Love Shot

4.4K 427 35
                                    

Pharm melirik takut-takut In yang duduk disebelahnya. Menerka-nerka kenapa adik kembarnya ini selalu tersenyum disepanjang perjalanan pulang. Padahal ketika ditelepon tadi marah-marah. Ngerajuk. Terus sekarang malah senyum-senyum ga jelas. Parm kan jadi takut sendiri.

"In, sehat?"

"Huh???"

"Sehat kan? Aku ngeri liat kamu senyum-senyum ga jelas gitu. Dari di kantin tadi aku tanya kamu malah jawab ga apa-apa. Seriusan In, jawab jujur. Kamu kenapa?"

In senyum sekilas. Dia mengutak-atik ponselnya dan menunjukkan sebuah foto.

"Apaan? Aku lagi nyetir In."

"Ehehe aku jatuh cinta Pharm."

"Auw, oke. Sama?"

"P'Korn."

'Cckkiiitttt'

"Hah???? Seriusan? P'Korn? Yang orangnya tinggi? Putih? Dagunya lancip?"

"Ooiihhhh Pharm! Mau cari mati huh? Aduh dahiku." In mengusap dahinya yang memerah. Kemudian melihat kebelakang. Memastikan kakak kembarnya ini tidak menyebabkan kecelakaan beruntun.

"Maaf, aku shock tadi. Jadi seriusan P'Korn?"

Salah satu alis In naik, tanda kalau dia bingung,"Tunggu... Tunggu... Kamu kenal P'Korn? Jangan bilang kamu suka juga sama dia. Please Pharm, aku ga mau saingan sama saudara sendiri."

Pharm merotasikan mata malas,"Apa-apaan pikiranmu itu. Dia seniorku. Terkenal karena dia itu model. Tapi sayang playboy."

"Playboy? Wajah sedingin freezer gitu?"

Parm menganggukkan kepalanya sekilas, "Aku ga suka gosip. Tapi Manouw sering cerita tentang P'Korn. Dia orang ter'update kalau masalah beginian. Channelnya banyak."

"Oke bakalan aku cari tau siapa itu P'Korn. Oh Pharm, P'Tharn bilang dia pulang malam. Banyak kerjaan yang belum selesai soalnya. Kita makan diluar aja ya. Aku lagi pingin sushi."

"Oke khrab."

~***~

Sesampainya di Siam, Pharm langsung menggeret In ke toko buku. Tujuan mereka yang aslinya pingin makan jadi melenceng setelah Pharm melihat novel yang dia tunggu-tunggu terpampang di etalase toko.

"Pharm, seriusan tanganku sakit ditarik bar-bar sama kamu. Pelan-pelan bisa ga?"

Pharm cuma nyengir,"Ehehe soalnya takut kehabisan. Aku udah nunggu novel ini terbit dari lama. Kalau ga dapet kan sayang In."

"Jangan kelamaan. Aku laper banget ini. Siang tadi cuma makan roti."

"Khrab khrab kesayangaaaann."

In mengerutkan alis geli dan langsung memukul lengan Pharm,"Jijik Pharm."

Pharm tertawa kecil. Kemudian mereka berdua masuk ke toko tersebut. Pharm mencari novel yang diincarnya, sedangkan In? Naaahh,,, dia muter-muter doang. Bingung mau beli apa.

"Eh? P'Korn?"

In melihat sosok familiar yang tadi pagi hampir membuat nyawanya melayang sedang berdiri memilih buku. Mukanya terlihat serius.

'Astaga... Dari samping aja tampan sekali. Jantung sampai deg-degan begini liatnya.' Batin In terpesona.

Akhirnya In memutuskan mendekat. Berdiri disamping P'Korn sambil berpura-pura memilih buku. Melirik sekilas dan kaget saat tahu P'Korn melihat kearahnya.

"Ehehe... Sawadee khrab P'Korn. Ketemu lagi ya."

Korn diam dan melanjutkan mencari buku yang diinginkannya.

The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang