A BTSXJin Fanfiction
by illeeegirl__Seorang pemuda manis berdiri di balkon kamarnya, menatap luar bersama napas yang teratur. Angin sore itu meniupkan rambut lembut berwarna hitam miliknya, sejuk sekali.
Telapak tangan meraba bahu lebarnya, mau tak mau mengalihkan atensi dari rumput hijau di bawah sana ke wajah pemuda tampan yang memilik sorot mata tajam. Tangan kanannya diraih menjauhi balkon, langkahnya dibawa ke dekat ranjang dengan seprei warna putih tulang.
Keduanya duduk bersama tangan yang masih bertaut. Yang lebih muda mengusap pelan punggung tangan itu, kemudian diangkat mendekati bibir dan mengecupnya dengan lembut. Semu merah di pipi yang lebih tua seakan tak mau mengalah dengan ego pemiliknya.
" Pipimu merah sekali, hyung. "
Ayo salahkan pipi yang lebih tua, tak bisa diajak kerja sama. Perlakuan manis tadi berhasil membuat degup jantungnya meningkat.
" Mau pergi jalan-jalan bersamaku? " yang ditanya berpikir sejenak kemudian menatap lawan bicaranya.
" Jungkook akan dat- "
" Lebih baik kau pulang alien sialan! Berhenti mengganggu Jin hyung. " Tawa pelan mengalun dari bibir penuh Seokjin. Bagaimana ia bisa mengenal dua pemuda yang notabene musuh selama masa sekolah menengah.
Taehyung mengalihkan tatapannya pada sosok yang baru saja datang bersama plastik putih berlogo supermarket terdekat. Ia memperhatikan Jungkook mengeluarkan beberapa kotak susu, cola dan makanan ringan di nakas dekat ranjang.
Bola matanya berputar malas saat Jungkook berkacak pinggang menatapnya.
Jungkook adalah adik tingkatnya semasa sekolah, yang ia ingat adalah sosok pengacau, pembuat masalah, dan teman duduk di depan meja guru bimbingan konseling. Sampai sekarang adik tingkatnya itu tetap menyebalkan, lebih menyebalkan tepatnya.
" Aku kekasihnya jika kau lupa. " Taehyung dengan sombong melempar kalimat pada Jungkook.
" Aku tunangannya. "
Taehyung berdecih mendengar dua kata tersebut.
Seokjin menggigit bibir bawahnya, ia merapalkan doa dalam hati agar dua pemuda yang sama-sama berada di kamarnya tidak mengacau.
" Berhenti saling melempar tatapan mematikan. Aku tak suka. " Oke, kali ini Jungkook harus menahan kepalan tangan yang siap menghajar Taehyung. Ia bergerak mendekati Seokjin, melepaskan tautan tangan yang setia bertahan. Dihempasnya kasar tangan Taehyung.
" Minggir! " Hampir saja Taehyung terjungkal jika ia tidak menarik kerah belakang kemeja yang Jungkook kenakan.
Jungkook berbalik menghadap Taehyung yang memasang wajah masam. Helaan napas panjang berasal dari yang lebih muda, ingin menampar wajah sok memelas itu sekarang juga.
" Ngapain masih di sini? Pulang sana! "
" Jungkook-ah. " Panggilan lirih Seokjin menarik atensi pemuda yang menyandang marga Jeon. Mengubah tatapan menjengkelkan menjadi tatapan penuh ketulusan.
Tanpa ditanyapun Jungkook tahu apa yang akan Seokjin katakan berikutnya. Permintaan agar tidak berbuat kasar pada Taehyung, permintaan agar lebih sopan berbicara pada yang lebih tua, permintaan agar keduanya berbaikan saja dan selebihnya tentang Taehyung yang sudah Jungkook hapal di luar kepala.
Pada akhirnya akan disetujui oleh Jungkook, ia mengalah.
" Aku bawa ramyun, kau mau? " Tangan kiri Jungkook merapikan rambut Seokjin yang sedikit menutupi mata, lalu turun mengusap pelan pipi yang sedikit berisi milik tunangannya.
" Ehm, bagaimana dengan makan ramyun bertiga? Kalian mau kan? "
Tentu saja anggukan didapat Seokjin kali ini.
Jungkook masih menyanyikan lagu pengantar tidur untuk Seokjin. Terlampau betah menyusuri struktur wajah tunangan yang ia anggap sempurna. Sangat cantik. Tak salah jika ia memutuskan jatuh ke dalam pesona sosok yang hampir terlelap.
Ingatan Jungkook kembali ke masa di mana ia dan Seokjin dipaksa melangsungkan pernikahan, ia tak mau terikat. Begitu pula dengan Seokjin yang berstatus kekasih orang. Sehingga tunangan menjadi jalan untuk penolakan kedua pemuda itu. 'Bukankah sekedar pertunangan? Bahkan jika menikah pun aku bisa menceraikannya semauku.' Setidaknya kalimat itu terus berputar di kepala Jungkook sebelum ia menyadari Seokjin tidak bisa diabaikan begitu saja, Jungkook tertarik memperhatikan pemuda yang lebih tua meski tak ada yang dilakukannya.
" Apakah aku terlihat di matamu, hyung? " Jungkook bergumam seraya mengusap surai yang lebih tua.
Helaan napas keluar dari celah bibir pemuda Jeon. " Bukankah status kita lebih pasti dibanding kau dan Taehyung? Mengapa tatapan tulusmu tak pernah untukku? "
Baru kali ini Seokjin mendengar penuturan menyakitkan dari Jungkook, ia biasanya hanya mendengar kalimat memuja dari tunangannya. Mengapa hati Seokjin terasa sakit? Ia tak mau nada bicara Jungkook menjadi sendu seperti tadi. Seokjin hanya ingin mendengarkan celoteh tunangannya yang ceria ketika bersama.
Ah, Jin. Apa hatimu terbagi sekarang?
Tolong bantu Seokjin kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIVIA [BTSXJIN]
Fiksi Penggemaroneshoot | seokjin adalah poros. mostly taejinkook. highest rank: #1 jinharem #1 jinuke #1 taejinkook