Gadis kecil yang berusia 3 tahun itu, kini terlihat sedang sibuk melepas dan menempelkan stiker berbentuk karakter kartun kesukaannya. Ya, gadis kecil itu bernama Park Jian, putri kesayangan Park Jimin. Bibir kecilnya yang mengerucut lucu, menunjukkan bahwa Jian tengah fokus dengan kegiatannya. Setelah selesai membersihkan semangku strawberry, Jimin segera menghampiri Jian dan mulai bergabung dengan aktivitas anaknya.
"Jian sedang apa?" sapa Jimin sambil mengusap sayang kepala Jian.
"Memindahkan pororo ke buku tulis Jian," jawab Jian yang masih serius dengan kegiatannya
"Ayah boleh membantu Jian menempelkan stikernya?" tawar Jimin.
Jian mengangguk sebagai tanggapan,
"Ayah menempel yang gambar dooly saja, yang pororo itu bagian Jian." timpal Jian yang saat ini sudah memakan strawberry yang dibawa Jimin tadi."Siap tuan putri," canda Jimin. "Bagaimana rasanya? Apakah enak?" tanya Jimin melanjutkan percakapan.
Jian mengangguk antusias,
"Sangat enak, rasanya segar setelah memakan ini. Ayah mau?" tanya Jian dengan tangan yang sudah terulur ingin menyuapi Jimin."Wuah, terimakasih." kata Jimin sambil menerima suapan dari Jian. "Emh~ benar rasanya sangat enak."
Kegiatan bermain stiker disertai memakan strawberry tersebut terus berlanjut hingga strawberry yang ada di mangkuk habis.
Karena jam juga sudah menunjukkan waktu yang cukup malam, akhirnya Jimin mengajak Jian menyudahi kegiatan mereka. Jimin harus memastikan bahwa Jian memiliki waktu tidur yang cukup.
Selanjutnya Jimin segera menngajak Jian menuju ke kamar mandi. Melakukan rutinitas sebelum tidur yaitu menggosok gigi serta mencuci tangan dan kakinya.
Saat tiba di kamar mandi, Jian segera menaiki kursi kecil yang sudah disediakan Jimin. Hal ini agar Jian bisa menyamakan tingginya dengan wastafel dan lebih mudah untuk melakukan aktivitasnya. Tanpa Jimin suruh, Jian segera mengambil sikat giginya yang memiliki pegangan dengan karakter pororo. Jian juga dengan terampil menempelkan pasta gigi di ujung sikat giginya. Selanjutnya tanpa perlu arahan dari Jimin, Jian segera menggosok giginya.
"Seperti ini kan Ayah?" tanya Jian dengan menunjukkan caranya menggosok gigi.
"Benar sekali, Jian memang pandai." jawab Jimin sambil tersenyum.
Sela beberapa menit, Jian sudah selesai melakukan rutinitas malamnya.
"Nah, sudah selesai. Saatnya pergi ke kamar." kata Jimin sambil mengangkat Jian dan menggendong Jian menuju ke kamarnya.
.
Jimin segera membantu Jian mengganti baju tidurnya. Yang kemudian dilanjutkan dengan melepas ikatan pada rambut Jian, menggerai rambut sebahu Jian dengan menyisir pelan.
Jian tampak menggemaskan menggunakan dress tidur berwarna biru muda itu, Jimin bahkan sempat mencubit gemas pipi chubby Jian dan ditanggapi Jian dengan kekehan.
Jian kemudian segera berlari ke arah kasur dan segera menenggalamkan tubuhnya pada selimut tebal miliknya. Jimin yang baru saja meletakkan sisir pada meja kecil di kamar tersebut segera menghampiri Jian.
"Oh? Dimana ya Jian?" tanya Jimin yang kini tengah menanggapi candaan dari gadis kecilnya.
"Apakah Jian bersembunyi di bawah selimut?" tanya Jimin namun tidak mendapatkan jawaban dari Jian. Ia harus diam saat sedang bersembunyi, agar tidak ketahuan. Jimin dengan gerakan pelan segara merangkak ke kasur dan mencoba menggapai Jian. Jian sempat terkejut, namun selanjutnya gadis kecil itu segera terkekeh karna merasa hal ini menyenangkan.
Jimin segera mengangkat tubuh kecil Jian ke pengakuannya. Sambil bernyanyi pelan Jimin memakaikan kaos kaki, memastikan bahwa Jian dapat tidur dalam keadaan hangat.
"Ayah, malam ini Jian ingin dinyanyikan saja. Tidak ingin mendengarkan cerita dongeng." pinta Jian yang mulai memposisikan tubuhnya untuk siap tidur.
"Jian ingin mendengarkan Ayah bernyanyi?" tanya Jimin sambil membenarkan letak selimut Jian.
Jian mengangguk.
Setelahnya Jimin segera memposisikan tubuhnya untuk setengah berbaring. Ia menyanyikan lagu pengantar tidur untuk Jian, sesekali tangannya mencoba mengusap pelan kepala Jian agar gadis kecilnya segera terlelap. Tidak butuh lama, Jian sudah menuju ke dunia mimpinya, bahkan tangan Jian yang awalnya memeluk Jimin kini sudah mulai mengendur.
Jimin tersenyum ketika melihat mulut kecil Jian yang bergerak lucu, hal itu merupakan kebiasaan tidur yang dimiliki Jian yang juga merupakan kebiasaan tidur ibunya.
"Have a nice dream, dear!" kata Jimin pelan sambil mencium kening Jian.
.
.
Bersambung..
.
Oke buat kalian yang pernah baca cerita ini, mungkin agak bingung ya. Karena judulnya aku ganti. Maaf banget pernah unpublish cerita ini. Disini aku mencoba untuk memperbaiki alur ceritanya biar lebih jelas dan punya ending. Karna kalau yang kemarin itu aku random banget nulisnya. Jadi mohon dukungannya ya teman-teman. Semoga cerita ini banyak yang suka dan aku bisa menyelesaikan cerita ini. See you di next chapter ya :)
Happy reading guys :)
Keep vote and comment!
Sorry for typo~
-04 Juni 2020-
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Little Girl - [PARK JIMIN]
FanfictionJudul : Daddy's Little Girl Sinopsis : Menceritakan bagaimana Park Jimin mengasuh anak perempuannya setelah kepergian sang istri. Menjadi single parent dengan memiliki peran ganda sebagai Ayah maupun Ibu bagi Park Jian. Happy reading guys, Keep vot...