Mischa membalas pesan-pesan dari Alvito sambil tersenyum.
"Hei!" Suara Olive mengejutkannya. Ah Mischa lupa dia sedang berada di kamar Olive. Rumah Olive dekat dengan kampus, jadi kalau ada matkul yang agak berjauhan. Mischa akan menghabiskan waktu di sana.
"Chat sama siapa sih, gembira banget."
Mischa tersenyum. Susah juga ternyata memiliki hubungan seperti ini. Harus berahasia dan bungkam, padahal Mischa tipe orang yang terbuka.
"Eh Misc tau nggak?" Olive menyebut salah satu cewek di kampus. Mischa mengenalnya. "Katanya dia jualan."
"Jualan?"
"Jual diri gitu."
"Serius?" Mata Mischa terbelalak.
"Aku sih udah lama curiga, ketebak aja dari badannya dia pasti udah nggak virgin."
Mischa menelan salivanya. "Memang apa bedanya kalau cewek virgin sama nggak?"
"Katanya sih beda."
"No comment."
"Kalau ngelakuin sama pacar sih masih mendingan kali ya, kalo sama si ini si itu. Kayak geli. Nggak jijik apa?"
"Mmpph iya." Mischa berdebar.
"Eh kita sih pada jomlo, jadi nggak tau apa rasanya begituan." Olive tertawa.
"Nghh...iya..iya.." Mischa berusaha menenangkan diri.
"Misc, kalau punya pacar yang sangat-sangat kamu suka, kamu mau diajak begituan?" tanya Olive.
"Kenapa sih bahas soal ini?" Mischa berusaha menutupi debaran jantungnya yang kencang.
"Kenapa? Biasanya juga nggak masalah."
Iya sih Mischa dan Olive beberapa kali pernah membahas hal-hal itu. Dulu.
"Nggaak...nggak tau juga, sih."
"Jadi ada kemungkinan." Olive manggut-manggut.
"Ke-kenapa ada kemungkinan?"
"Karena kamu jawab nggak tau. Jadi bisa saja kamu tergoda." Olive terkikik. "Kalau misalkan kamu mikir nggak, pasti jawabnya 'Ya enggaklah'."
"Oohh." Mischa mulai pusing.
"Menyebalkan menurutku."
"Apanya?"
"Kalau cowok doyan tidur sama perempuan, doyan celup sana sini dia akan disebut pejantan, coba kalo cewek pasti dibilang murahan."
"Tapi aku juga jijik kalo cowok suka main sana sini," sahut Mischa cepat.
"Kita, kan, nggak tau? Lha, cowok masih perjaka atau nggak juga, kita nggak bisa tau. Beda sama cewek."
"Yang penting kejujuran."
"Maksudnya?"
"Ya, semisal dia sudah nggak perjaka, tapi ngaku perjaka berarti dia bohong. Mungkin dia bisa menipu kita tapi dia juga menipu dirinya sendiri."
"Iya, sih. Tapi tetap nggak adil."
"Hidup kadang nggak adil." Mischa tertawa.
"Katanya kalau udah ngerasain sekali, bakal ketagihan. Memang bisa gitu, ya? Aku penasaran." Olive masih melanjutkan pembahasan.
Mischa teringat kata-kata Bang Alv, kalau sudah merasakan kepengen terus. Hiii ... dia juga. Dia juga sudah menggila, otaknya sering ber-fantasy liar sekarang. Bahkan saat mendengar materi dosen kadang Mischa melamun, memikirkan kemesraan dengan Alvito.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Your Smiles (END)
RomanceDalam satu malam hidup Mischa hancur, ya itu karena abangnya. Abangnya sejak 5 tahun yang lalu. Mischa tidak tahu apa yang membuatnya menjadi iblis seperti itu. Lelaki itu berkata mencintainya, membuat Mischa yang bodoh akhirnya larut dalam pesonany...