"Aaaahhhh!!" Jeritan itu memecah keheningan malam di sebuah villa.
Sosok lelaki bertubuh tinggi dan atletis mendorong tubuh gadis mungil yang terlihat lunglai.
"Hh-hentikan." Air mata mulai mengalir di pipi mulus gadis itu, ketika melihat lelaki di depannya membuka tali pinggang dan celana jeansnya, melemparnya sembarang ke sudut kamar. Sedangkan blouse gadis itu telah dirobek sejak tadi, mempertontonkan bahu dan dadanya yang mulus.
Senyum sang gadis yang sejak pagi sangat sumringah telah hilang digantikan dengan wajah kebingungan.
Lelaki di hadapannya menahan kedua tangan gadis itu dengan keras, gadis itu meronta, seluruh tubuhnya digerakkan.
"T-tolongg ... Ba-bang Alv ... jangan ...."
"Nikmati saja, Mischa." Alvito berbisik tanpa mempedulikan rintih adiknya.
"B-bang Alv."
Mischa, gadis itu memucat, ah, dia bukan lagi gadis sekarang. Kesuciannya yang dia jaga untuk diserahkan pada suaminya kelak direnggut abangnya sendiri. Ya! Abangnya sejak lima tahun yang lalu, ketika mama Mischa menikah dengan papanya.
Alvito tersenyum, menyeringai jahat, wajah yang tak pernah dia tunjukkan sebelumnya. Alvito selalu menjadi sosok abang yang baik, perhatian dan penuh kasih sayang. Mischa gemetar saat tubuh atletis Alvito jatuh ke tubuhnya. Air mata Mischa mengalir lagi, menangisi nasibnya, menangisi kenapa dia begitu lemah karena tak bisa melawan abangnya itu saat dia merenggut miliknya yang berharga.
"Kamu suka sayang?" ejek Alvito saat melihat air mata Mischa mulai mengering, lelah teramat sangat karena terus menangis.
"Kau gila! Brengsek! Aku akan membunuhmu. Le---" Mischa menjerit dengan sisa kekuatannya.
Tapi, mulut Alvito membungkam bibir mungil pink milik Mischa, tangannya mencengkeram lengan Mischa keras. Mischa berusaha untuk menolak.
"Nikmati saja Mischa, kamu akan menyukainya." Kalimat itu lagi. Alvito sangat percaya diri.
Aroma maskulin lelaki itu yang biasanya dia sukai tercium, aroma woody, tubuh lelaki itu berkeringat, licin menempel pada Mischa. Sementara Alvito terus membujuk Mischa melakukan hubungan terlarang.
Mischa merasakan sekelilingnya gelap, sakit ... sangat sakit memang tubuhnya saat ini, tapi hatinya lebih sakit, karena pengkhianatan abangnya itu. Abang lemah lembut dan selalu menyayanginya berubah menjadi iblis malam ini.
Oh ... bagaimana Mischa bisa tahu kalau Alvito mengajaknya pergi ke villa orang tua mereka berdua untuk melakukan hal ini padanya?
Mischa begitu gembira karena Alvito mengajaknya liburan di sela-sela libur kuliahnya.
Alvito mengusap pipi Mischa yang basah, sedetik ada perasaan bersalah di hatinya karena apa yang telah dia lakukan.
Tidak! Aku tidak boleh merasa bersalah, batin Alvito.
Ini hukuman buat jalang kecil ini dan mamanya yang telah membuat orang tuanya bercerai.
Alvito membersihkan sisa-sisa dosanya dengan kaos yang tadi dia lemparkan ke lantai. Tubuh Mischa terbaring tak berdaya. Ah, dia memang cantik, tubuhnya secara menyeluruh baru kali ini Alvito lihat, sangat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Your Smiles (END)
RomanceDalam satu malam hidup Mischa hancur, ya itu karena abangnya. Abangnya sejak 5 tahun yang lalu. Mischa tidak tahu apa yang membuatnya menjadi iblis seperti itu. Lelaki itu berkata mencintainya, membuat Mischa yang bodoh akhirnya larut dalam pesonany...