yohan! bisa diem gak, sih?
banyak orang di sini!”
ujarnya memarahi, yohan langsung bungkam.

tapi tak lama, mulutnya kembali bersuara.
“kamu gak bisa, ya,
sehari aja gak jadiin aku babu?
jangan lupa, aku atasanmu— ”

“di kantor.” hyunjin menyela.
membalik tubuhnya menghadap yohan.
“, berlaku aja sesuai tempat,
di sana kamu menang atasan.
tapi di luar, kita teman biasa.”

“iya, aku temanmu.
dan bukan babu sampai suruh dorong troli dengan belanjaan sebanyak ini!”

“aku udah bilang,
yunho mau ke rumah nanti malem.
lagian bantu aku lah isi rumah,
namanya aja anak baru mau lepas dari orang tua.
kamu gak bisa lepasin aku gitu aja,
nanti aku laporin mama!
makanya, kamu harus ikut kemana pun aku pergi” hyunjin tertawa mengejek.
ingin sekali yohan sumpal dengan roti yang baru masuk troli.

hyunjin lanjut melangkah, dan yohan perlu menambah tenaga untuk mendorong troli yang makin berat.
ya tuhan, tetap ingatkan yohan kalau hyunjin itu temannya.

setelah cukup dirasa, hyunjin dan yohan memutuskan untuk kembali secepat mungkin.
hyunjin juga pikir dia harus siapkan lebih awal agar ketika yunho tiba, mereka bisa langsung makan malam berdua.

semakin hari, waktu berkualitas mereka semakin terkuras kegiatan masing-masing.

ketika sampai rumah, masih sama.
hyunjin memimpin jalan dan
yohan tertatih membawa banyaknya barang.

berteriak rasanya sia-sia,
hyunjin selalu semangat begitu saat pacarnya akan datang.
layaknya tamu istimewa yang tak bertemu sepuluh tahun lamanya.

“seneng banget heran...,
padahal pacarnya itu suami orang”

yohan tak menyangka,
ucapannya barusan akan membuatnya terjungkal karena menabrak punggung hyunjin yang tiba-tiba berhenti.

“ngomong apa barusan?”

“ngomong? emang aku ngomong apa?”

“gak usah ngelak, kim yohan!
aku denger kamu ngomongin yunho!”
mau mengelak pun, tak bisa dipungkiri kalau hyunjin mendengarnya.

maka dari itu raut tak suka memenuhi wajah cantiknya.
yohan menghela napas, “iya, aku yang ngomong”

“jangan ngomong hal buruk tentang yunho!
dia terlalu baik buat kamu jelek-jelekin”

yohan berdecih, “cowo baik gak selingkuh”

“dia gak selingkuh.
kami bahkan pacaran sebelum dia nikah!”

“tau salah malah dilanjutin, aneh!”

“yohan kalau gak mau bantu gak usah ngomong begitu dong!
dipikir aku gak punya perasaan apa?!”
hyunjin yang kesal merampas belanjaan yang yohan bawakan, ia membuka pintu rumahnya secepat kilat dan masuk tanpa mengizinkan yohan untuk ikut masuk.

dari luar, lelaki itu sibuk meminta maaf.
tapi, hyunjin sudah terlanjur kesal.
“aku kesel, yohan. kamu pulang aja.
besok kita ngomong lagi”
begitu keputusan final hyunjin sebelum tak ia dengar lagi suara dari luar kamar apartemennya.

gadis itu menghela napas panjang,
menyandarkan tubuhnya pada pintu.

ingin lupa, namun ucapan yohan terngiang di kepala.

benar juga katanya.
sebaik apapun jeong yunho,
mendua bukan hal yang benar, bukan?

baik hyunjin maupun yunho,
keduanya sama-sama andil atas api yang mereka kobarkan.
jika berakhir buruk, maka percikannya akan sama-sama menyakiti keduanya.

masih lumayan jika terpercik saja,
bagaimana kalau mereka hancur terbakar bersama?

hyunjin mulai cemas, “ah, lagi-lagi...” keluhnya cepat.

iya, lagi-lagi ia berpikir untuk akhiri saja kisah cinta terlarangnya ini.


━━━━━━
s e p h i a
━━━━━━

SEPHIA : Jeong Yunho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang