Karena hari ini adalah akhir pekan, Jimin berencana mengajak Jian untuk pergi keluar melakukan beberapa kegiatan yang menyenangkan. Keduanya saat ini terlihat serasi dengan menggunakan pakaian yang senada. Jimin mengenakan kemeja berwarna biru muda dipadukan dengan celana kain berwarna putih. Dan jangan lupakan Jian, yang dengan lucunya menggunakan setelan rok jumpsuit dengan panjang diatas lututnya.
Keduanya akan bepergian dengan menggunakan transportasi umum, yaitu kereta bawah tanah. Hal ini tentu membuat Jian lebih antusias, sebab ini adalah pengalaman pertamanya menaiki transportasi umum.
"Ayah hari ini kita pergi kemana?" tanya Jian terdengar penasaran saat mereka sudah berada di dalam kereta untuk menuju ke lokasi yang mereka tuju.
"Ke tempat yang tentu saja Jian suka," ucap Jimin malah semakin membuat Jian penasaran.
Sambil menunggu kereta yang mereka tumpangi tiba di stasiun yang dituju, Jian dengan santai menikmati susu pisang yang ia bawa. Jian sesekali menyodorkan susu pisang miliknya untuk berbagi dengan Ayahnya. Sesekali Jian juga menikmati perjalanannya dengan melihat pemandangan di luar kereta.
"Jian sebentar lagi kita akan sampai," ujar Jimin segera menggendong Jian.
Saat sudah keluar dari stasiun, Jimin segera berjalan santai menuju tempat pertama yang akan mereka kunjungi. Ditengah perjalanan, Jian sesekali berbicara tentang tempat-tempat yang sekiranya ia ketahui, dan memberi tahukan kepada sang Ayah layaknya pemandu wisata.
"Itu yang di sana namanya supermarket ya Ayah, orang biasanya berbelanja di sana." ujar Jian. "Yang itu kantor polisi, itu tempat untuk menangkap orang jahat." jelas Jian melanjutkan.
"Kalau yang itu? Namanya tempat apa?" tanya Jimin sambil menunjuk pada klinik dokter gigi.
"Itu tempat yang menyeramkan Ayah, tempat yang tidak Jian sukai." jawab Jian dengan wajah takut dan segera memeluk Ayahnya dengan erat. Jimin yang melihat tingkah gadis kecilnya merasa gemas sendiri. Jian memang paling tidak suka jika harus melakukan pemeriksaan gigi yang dilakukan secara rutin.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, keduanya sudah sampai di tujuan pertama mereka. Saat ini Jimin dan Jian tengah berada di Pororo Park Village. Ketika Jian melihat patung berbentuk pororo dan juga kawan-kawannya, Jian segera meminta Ayahnya untuk menurunkannya. Karena terlalu senang melihat pororo yang begitu besar, Jian yang tengah berlari tidak memperhatikan langkahnya hingga gadis itu jatuh tersungkur. Jimin yang merasa terkejut, segera menghampiri Jian dengan langkah cepat. Belum juga Jimin membantu Jian untuk berdiri, gadis kecil itu dengan yakin berusaha untuk berdiri sendiri tanpa bantuan Ayahnya.
"Jian baik-baik saja? Apakah ada yang sakit?" tanya Jimin terlihat khawatir, matanya kini tengah mengamati seluruh bagian tubuh Jian untuk mendeteksi kemungkinan adanya luka.
"Tangan Jian sakit Ayah," ujar Jian dengan ekspresi menahan tangis, ia menunjukkan telapak tangannya yang sedikit tergores kepada sang Ayah dan memintanya untuk mengobatinya.
Tanpa banyak bicara Jimin segera membawa Jian ke bangku panjang yang tersedia. Jimin segera membersihkan tangan Jian dengan air mineral yang ia bawa.
"Sakit Ayah," ujar Jian yang kini mulai meneteskan air matanya.
"Ini namanya perih, ketika Jian jatuh dan tubuh Jian tergores oleh sesuatu, Jian akan merasakan sakit seperti ini." jelas Jimin untuk memberitahu anaknya tentang rasa sakit.
"Tidak apa-apa, ini akan segera sembuh setelah Ayah meniupnya." jelas Jimin dengan meniup pelan telapak tangan Jian yang terluka.Jian dengan segera menghapus air matanya. "Tadi Jian hanya ingin memeluk pororonya," ucap Jian mengingat kembali tujuan awalnya kenapa ia berlari hingga terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Little Girl - [PARK JIMIN]
FanfictionJudul : Daddy's Little Girl Sinopsis : Menceritakan bagaimana Park Jimin mengasuh anak perempuannya setelah kepergian sang istri. Menjadi single parent dengan memiliki peran ganda sebagai Ayah maupun Ibu bagi Park Jian. Happy reading guys, Keep vot...