Lost of love

485 32 2
                                    

Rasanya seperti melupakan apa yang menjadi beban dalam hidup, baik Jungkook dan Hyeri, mereka menikmati malam ini dengan penuh kenangan yang nantinya bisa meledak dimasa yang akan datang.

Mereka melakukan kencan seperti kekasih normal lainnya, melupakan beban bahwa Jungkook menjadi pewaris tunggal yang dia sendiri tidak menginginkan jabatan itu, sedangkan Hyeri lupa dengan penyakitnya yang sewaktu-waktu merenggut hidupnya kapan saja, kematian yang membuatnya tidak bisa mengucapkan selamat tinggal. Mereka lupa tentang semua yang menjadi beban.

Jungkook berjalan disamping Hyeri, menyesuri taman yang begitu indah, dengan kelap kelip lampu yang ingin menyamai sinar bintang-bintang dilangit gelap. Nampak binar kebahagiaan di mata Hyeri, dia sangat menikmati malam ini, tidak menyangka bisa menikmatinya dengan seorang lelaki seperti Jungkook.

Ketika Hyeri masih asyik memutari lampu-lampu, melepaskan pegangan Jungkook. Wanita itu menari dengan malam dan angin menjadi musiknya. Tiba-tiba Jungkook melingkarkan lengannya dipinggul ramping Hyeri.

Mata wanita itu terbelalak, namun ia tidak berontak. Hyeri sangat menikmati kedekatan ini.

"Aku mencintaimu." Bisik lembut Jungkook ditelinga Hyeri.

"Apa ini sebuah pengakuan?" Tanya Hyeri tersenyum menyeringai.

"Aku menemuka sesuatu yang hilang, sesuatu itu adalah dirimu." Ungkap Jungkook.

"Aku lebih mencintaimu." Ucap Hyeri.

Dalam jarak dekat seperti ini, Jungkook mendekatkan tubuh wanita itu, seakan ingin melekatkannya. Dia ingin mencium bibir merah muda wanita itu.

"Jangan!" Dengan sergap Hyeri menolak.

"Kenapa?"

"Apa kau lupa? Bahwa aku memiliki penyakit HIV!" Berat Hyeri mengatakan kebenaran.

"Kata dokter, penyakit HIV tidak ditularkan dari kita bersentuhan, bukan karena air liur ataupun darah, melainkan hubungan intim. Jadi...." Jungkook memegang lembut rahang Hyeri, mencium bibirnya lembut.

"Mencium seperti ini tidak akan tertular.." Jungkook menciumnya dan melepasnya, berulang-ulang untuk menjelaskan bahwa dia baik-baik saja, dia tidak akan tertular dengan penyakit HIV hanya karena berciuman.

Hyeri menarik jas abu-abu Jungkook, lalu menahammya ketika bibir mereka saling bertemu, menikmati ciuman itu tanpa peduli dengan orang-orang disekitar. Malam benar benar memihak pada mereka.

Setelah melakukan kencan, Hyeri nampak kelelahan, Jungkook dibantu 2 suster yang mengikuti dari kejauhan, memeriksa keadaan Hyeri yang berwajah pucat. Jungkook memutuskan kembali kerumah sakit. Hyeri berkali-kali meminta maaf karena penyakitnya mengacaukan kencan pertama mereka. Karena mendadak seperti ini, menyadarkan Hyeri bahwa dirinya tidak pantas untuk Jungkook. Dia tidak memiliki waktu yang banyak untuk menemani Jungkook, ia tidak ingin Jungkook merasa kesepian setelah kepergiannya, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Wajah Hyeri semakin pucat bahkan tangannya mulai dingin. Dokter memeriksa keadaan Hyeri dan ia keluar dengan wajah yang tidak memuaskan. Jungkook meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Meski itu bukan kenyataannya.

"Ajak aku melihat bintang!" Pinta Hyeri berbisik.

"Tapi kau perlu istirahat."

"Aku ingin melihat bintang bersamu, sebelum aku akan menjadi bintang dilangit."

Diujung mata lelaki itu terdapat air mata yang berusaha ia pertahankan. Ucapan Hyeri seakan dia akan pergi meninggalkan Jungkook.

"Aku mohon!" Hyeri memelas.

Jungkook menggendong tubuh Hyeri, terasa ringan. Ia melewati beberapa suster dan dokter, mereka nampak murung, merunduk menyembunyikan air mata, seolah akan ada kematian yang menyambut rumah sakit.

Jungkook sudah menyiapkan acara diatap rumah sakit, sebuah tenda, api unggun, beberapa cemilan, dan ada selimut beserta bantal. Namun karena kondisi Hyeri, dia mengurungkannya. Karena Hyeri memohon, Jungkook tak kuasa menolaknya.

Jungkook memeluk Hyeri dengan tubuh setengah berbaring. Memakai selimut bersama, malam ini terasa dingin. Jungkook memenuhi permintaan kekasihnya.

"Apa kau percaya bahwa eomma dan appa-mu telah menjadi bintang?"
Jungkook menggeleng.

"Aku percaya. Paman selalu bilang kalau putrinya yang telah meninggal beberapa tahun lalu, telah menjadi bintang dilangit. Mereka hidup dan bisa melihat kita. Tapi terkadang kita tidak bisa melihat mereka karena kita hanya mengingat kepergian dan kesedihan." Lanjut Hyeri. Nafasnya terdengar berat dan lambat.

"Suatu saat nanti aku telah menjadi bintang, bertemu dengan eomma dan appa-mu disana. Apa kau ingin memiliki pesan untuk mereka?"

Jungkook menggeleng lagi. Dia tidak dapat berkata, hanya mendengarkan. Pipinya telah dibasahi air mata.

"Bisakah kau merelakan aku pergi? Merelakan langit membawaku?" Hyeri memohon.

Jungkook menggeleng kuat berulang-ulang, berharap takdir bisa mengubahnya.

"Jungkook jangan menangis. Jeon Jungkook Saranghae." Setelah Hyeri menyentuh dagu lelaki itu. Tangannya melemah, terjatuh. Memecah keheningan malam dengan tangisan Jungkook.

"Hyeri!!!!" Jungkook berteriak memanggil wanita itu, berharap jiwanya kembali. Namun kini dia telah menuju langit

Bersambung

Ini hanya imajinasi liarku yaah . Tidak ada sangkut pautnya sama Mereka yang bersangkutan . Selamat datang di Semsesta yang aku singgahi, semesta yang aku tuangkan melalui tulisan. Panggil saja aku Melan(kolis) lebih menyukai senja, karena senja aku bisa melihat dia yang ada dikorea selatan Jeon Jungkook (Ya Allah halunya aku🤣🤭)

(ya elah perkenalannya baru skarang)🤦‍♀️

 (ya elah perkenalannya baru skarang)🤦‍♀️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Back To The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang