5

10.1K 1.3K 77
                                    

"Itu pacarmu?" Taemin melirik seorang pria tinggi tampan yang terus menatap Miu.

Miu melirik Sehun yang berdiri beberapa langkah di belakangnya.

"Bukan," jawab Miu kalem sambil meraih saus botolan. "Kenapa kau di sini?"

Taemin melirik pria itu lagi. Tak butuh waktu lama baginya untuk mengenali pria yang merupakan model majalah pria terkenal yang jadi langganannya. Miu punya standar yang tinggi dan pria itu jelas tangkapan besar. Dan kelihatannya pria itu sangat menyukai Miu. Ia tersenyum geli. Pria muda itu hanya akan berakhir menjadi mainan Miu seperti yang sudah-sudah.

Ayolah, Miu itu penakluk lelaki paling terkenal sejak mereka masih berada di universitas. Taemin tak ingat entah sudah berapa pria yang harus mematahkan hatinya karena Miu. Ibarat pria cassanova dalam cerita roman picisan, Miu adalah versi wanitanya. Terlalu mempesona untuk ditolak.

"Kerja. Kebetulan aku mau beli jus jeruk dan bertemu denganmu," kata Taemin sambil melipat tangan di dada dan menyeringai. "Kau kelihatan lebih seksi dari yang terakhir kulihat."

Miu mendengus kecil dan menatap Taemin sekilas. "Kau tidak bersama pacarmu?"

Taemin menggeleng. "Ia akan langsung menjambak rambutmu di detik ia melihatmu. Kau tahu kan, ia sangat benci padamu."

"Yah. Kebencian yang tak masuk akal," ujar Miu ringan.

Dulu sekali, Taemin adalah teman kencannya. Tanpa perlu dijelaskan lebih jauh juga, semua orang akan mengerti maksudnya. Namun, hanya sebatas itu. Dan ketika Taemin menjalin hubungan dengan Naeun (kekasihnya saat ini), mereka berhenti bertemu dan hanya sekedar berteman. Sialnya, cerita lama itu terbongkar, membuat Naeun sangat membenci Miu dan hampir mengakhiri hubungannya dengan Taemin.

"Kalau aku adalah dia, aku juga akan benci padamu," balas Taemin konyol. "Kau seksi dan punya skill yang bagus di ranjang. Aku akan merasa terancam jika aku adalah Naeun."

"Cih, omong kosongmu membuatku mau mencekikmu," decih Miu sambil menatap Taemin dengan wajah malas.

Taemin tertawa, melirik pria muda yang kini mendekati mereka dengan wajah tak senang. O-oh, ada seseorang yang cemburu.

"Mainanmu kelihatannya tidak suka padaku," bisik Taemin membuat Miu melirik Sehun yang cemberut.

"Dia tetanggaku," sahut Miu. "Imut kan?"

"Dia model majalah langgananku." Taemin menatap Miu menilai. "Biar kutebak, kau pasti sudah lebih dari dua kali menungganginya."

Miu melirik Taemin sinis sementara Taemin tersenyum konyol. "Dan pria itu sepertinya tergila-gila padamu. Yah, wajar sih. Kalau aku adalah dia, aku bahkan akan berlutut dan mencium kakimu."

"Pergilah," usir Miu malas.

Taemin tertawa nyaring, menepuk bahu Miu bersahabat dan beranjak pergi sembari berkata, "tapi dia kelihatan cocok untukmu. Berhentilah bermain-main dengan perasaan orang."

Miu mengabaikan ucapan Taemin sementara pria itu beranjak pergi. Gantian Sehun yang kini berada di sampingnya. Miu melirik Sehun yang nampak kesal.

"Mau beli cemilan?" tawarnya sambil tersenyum, tetapi Sehun hanya diam dan berlalu melewatinya.

Miu menarik napas pelan. Anak itu cemburu.

👠👠👠

Sehun merajuk. Sejak melihat Miu dengan pria berwajah tampan dan bertubuh bagus di minimarket, ia tak mau bicara dan terus mengerutkan bibirnya. Miu tahu, anak itu cemburu. Mengetahui apa yang ada dalam pikiran Sehun itu seperti membaca buku yang terbuka. Miu meletakan piring di bak cuci, melirik Sehun yang berdiri memunggunginya dengan wajah cemberut sambil membantu membersihkan piring. Lucu sekali.

spiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang