Sunday Morning(2)

3.2K 345 49
                                    

Dean memperhatikan Pharm yang sedang sibuk memilih-milih pakaian. Wajah imutnya itu terlihat serius membandingkan pakaian satu dengan yang lainnya. Dimulai dari bagian kemeja, kaos, maupun sweater sudah dihampirinya.

"P'Dean, selera fashion P'Don seperti apa?"

Dean menggaruk pelipisnya pertanda bingung. Dia baru menyadari kalau selama ini dia tidak pernah tahu menahu tentang adik-adiknya. Jangankan selera fashion, makanan kesukaan adik-adiknya saja dia tidak tahu.

"P'Dean?" Pharm menoleh dan menatap Dean. Menunggu jawaban laki-laki berkulit tan tersebut.

"Eeem, sebenarnya phi tidak tahu Pharm. Makanya phi mengajakmu untuk membantu phi memilihkannya." Jawab Dean sambil tersenyum kikuk.

"Auw, kalau phi saja tidak tahu selera P'Don terus bagaimana aku membantu phi memilihkan hadiahnya?"

"Ya sudah kita cari yang lain saja. Jangan pakaian."

Setelah berucap seperti itu, Dean menggandeng Pharm keluar toko tersebut. Pharm memerah malu melihat tangannya yang digandeng Dean dengan erat.

'Oiihhh jantung jangan berdebar terlalu kencang. Nanti P'Dean dengar.' Batin Pharm.

"P-P'Dean"

"Khrab?"

"Eng, ta-tanganku."

Dean menundukkan kepalanya. Tersenyum kecil melihat tangannya yang bertautan dengan tangan Pharm. Entah kenapa terasa pas sekali ketika mereka bergandengan seperti ini. Mengelus tangan itu pelan dan berbisik,"Supaya kamu tidak hilang nong."

'Deg'

'Deg'

'Deg'

'Deg'

Wajah Pharm memerah otomatis sampai keleher dan telinganya saat bertatapan dengan Dean. Jarak yang begitu dekat membuat Pharm dapat merasakan nafas hangat Dean yang menerpa wajahnya.

Oke, selamat Dean! Anda berhasil membuat Pharm mati berdebar.

~***~

"Kita masih punya dua jam sebelum pulang. Pharm ingin sesuatu yang lain?" Tanya Dean lembut.

Pharm terdiam dengan mengemut sendoknya imut. Yup, mereka sekarang sedang berada di salah satu tempat makan di mall. Pharm bilang ingin sekali makan bingsu dan Dean langsung menurutinya.

"Sebenarnya aku ingin menonton film."

"Oke. Pharm mau nonton apa?"

"Eung... Fro-frozen phi."

Dean mengangkat salah satu alisnya,"Huh? Frozen?"

Melihat anggukan kecil dari Pharm membuat Dean menjadi tidak tahan. Mengulurkan tangannya dan kembali menyentuh pipi bulat itu. Mengelus pelan untuk merasakan halusnya kulit Pharm ditelapak tangannya.

"Kalau begitu Pharm habiskan bingsunya lalu kita menonton Frozen. Oke?"

"Serius? Phi mau menemaniku?" Tanya Pharm antusias dibarengi dengan mata yang berbinar indah itu.

"Eeemmm."

Melihat anggukan dari Dean membuat Pharm melonjak senang di tempat duduknya. Secara tidak sadar menggenggam telapak tangan Dean yang masih bertengger dipipinya.

"Khabkhun khrab P'Dean."

Pharm memainkan ponselnya sembari menunggu Dean yang sedang mengantri membeli tiket. Keadaan bioskop ramai sekali. Membuat Dean menyuruh Pharm untuk duduk menunggunya saja, yang tentu saja tidak disetujui Pharm. Tapi setelah melihat tatapan lembut Dean, mau tidak mau Pharm pun menurut.

The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang