paginya, sudah lebih baik.
keadaan hyunjin maksudnya.
setelah semalam menangis,
pagi ini dia sudah bisa membalas senyum rekan-rekan kerjanya dengan ayu.meski masih ada sesak yang tertinggal,
tak membuat hyunjin berhak menangis lama-lama.ingat, yang di tangisi itu suami orang.
sangat menyedihkan sekali kalau menangisi hal yang bukan miliknya.hyunjin duduk di kursi kerjanya,
membaca dan memahami jadwal-jadwal yang akan yunho hadapi.keningnya mengernyit, membaca jadwal yang ditulis sekertaris sebelumnya.
“pertemuan di tokyo?”
memang hal lumrah kalau para petinggi perusahaan bertemu untuk rapat di luar negeri, ‘kan?
begitu pula yunho.
bisnis besarnya ini pasti membuatnya harus berususan dengan pengusaha lain negara.
yang hyunjin tak mengerti hanya...
“gimana?” hyunjin alihkan matanya menuju sosok pria di hadapannya.
“gimana apa?”
“udah siap-siap?”
“untuk?” hyunjin tak kunjung mengerti,
padahal yunho sudah siapkan banyak hal untuk kejutan.“kamu udah liat jadwalku minggu depan ‘kan? kita pergi ke tokyo.”
“aku harus ikut?” hyunjin bertanya, yunho menjawabnya dengan anggukan.
selang beberapa detik, kening hyunjin makin mengerut. “apa aku harus ikut?”
“kamu sekertaris pribadi aku, hyun. kalau kamu gak ikut, dari mana aku bisa tau jadwalku selanjutnya?” hyunjin terdiam, menimbang sesuatu yang membuatnya ragu.
dia tidak ingin ikut, takut jika presensinya akan diartikan lain oleh para mata. tapi jika tidak ikut, tidak etis sekali.
dia menutup laptopnya lalu memandang yunho, lelaki itu tersenyum dengan amat indah sampai membuat hatinya berdesir lagi. hyunjin teringat perihal semalam.
gadis itu alihkan matanya ke lain tempat, mengundang tanya yunho.
“kenapa, hyun?”
“apa sohye ikut juga?”
“enggak. sohye gak enak badan dan aku minta dia buat istirahat, dia semalem masuk rumah sakit.”
“ah... begitu. gimana keadaannya sekarang?”
“udah baikan, tapi belum boleh pulang. tes kesehatannya belum keluar.”
“aku harap dia baik-baik aja...”
“i hope so...”
dengan begitu, percakapan mereka berhenti.
hyunjin menutup laptop namun beralih pada urusannya yang lain, dan dia jadi mengacuhkan yunho.
bukan tak sengaja, dia justru merasa akan lebih baik jika yunho keluar secepatnya. hyunjin sedang tidak baik suasana hatinya.
tentu saja tentang semalam.
yunho sadar jika dia diacuhkan, dia beralih ke belakang kursi hyunjin, memeluknya.
hyunjin terperanjat. berusaha lepaskan pelukan tapi makin erat yang diterima.
“yunho, jangan kayak gini!”
“gak ada yang bisa ngelarang apa yang mau dilakukan tuan rumah di rumahnya.”
“tapi yang tinggal di rumah-mu ini bukan keluargamu semua!” dengan sedikit tenaga, hyunjin lepaskan pelukannya.
yunho yang kaget, bingung juga.
baru kali ini hyunjin menolak dipeluknya. dia buru-buru menuju hadapan gadis itu lagi.
“kamu kenapa? aku salah?”
apa kalian percaya, seorang wanita yang tengah sembunyikan sakit hatinya karena si pria akan lebih mudah menangis jika si pria bertanya 'kamu kenapa'?
hyunjin percaya.
dia hampir menangis jika pintu tidak tiba-tiba terbuka, menampakkan sosok yohan yang agak terkejut dengan kehadiran yunho di ruang kerja hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPHIA : Jeong Yunho ✔
Historia Cortahyunjin tak bisa salahkan siapapun, baik yunho atau sohye. tapi jika menyalahkan dirinya sendiri, rasanya sedikit kejam karena kenangan adalah saksi kalau dia yang lebih dulu mencintaㅡlebih dulu dicinta. hyunjin pikir semua akan baik-baik saja, mesk...