Pharm and Intouch Triwinij

5.5K 472 32
                                    

'Tiiiitt Tiiiittt'

'Tiiittt Tiiiittt'

'Tiiittt Tiiiittt'

"Oihhh In matikan alarmnya. Ini masih pagi sekali."

'Tiiitt Tiiiitt'

'Tttiit Tiiittt'

"Demi Tuhan In matikan alarmnya. Aku butuh tidur."

"Bangun Pharm! Itu alarm ponselmu sendiri yang bunyi. Sudah jam 7 ini. Kau ada kuliah pagi."

Anak laki-laki yang dipanggil Pharm hanya melenguh dan membalikkan badannya memunggungi adik kembarnya. Memeluk bantal dan kembali tidur. Tidak memperdulikan alarm dan adiknya-In- yang berkacak pinggang. Dengan kesal In menyibak selimut dan menarik kaki Pharm dengan kencang. Membuat Pharm terkejut dan otomatis terbangun.

Mengacak rambutnya kesal,"Aku masih mengantuk In. Kau tidak lihat mataku ini tidak bisa terbuka. Berat sekali rasanya. "

"Masa bodoh. Cepat bangun sekarang. P'Tharn menunggu kita sarapan. Tidak turun dalam 5 menit, kutinggal!"

Setelah melempar handuk, In berjalan keluar kamar. Meninggalkan Pharm yang menggerutu sambil mengucek matanya dengan imut.

***10 menit kemudian***

"Cepat sekali siap-siapnya."

Pharm mempoutkan bibirnya mendengar kalimat sarkas dari In. Dia mendudukkan pantatnya disebelah Tharn -kakak mereka- dan mengambil roti bakar selai kacang kesukaannya.

"Hanya 10 menit In. Bukan 10 jam. Jangan kejam begitu sama kakak kembarmu ini."

"Suruh siapa tidak mau bangun dari tadi. Kalau aku telat awas saja."

"Khrab khrab. Aku yang nyetir hari ini oke."

Tharn tersenyum melihat interaksi kedua adiknya. Kedua adik kembarnya ini memang suka adu pendapat, bertengkar tapi mereka juga saling menyayangi. Tharn benar-benar protektif kepada mereka. Fisik mereka yang kecil, wajah mereka yang imut membuat Tharn sering khawatir berlebih. Banyak teman-temannya mengatakan dia mengidap brother-complex. Tharn tidak masalah dengan itu semua. Karena mereka adalah satu-satunya keluarga yang Tharn punya.

"P'Tharn kami berangkat dulu ya."

"Khrab. Hati-hati dan jangan lupa Line phi kalau sudah sampai."

Pharm dan In membentuk sign ok dengan jari mereka

Perjalanan mereka menuju universitas memakan waktu 30 menit.

"Selesai kuliah jam berapa?"

"Hari ini kuliahku sampai sore. Sekitar jam tiga. Nanti aku line kalau sudah selesai oke." In menjawab sambil mengecek tas. Memastikan barangnya tak ada yang tertinggal. Pharm mengangguk kecil. Mereka keluar dari mobil dan menuju fakultas masing-masing. Memulai hari mereka sebagai mahasiswa yang baik dan sopan^^

~Fakultas Seni~

In membereskan barang-barangnya dengan cepat. Perkuliahan baru saja selesai dan itu cukup menguras otaknya. Membuka line dan melihat ada chat dari Parm.

                                    LINE

Ph@rm🐹
Kelasku sebentar lagi selesai. Kau kesini saja. Sekalian makan bareng Team sama Manouw.

In_touch
Khrab khrab. Otw

Setelah membalas, In menuju fakultas ekonomi. Berhenti sebentar dan menerawang, setelahnya dia mendengus keras.

"Pharm kurang ajar. Fakultasnya itu jauh. Dan kunci mobil dibawa dia. Terus aku harus jalan kaki gitu ke tempatnya. Eheeeemmm liat aja! Sampai kakiku bengkak, kutendang bokong teposnya."

Sambil jalan, In terus menggerutu. Kebiasaan ngambeknya dateng lagi,"Ooiiiii panasnyaaaaaaa. Kakiku juga sakit. Padahal tinggal beberapa gedung lagi sampai. Tapi sudah tidak ku-Aaaaarrrgghh"

'Ckiiitt' 'Bruk'

Sebuah mobil mewah berwarna putih berhenti mendadak bersamaan dengan In yang berteriak takut. Pengemudi keluar dengan panik dan membantu In berdiri.

"Khotod khrab. Lain kali hati-hati. Jangan melamun di jalan."

"Heh, ini semua salah-"

In terdiam menatap wajah didepannya. Wajah tampan dengan kulit putih. Mata yang indah. Hidung mancung. Dan juga, ohooooo dagu yang lancip itu.

'Bibirnya kissable sekali' Batin In.

In terus menatap orang didepannya tanpa berkedip, sampai dering ponselnya membuatnya kaget.

'Wa??? (apa)'

'Kau dimana In? Ini aku udah di kantin sama Team terus Manouw.'

'Sabar oke. Dipikir fakultasmu itu deket Pharm. Aku ini jalan kaki sampai mau ditabrak mobil tahu. Jadi tunggu aja.'

Tanpa menunggu jawaban Pharm, In mematikan ponselnya. Kemudian menengok kesamping dan menemukan laki-laki yang nyaris menabraknya mau pergi.

"Heeeeeiiiiii!"

Laki-laki itu menoleh dan menaikkan alisnya. Bingung kenapa In memanggilnya.

"Kau harus mengantarku ke fakultas ekonomi."

Laki-laki itu mendecih,"Atas dasar apa kau menyuruhku huh? Yang salah itu kau. Melamun di jalan seenakmu."

"Tidak mau tahu. Kau harus mengantarku. Lagipula sejalan kan sama arah tujuanmu?  Kakiku sakit jadi berbaik hatilah dengan orang asing ini." In berjalan kesamping mobil dan membuka pintu penumpang dengan santai. Tidak memperdulikan sang pemilik yang kesal setengah mati. Tanpa banyak bicara, laki-laki itu-Korn- masuk kedalam mobil dan mengantar In ke fakultas ekonomi.

Suasana dalam mobil sangat hening. Tidak ada musik, tidak ada percakapan. In memainkan jari-jarinya bingung. Sampai akhirnya dia jengah dan memilih untuk memulai pembicaraan.

"Namanya siapa?"

"Bukan urusanmu."

"Oiiii juteknya. Jangan jutek-jutek. Nanti tampannya hilang. Aku In. Semester satu jurusan seni." In tersenyum manis.

Korn melirik sekilas. Tanpa diduga,,,,"Korn."

In mengangguk sekilas. Walaupun tidak tau laki-laki ini jurusan apa yang penting dia tau namanya. Tanpa sepengetahuan Korn, In memotretnya diam-diam.

'Lumayan. Buat koleksi pribadi. Ehehehe.'

10 menit dan akhirnya mereka sampai di fakultas ekonomi. In tersenyum,"Terima kasih P'Korn dan salam kenal juga. Sampai bertemu lagi."

Setelah turun dari mobil, In melambaikan tangannya. Tersenyum manis ketika melihat foto yang diambilnya diam-diam.

"P'Korn yaa"

The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang