Ha-Ji-Won

172 12 2
                                    

Jiwon masih berada di pelukan Taehyung dengan pipi basah karena butiran air mata yang tak tahu mengapa menetes setiap kali menatap Jiwon.

Tindakan bodoh yang dilakukan Jiwon untuk mengakhiri hidupnya, di halangi oleh Taehyung. Sama seperti misinya untuk melakukan penyelamatan pada Jungkook. Kali ini, Taehyung merasa berbeda. Seakan ia mendapatkan kesedihan yang mendalam setiap kali melihat Jiwon dengan sorot mata yang putus asa.

"Apa kau sudah gila? Hah!" Teriak Taehyung setelah beberapa saat lalu hanya beradu pandang penuh kekosongan. Dia melepaskan pelukannya.

Jiwon tak bereaksi.

"Apa kau manusia bodoh seperti manusia di sebrang sana?" Suara Taehyung cukup nyaring sehingga Jungkook mendengar ucapannya, merasa kesal. Ingin sekali ia membalas. Sayang, waktunya tidak tepat. Tanpa berbicara apa-apa, Jungkook masuk kedalam mobilnya, meninggalkan Taehyung begitu saja.

Kali ini Jiwon menangis.

"Malah menangis."  kesal Taehyung melihat air mata Jiwon. Setiap tetesan air mata wanita itu seakan ada panah menyerang dirinya, ujung panah tak segan menusuk ke kulit dan mencabik tanpa ampun.

"Hentikan Jiwon!" Teriakan itu membuat Jiwon mengangkat kepalanya. Kedua tangannya perlahan  mencari wajah seseorang di hadapannya. Dia berhasil mendapatkan wajah itu setelah sang empunya merasa bahwa wanita itu menginginkan menyentuh wajahnya.

Tangisan itu semakin menjadi-jadi setelah membelai lembut guratan wajah Taehyung. Sepertinya Ji won ditakdirkan menjadi manusia memiliki cadangan air mata yang cukup banyak, dia tidak berhenti meneteskan air matanya, bahkan kini ia menangis dengan sempurna di pelukan Taehyung.

"Siapa dirimu? Berani sekali datang dan pergi begitu saja." Jiwon berkali-kali memukul dada bidan Taehyung yang masih terdiam.

"Bahkan aku tidak tahu siapa diriku." Taehyung hanya mematung merasakan sesuatu yang basah. Kini hujan membasahi mereka. Hujan karena Taehyung menangis.

****

Di apartemen kecil dan sederhana di pinggiran kota Seoul inilah tempat tinggal Jiwon. Kecil tapi cukup untuk dia tinggali seorang diri. Dapur, kamar mandi dan tempat tidur semua berukuran kecil. Meski begitu Jiwon menata barang-barangnya sangat rapi sehingga terlihat nyaman, apalagi disetiap dinding terdapat lukisan yang hampir menutupi dinding apartemennya. Kebanyak lukisan itu bergambar lelaki, sketsa berwarna gelap. Mata Taehyung berbinar kagum, lukisan hitam putih yang dihasilkan sangat menakjubkan, bahkan Taehyung merasa betah jika berlama-lama di tempat kecil seperti ini, tempat yang menurutnya tidak asing. Namun, dia sulit untuk mengingatnya, mencari masa lalunya yang mungkin saja ada.

Jiwon keluar dari kamar mandi, mengganti pakaian kering. Menggosok-gosokkan rambut dengan handuk berwarna merah muda. Langkahnya lihai berjalan menuju lemari pakaian, dia mengambil baju dan celana panjang untuk diberikan pada Taehyung. Tanpa suara, Taehyung menerimanya lalu masuk kedalam kamar mandi, dia bisa saja menggunakan kekuatannya untuk berganti baju di depan Jiwon, bukankah wanita itu buta? jadi tidak ada efeknya, baik dia memakai kekuatannya ataupun mengganti bajunya di depan wanita itu. Saat ini, Taehyung merasa dirinya menjadi layaknya manusia.

Jiwon membuat makanan sebisanya, ramen dan minuman hangat. Ruangan kecil begitu hening, hanya suara-suara yang dihasilkan dari Jiwon yang tengah sibuk. Hanya beberapa menit ia meletakkan minuman hangat di meja lalu menunggu ramen matang.

Tepat disaat Taehyung keluar kamar mandi ada seorang gadis berusia 12 tahun masuk.

"Eonnie, ibu menyuruhku memberikan ini un......" Tiba-tiba mulut gadis itu terbungkam melihat Taehyung. Dia langsung menangkap tubuh lelaki itu.

"0ppa, aku senang kau kembali." Gadis itu adalah anak tetangga yang selalu datang ke apartemen Jiwon. Ibunya selalu menyuruh gadis itu mengirim makanan atau kue untuk Jiwon, menganggapnya sebagai eonnie (kakak perempuan).

Gadis itu, Taeri sangat dekat dengan Jiwon, sehingga ia tahu kisah cinta antara Jiwon dengan kekasih yang mirip dengan lelaki itu. Sebuah perpisahan tanpa ada kejelasan, itu yang dia tahu padahal Jiwon menyembunyikan kebenaran lainnya.

"Apakah kita saling mengenal?" Tanya Taehyung canggung.

Jiwon menghampiri Taeri, ia tahu bahwa gadis itu pasti sudah menangkap tubuh Taehyung, memeluknya seperti yang biasa dilakukan sebelumnya, sebelum kekasihnya pergi entah kemana.

"Lepasan Taeri, dia bukan orang itu." Jiwon meraih lengan Taeri dan berhasil menjauhkan Taeri dari lelaki itu.

"Namun eonnie, dia seperti Taehyung oppa. Aku tahu eonnie pasti bisa menemukannya."

"Kau mengenalku?" Taehyung menyela.

"Katakan bahwa kau adalah kekasih eonnie, kau datang kesini untuk menemui eonnie, kan?" Taeri seolah mencari penjelasan dari lelaki yang tak tahu apa-apa.

"Dengar Taeri, dia bukan Taehyung yang kita maksud."

"Tapi eonnie,,,, dia sangat mirip."

"Taehyung sudah meninggal di persimpangan jalan 2 tahun lalu!" Bentak Jiwon menghentikan perdebatan. Dadanya terasa sesak mengatakan kebenaran bahwa kekasihnya sudah meninggal 2 tahun yang lalu, tepat di posisi Jiwon berusaha bunuh diri tadi, disana-lah ia menyaksikan kekasihnya tiada. Seorang yang teramat ia cintai itu mirip dengan Taehyung. Ternyata sentuhan wajahnya benar-benar lihai menebak garis wajah seseorang, mengenali seseorang dengan mudah hanya menyentuh wajahnya. Kali ini Taeri juga melihat lelaki itu dan menjelaskan betapa miripnya Taehyung dengan kekasih Ji won yang tiada.

"Taeri, tolong jangan katakan ini pada ibumu." Pinta Jiwon.

Taeri mengangguk.

"Kalau begitu, pergilah!" Suruhnya, dia tidak mau Taeri semakin membebani dirinya dengan segala pertanyaan tentang Taehyung, karena dirinya juga tidak mengenal siapa lelaki itu.

"Sebelum pergi, aku mau bertanya pada orang itu." Taeri masih bersih keras untuk mengetahui lelaki itu. Taeri tidak tahu bahwa kekasih Jiwon sudah tiada, kematian ini dirahasiakan lantaran Taeri sangat menyayangi kekasih Jiwon yang sudah ia anggap sebagai kakaknya.

"Namamu siapa? Mengapa kau datang kesini?"

"Aku Taehyung. Aku...." Taehyung tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi, tidak mudah menjelaskan bahwa dia menyelamatkan Jiwon yang hampir bunuh diri.

"Jika kau datang kesini untuk menyakiti eonnie, lebih baik kau pergi saja dari sini." Sebuah peringatan. Dia menganggap bahwa kekasih Jiwon yang memiliki nama dan wajah yang sama seperti lelaki itu. Taehyung kekasih yang pergi meninggalkan luka, kini datang lagi membawa luka baru.

"Aku tahu kau sangat menyayangi Taehyung oppa, bisakah kau merelakan dia pergi? Dia sudah menjadi penghuni langit sekarang." Jiwon mengelus punggung tangan Taeri yang sudah sembab. Baru kali ini Taeri tahu alasan kepergian Oppa yang dia sayangi. Setelah melihat Taehyung, Taeri merasa bahwa apa yang diucapkan Jiwon hanya kamuflase yang dibuat Jiwon karena hatinya merasa tersakiti atas kepergian kekasihnya.

Sebelum pergi, mereka saling berpelukan. Hingga akhirnya Taeri pergi, tersisa Jiwon dan Taehyung  di ruangan yang sudah hening sedari awal. Ramen yang sudah matang kini mengembang karena tak tersentuh.

Baik Taehyung maupun Jiwon enggan bersuara, walau Taehyung teramat ingin mengatakan perihal kekasih Jiwon, dia merasa bahwa yang di maksud adalah dirinya.

"Penghuni langit?" Lirih Taehyung, biasanya dia yang mengatakan kata itu pada Jungkook. Kini ia mendengar kata itu dari Jiwon.

*****

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen
Thank you

Back To The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang