"Arthur, apa sebelumnya kau pernah bertemu dengan Gisell?" Tanya Okta saat mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah Groof, laki laki yang mengetahui tentang dunia Walzin lebih dalam.
"Pernah, sewaktu kecil kami sering bermain bersama. Namun, sejak sakit ia diisolasi dan ibunya melarang kami untuk bertemu Gisell lagi." Ujar Arthur.
"Ah, maafkan aku. Kau pasti sedih mengingatnya." Ucap Okta merasa bersalah. Arthur tersenyum.
"Hey, aku baik baik saja. Buktinya, sekarang aku ikut dalam petualangan kalian." Ujar Arthur seraya terkekeh. Okta hanya tersenyum mendengarnya.
"Apakah rumah paman Groof masih jauh?" Tanya Cecil.
"Lumayan, walaupun rumahnya tidak di wilayah hutan yang berbahaya, namun tetap saja kita harus berjalan kurang lebih dua jam untuk bisa mencapai rumahnya." Ucap Arthur.
"Dua jam?! Astaga, kakiku rasanya sudah mati rasa." Ujar Cecil.
"Kita baru berjalan selama satu jam, Cecil." Ujar Arthur.
"Aku tidak biasa berjalan selama ini!" Seru Cecil protes. Dika menggenggam tangan Cecil.
"Udah, jangan protes mulu." Ujar Dika santai. Cecil hanya bisa mengulum senyum mendapat perlakuan manis dari Dika.
"Ah! Aiko, mau kemana?" Ujar Okta kaget ketika mendadak Aiko loncat dari gendongannya dan berlari menuju suatu pohon yang sangat besar. Aiko mengendus pohon tersebut seperti anjing dan duduk rapi di depan pohon tersebut.
"Apa yang Aiko lakukan sekarang?" Tanya Okta bingung.
"Aku juga tidak tahu." Ujar Arthur.
"Semuanya, hati-hati." Ujar Azka. Ia berjalan mendahului semuanya dan diikuti Anaisha.
Ternyata, Aiko duduk di samping lubang yang berukuran sedang. Kira kira berdiameter tiga puluh senti.
Azka hendak mengecek lubang tersebut. Namun, Anaisha menahannya.
"Jangan, sebentar lagi pemilik lubang itu akan keluar." Ujar Anaisha.
"Pemilik? Siapa yang tinggal di lubang kecil?" Tanya Azka bingung.
Tak lama, keluar satu mahluk dari dalam lubang. Mahluk itu mirip tikus tanah besar.
"Tikus?" Ujar Dika.
"Siapa yang kau panggil tikus?!" Seru mahluk itu marah.
Mereka semua terkaget setelah mendengar mahluk itu bicara.
"Dia bisa bicara." Bisik Cecil.
"Astaga..aku baru melihat yang jenis ini." Ujar Arthur.
"Apa yang sedang kalian tatap, hah?!" Seru mahluk itu lagi.
"Ah, maaf. Tuan.."
"Avon." Ujar mahluk itu memotong ucapan Anaisha.
"Ya, Tuan Avon. Kita tidak bermaksud mengganggu harimu. Kita di sini hanya sedang dalam perjalanan menuju rumah paman Groof. Lalu Aiko, kucing kami berlari ke arah lubang ini." Ujar Anaisha menjelaskan.
"Groof? Hahaha..kucing ini memang sangat pandai." Ujar Avon.
"Pandai?" Ulang Dika bingung.
"Ya, dia bisa menemukan Groof bahkan saat sedang berada di persembunyian terdalamnya." Ujar Avon.
"Anda tau di mana paman Groof sekarang?" Tanya Anaisha.
"Tentu saja, dia majikanku. Sekarang, beliau sedang berada di perpustakaan bawah tanah." Ujar Avon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walzin World
AdventurePerjalanan mereka dimulai ketika matahari terbenam. Saat semua orang memilih untuk lelap dalam mimpi, mereka harus berjuang untuk bisa keluar dan tetap hidup dari dunia yang asing bagi mereka, Walzin World. Akankah mereka berhasil? Adventure × roman...