'Tok' 'Tok' 'Tok'
"Pharm."
'Tok' 'Tok' 'Tok'
"Oi Phaaarrm. Kamu tidur apa ma-"
'Cklek'
"Berisik!"
Sesosok laki-laki mungil muncul dari balik pintu dengan tangan yang menggosok-gosok matanya. Bibirnya mengerucut. Kesal karena tidurnya terganggu. Sedangkan, orang yang mengetuk pintu kamarnya hanya nyengir lebar.
"Demi kumis tipis P'Dean, kalau kamu bangunin aku buat sesuatu yang ga penting, aku bersumpah akan menjambak rambutmu sampai botak. Oiiiihh ini masih jam 6 pagi In. Aku butuh tidur oke. Semalam aku begadang mengerjakan tugas dan baru bisa tidur jam 1 pagi." Cerocos Pharm sambil menghentakkan kakinya.
"Sekarang jawab, mau apa bangunin aku pagi-pagi begini?" Lanjut Pharm.
In menggenggam tangan Pharm erat,"Pharm ajari aku memasak ya."
"Arai???"
"Ajari aku memasak. Ya? Ya? Ya?"
Pharm maju mendekat, menyentuhkan keningnya ke kening In.
"Ga panas kok."
"Panas? Siapa yang panas?"
"Aku kira otakmu sedang bermasalah In. Jadi aku memastikan." Ucap Pharm.
In otomatis mendatarkan wajahnya ketika mendengar ucapan polos kakak kembarnya itu. Mencubit pipi chubby Pharm sampai si empunya memekik sakit.
"Maksudmu aku stress gitu? Gila?"
"Ya habis tiba-tiba kamu minta diajari memasak. Padahal kamu goreng omelet aja teriak-teriak ga jelas, takut kena cipratan minyak." Jawab Pharm sambil mengelus pipinya yang memerah.
"Ssshhh jangan banyak tanya. Ayo sekarang ajari aku memasak."
In menggeret Pharm turun ke dapur. Wajah anak itu terlihat excited sampai-sampai Pharm penasaran.
"Aku tidak akan mengajari memasak kalau kamu ga jawab pertanyaanku, kenapa tiba-tiba jadi tertarik sama memasak?"
"Emmm aku kan sedang mendekati P'Korn. Siapa tahu setelah aku membuatkannya sarapan dia jadi luluh. Ehehe."
Pharm memutar bola matanya. Adik kembarnya ini memang tahan banting sekali. Sudah sering ditolak P'Korn, tapi tetap saja mukanya tebal alias tidak tahu malu.
"Ya sudah, aku ajari buat sandwich tuna saja ya. Menu sarapan yang simple tapi enak."
Pharm kemudian mulai menyiapkan bahan-bahannya. Dari roti gandum, selada, tomat, fillet tuna, keju, mayonnaise, dan telur.
"Bahan-bahannya lumayan banyak ya."
"Ini sudah yang paling simple In. Sekarang, kamu yang memasak sambil aku bantu sedikit-sedikit."
In mengangguk semangat. Dan yah, dimulailah pagi mereka dengan keributan 'kecil' dari si kembar Triwinij.
~***~
In memeluk tas plastik bermotif kelinci miliknya erat. Bibirnya terus menerus mengulas senyum manis. Kelihatan sekali dia sedang bahagia. Universitas masih agak sepi. Hanya ada beberapa anak yang berlalu lalang.
"Apa aku berangkatnya kepagian ya? Masih sepi begini. Semoga aja P'Korn sudah berangkat."
In kemudian keluar dari mobilnya dan berjalan seorang diri. Melihat jam tangannya dan waktu masih menunjukkan pukul 06.30.
KAMU SEDANG MEMBACA
The One
RomanceKisah si kembar keluarga Triwinij dalam menghadapi kisah cinta mereka. Dari phi yang brother-complex. Didekati ketua klub renang yang jutek. Sampai ngejar-ngejar playboy fakultas ekonomi. Fluke Natouch: Pharm Earth Katsamonnat: Intouch Ohm Thitiwat...