The Plan

92 4 0
                                    

Matahari menampakkan sinarnya setelah seharian menyinari sisi bumi lainnya. Sinar yang menembus gorden berwarna perak membangunkan insan yang masih enggan terbangun. Udara dingin pagi menyapa, bukan membangunkan malah semakin kuat menarik selimut untuk kembali terbenam dalam mimpi.

Sebenarnya Jungkook ingin melanjutkan tidurnya, jika saja tidak mengingat hari ini ada pertemuan penting dengan beberapa klien dan pertemuan dengan orang-orang yang sudah di rencanakan.

Waktu pukul 7, masih terlalu pagi bagi Jungkook terbangun, terlebih jadwal yang sudah direncanakan pukul 9. Masih ada 2 jam untuk kembali tidur, iya setidaknya kembali tidur satu jam. Sayangnya, Jungkook lebih memilih terbangun dan berjalan ke kamar mandi, membersihkan muka dan mandi sekalian.

Bukan mengapa, karena pertemuan kali ini sangat penting. Ini termasuk rencana yang harus di jalankan untuk mencapai suatu kesepakatan. Orang-orang yang terlibat di dalamnya belum diberi tau, orang yang bersangkutan belum ada persiapan maka sebab itu dia terbangun lebih awal.

Usai mandi, Jungkook memakai setelan jas berwarna Maroon. Meski pertemuan berada di rumah, dia harus menjaga wibawa dan penampilannya di depan klien. Semua terlihat rapi, butuh waktu hampir 45 menit Jungkook menyiapkan diri. Langkahnya keluar dari kamar, sudah tercium aroma kafein dan beberapa masakan yang di siapkan untuk sarapan, tanda semua sudah siap.

Tanpa perlu Jungkook memeriksa, langkahnya berlanjut melewati dapur menuju ke kamar Taehyung, dia mengetuk pelan pintu. Sangat pelan, takut jika membangunkan Jiwon yang tidur tepat di sebelah kamar Taehyung.

Beberapa detik berlalu, tak ada jawaban. Jungkook mengetuk sangat pelan bahkan memanggil seperti berbisik.

"Taehyungie... Bangunlah!" Katanya.

Suara ganggang pintu berputar, pintu lainnya terbuka menunjukkan Taehyung dan Jiwon yang sepertinya tidur bersama.

"Astaga!" Jungkook menganga melihat kelakuan Taehyung yang sudah berani tidur bersama Jiwon.

"Sudah jangan berpikir yang macam-macam. Kenapa kau membangunkan kami?" Taehyung merasa terusik.

"Berani sekali kau berkata seperti itu di rumahku. Eh," Kembali Jungkook membungkam mulutnya mengingat ada Jiwon, dia tidak ingin perkataannya menyinggung perasaan wanita itu. Jungkook mengurungkan niatnya untuk mengumpat.

"Gaya bicaramu seolah kalian sudah menikah dan bulan madu." Lanjut Jungkook bernapas lega tidak asal ceplas-ceplos.

"Maafkan kami, bukan Taehyung yang meminta untuk tidur bersama. Tapi aku, aku hanya tidak ingin dia pergi lagi." Aku Jiwon.

"Lagi?" Jungkook menatap selidik.

"Oh, jadi si brengsek ini kekasihmu? Maaf kasar." Jungkook senang sekali jika berpura-pura keceplosan mengatakan bahwa Taehyung adalah si brengsek karena pertemuan yang sangat memuakan. Dan dengan cerdik Jungkook meminta maaf agar Jiwon tidak tersinggung.

Saat ini yang di pikirkan Jungkook perasaan Jiwon. Karena jika Jiwon merasa bahagia maka Jungkook bisa bertemu lagi dengan Hyeri.

"Dasar kau," Taehyung terlihat geram, ingin jitak kepala Jungkook tapi di halangi Jiwon, seakan Jiwon tau apa yang akan di perbuat Taehyung.

"Sudah hentikan!" Lembut Jiwon mengendalikan Taehyung, "Maaf jika kau terganggu, sekali lagi maaf."

"Tidak apa-apa kakak ipar, setidaknya ijinkan aku mengatai Taehyung sepuasnya. Itu sudah cukup buatku senang, asal kau jangan tersinggung." Suatu permintaan aneh dari jungkook yang memanggil Jiwon sebagai Kakak Ipar.

Jiwon tertawa kecil.
"Kau boleh mengatai apapun. Aku senang melihat kalian bertengkar seperti anak kecil."

"Kenapa kau malah bela Jungkook?" Taehyung tidak terima.

Back To The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang