6

27 5 0
                                    

Anaisha, Cecil, Dika, Azka, Okta, dan Arthur duduk di meja makan besar bersama sang Ratu. Meja itu adalah meja terbesar yang pernah mereka lihat. Ruang makan itu dipenuhi oleh tanaman-tanaman unik. Ada tanaman yang dapat berubah warna, ada tanaman yang bunganya dapat meledak kecil lalu mengeluarkan bau yang begitu harum.

"Sepertinya tadi aku belum sempat menyambut kalian, selamat datang di Dunia Walzin." Ucap Sang Ratu.

Mendengar itu mereka tersenyum sekaligus khawatir. Mereka khawatir ternyata yang mereka takutkan menjadi kenyataan, mereka bukan lagi berada di dunia mereka. Ratu yang melihat mereka pun menyadari.

"Tidak perlu khawatir, aku akan membantu kalian, tapi sebelum itu mari kita makan makanan kita yang sudah sampai." Ucap Sang Ratu.

Terlihat tiga wanita berumur sekitar 35 tahun memasuki ruangan dengan troli makanan. Tiga wanita tersebut memiliki sayap. Mereka mengantarkan makanan dengan berbagai bentuk dan berbagai warna. Setelah mengantarkan makanan Sang Ratu memperkenalkan ketiga wanita tersebut.

"Perkenalkan ini Ros, Dai, dan Sun. Mereka adalah peri, dilihat dari ekspresi kalian sepertinya kalian belum pernah melihat peri. Mereka adalah koki yang sangat handal." Ucap Sang Ratu.

"Halo anak-anak, kalian sangat normal sehingga terlihat aneh, kami adalah peri, seperti yang ratu katakan, kami memiliki sayap dan kami bisa terbang tentunya karena kami adalah peri bersayap. " Ucap Dai.

"Apakah kalian tahu? Kami juga dapat merubah warna benda. Kau mau lihat? Aku tahu kalian mau lihat, mari kutunjukkan." Ucap Sun. Sun melihat-lihat mencari target. Lalu, ia tatapannya berhenti pada Cecil. Ia kemudian menunjuk jaket Cecil dan menggerakkan tangannya dan seketika jaket tersebut berubah warna menjadi kuning. Mereka terpana melihatnya.

"Hei, itu terlalu terang untuknya, kurasa dia lebih cocok dengan warna merah." Ucap Ros, ia menggerakkan tangannya lalu seketika jaketnya berubah menjadi warna merah. Sun menatap Ros dengan tatapan malas.

"Ngomong-ngomong kami belum berkenalan dengan kalian, siapa namamu gadis manis?" Tanya Dai kepada Cecil.

"Cecil." Ucap Cecil.

"Nama yang bagus, sungguh cocok denganmu, apakah kau suka warna merah?" Ucap Ros.

"Bagaimana kau tahu?" Cecil bertanya. Ros hanya tersenyum.

Lalu mereka sekarang menuju Dika.
"Hai pemuda manis, siapa namamu?" Tanya Sun

"Namaku Dika." Jawab

"Jaketmu begitu gelap, kuning lebih cocok untukmu yang ceria, bolehkah aku mengganti warnanya?" Ucap Sun.

"Tentu saja, kuning adalah warna favoritku." Jawab Dika.

"Kita memiliki selera yang sama, nak. Kita harus berbincang nanti." Ucap Sun.

"Hai gadis cantik, siapa namamu?" Ucap Dai.

"Namaku Anaisha." Jawab Anaisha.

"Kau tahu? Ketika aku melihatmu, aku langsung tahu warnamu adalah hijau." Ucap Dai.

Kemudian Dai menatap Anaisha lekat dan berkata,

"Warna matamu begitu indah." Ucap Dai.

Anaisha bingung mendengarnya, yang ia tahu warna matanya hanyalah berwarna hitam pekat.

"Teman-teman lihatlah." Ucap Dai

"Mana-mana aku ingin melihatnya." Ucap Ros dan Sun.

"Wah, iya benar. Indah sekali matanya." Ucap mereka.

Mereka kemudian langsung pergi menuju Azka yang berada di seberang Anaisha, tanpa memerdulikan wajah bingung Anaisha.

"Hai pemuda tampan, siapa namamu?" Ucap Ros.

Walzin WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang