Pertemuan

173 13 2
                                    

Hampir 1 jam Jungkook mengemudi dengan perasaan kesal karena keputusannya untuk membiarkan lelaki yang duduk disampingnya diam membuatnya berada didalam kesulitannya sendiri. Bagaimana tidak, seseorang yang sedari tadi hanya melamun menatap luar jendela tanpa memberikan arahan kemana tujuan mereka, hanya diam saja. Jika ditanya jawabannya selalu sama. "Terus saja!" Suruh Taehyung seenaknya tanpa tahu perasaan Jungkook yang kesal karena dia merasa seperti supir pribadinya.

Awalnya, Jungkook merasa kasihan pada Taehyung yang merenung setelah melihat wanita misterius di taman kota waktu itu, tapi bukan karena mendapatkan respect dan Jungkook merasa Taehyung bukanlah kawan yang buruk, tetapi dugaannya salah, Taehyung malah membuat  Jungkook emosi semakin menjadi-jadi.

Saat Jungkook menepikan mobil ke pom bensin, Taehyung menyuruhnya terus padahal panah kecil menunjukkan tanda bahwa bensin akan habis. Hanya sekali ayunan membuat bibir Jungkook bungkam melihat spidometer menunjukkan bensinnya penuh.

"Jika kau bisa melakukan ini, kenapa kau tidak terbang saja?" Jungkook berteriak, reaksi Taehyung sangat santai dan memikirkan sesuatu. Hanya memberi isyarat agar Jungkook tidak berbicara.

Lelaki itu memikirkan ungkapan Jungkook perihal kehidupannya sebelumnya. Menimbulkan pertanyaan yang sama berulang-ulang, apakah sebelumnya dia manusia? Apakah dia meninggal? Apakah dia meninggalkan seseorang? Jika benar iya, wanita misterius itu sepertinya ada kaitannya dengan masa lalu Taehyung. Tapi ada keraguan, jika apa yang diucapkan Jungkook hanya sekedar menggodanya, balas dendam karena dia sering menggoda Jungkook. Apakah benar yang diucapkan Jungkook? Apakah wanita itu menjadi manusia yang menderita atas kepergiannya? Semua itu berputar di kepala Taehyung, membuatnya ingin menyingkirkan pernyataan-pernyataan yang membuatnya hilang kewarasannya.

"Aku lapar dan haus. Aku mau beli minuman." Perlahan Jungkook bersiap untuk memarkirkan mobilnya. Secara tiba-tiba mobil melaju cepat, tidak jadi berhenti didepan supermarket. Perbuatan itu tidak lain karena kekuatan Taehyung. Dia tidak bisa diganggu gugat ketika dalam mengulas balik masa lalunya.

"Sialan!" Jungkook bersiap memuntahkan emosinya yang sedari tadi meluap-luap di otaknya.

"Diamlah!!" Bentak Taehyung membuat Jungkook terkejut dan jujur saja, dia takut melihat ekspresi Taehyung yang mendadak seperti iblis yang siap menguliti tubuh orang yang di sampingnya. Baru kali ini, Taehyung marah semarah-marahnya karena mengusik ingatannya. Sebenarnya, saat menjadi penghuni langit, Taehyung tidak sensitif seperti ini. Sepertinya ada sesuatu yang memanas di dadanya, sesuatu yang bisa meledak.

"Berhenti!" Teriak Taehyung.

Antara efek terkejut, Jungkook menginjak remnya, untung jalanan sepi sehingga tidak ada kecelakaan atau semacamnya karena rem mendadak.

Jungkook ingin mengumpat, meledakkan emosinya, kali ini apa yang dilakukan Taehyung benar-benar tidak waras,  walau dirinya sempat berniat untuk bunuh diri tapi tidak sekonyol ini. Tidak mendadak seperti ini. Lelaki itu benar-benar bisa membuat Jungkook terbunuh tanpa dia berupaya bunuh diri.

Tatapan sendu Taehyung melihat kearah luar, membuka pintu mobil dan tertegun mendapati seorang wanita yang misterius itu berada di sebrang jalan. Pandangan wanita itu kosong, karena buta dan kesedihan yang menumpuk di dadanya. Ji won, wanita misterius itu, wanita buta yang membuat Taehyung berubah. Gelisah seperti manusia.

Taehyung hanya berdiri melihat Ji won yang kini meneteskan air matanya, seolah ia mengingat sesuatu yang menyakitkan, sesuatu yang mengoyak batinnya untuk menunjukkan kelemahan sejatinya. Tangisan Ji won yang semakin meraung di sebrang jalan sana membuat sayatan di hati Taehyung, seperti ada pasukan panah yang menembus dadanya. Di sudut mata lelaki itu terdapat butiran yang bersiap untuk terjun.

Pada saat bersamaan Jungkook yang sudah ada di luar mobil, melihat Taehyung dengan Ji won. Penasaran dengan apa yang terjadi di antara mereka. Dia merasa ada sesuatu, takdir belum menunjukkan kebenarannya. Alasan Taehyung untuk kembali ke bumi, bukan hanya untuk dirinya semata yang selalu mengatakan 'menyelamatkan', sepertinya Taehyung tengah melakukan penyelamatan lain yaitu Ji won dan penyelamatan dirinya sendiri.

Dari sisi kanan, ada sebuah truk besar dengan kecepatan tinggi mendekati Ji won, meski wanita itu buta, pendengarannya kuat tapi langkah Ji won menuruni pembatas jalan, berjalan dengan sangat putus asa. Lunglai dan keinginan untuk melakukan sesuatu untuk mengakhiri hidupnya.

"Taehyung-ah, dia ingin..." Jungkook tidak bisa melanjutkan ucapannya, truk itu mendekat sangat cepat. Lelaki itu memejamkan mata dan menutup telinganya. Tidak kuat melihat kejadian mengerikan yang siap di tangkap oleh penglihatannya. Setelah beberapa detik terdengar truk itu menjuh, tidak ada benturan, teriak atau semacamnya. Semua terdengar tidak terjadi apa-apa. Perlahan Jungkook membuka matanya, melepaskan kedua tangan yang menahan telinganya. Langit tiba-tiba mendung dengan butiran lembut mulai berjatuhan. Sepasang matanya melihat Taehyung dengan kekuatan berjalan cepat mungkin saja terbang dengan sayapnya atau bisa menghilang secara tiba-tiba seperti yang dilakukan, Jungkook tidak tahu pasti apa yang dilakukan Taehyung sehingga berhasil menarik tubuh Ji won yang saat ini berada dipelukannya.

"Taehyung sedang menangis." Ucap Jungkook membuka telapak tangan untuk menadahkan air hujan.

Ketahuilah, pada saat itulah Jungkook merasakan kesedihan yang dialami Taehyung.

Aku ingin kalian merasa kesedihannya.

Sebagai penulis, hal yang perlu diperhatikan selain alur, cara penyampaian cerita, tokoh dan lain2nya. Hal penting lainnya adalah membuat pembaca menerima pesan yang disampaikan sang penulis. Jika sedih, pembaca akan merasakan kesediham yang berkecamuk, jika bahagia pembaca akan merasa tersenyum.

Aku selau bilang,
"Aku harap kalian suka." Karena perasaan pembaca lebih berpengaruh apalagi saat kalian memberi apresiasi sang penulis dengan VOTE, KOMEN apalagi share cerita ini.

Thank you udah menjadi sobat melan (untuk reader aku)

Back To The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang