7

9.2K 1.1K 63
                                    

"Sampai kapan kau akan terus bermain-main?"

Miu melirik Kakeknya dengan wajah malas dan mengunyah steak tenderloinnya tak berselera. Pria lanjut usia itu pasti memaksanya untuk segera kembali ke rumah dan memimpin perusahaan karena sudah waktunya bagi perempuan itu untuk mengambil tanggung jawabnya. Menjadi pewaris tunggal dari pemilik Light Company membuat Miu sering tak bisa melakukan hal yang ia inginkan.

"Ada Seungwoo yang membantu kakek kan?" celetuk Miu sambil melirik Seungwoo yang duduk di dekat kakeknya.

Pria itu adalah asisten pribadi kakeknya yang kini merupakan asisten pribadinya. Ia sering berada di sekitar Miu setiap kali Miu bepergian. Tadi saja, ia berdiri di belakang Miu untuk mengawasi pembacanya. Keluarga Seungwoo dari generasi ke generasi selalu mengabdi pada Keluarganya, seolah mereka punya hutang atau sesuatu semacamnya.

"Saya memang bisa membantu Nona, tetapi pewaris sesungguhnya adalah Anda," kata Seungwoo sopan membuat Miu menghela napas pelan.

"Kau bisa ambil perusahaannya kalau mau," celetuk Miu asal. "Lagi pula, aku punya penghasilan sendiri."

"Nona, Anda tak boleh berbicara begitu." Seungwoo menatap Miu serius.

Miu mendengus kesal, meletakan pisau dan garpunya kasar kemudian meraih minumannya. "Sekarang setelah aku tak diperbolehkan menulis, melukis, tinggal di apartemenku sendiri, aku juga tidak boleh bicara?" Miu menatap Seungwoo sinis. "Apa sekarang kau juru bicara Kakekku selain asistennya?"

Seungwoo membungkuk sopan meminta maaf, sementara Kakek Miu, Wang Joon menarik napas panjang. Ia menatap Miu yang nampak kesal.

"Bahkan meski aku tak memperbolehkanmu, kau masih melakukannya kan? Tak ada yang bisa menghentikanmu," kata Wang Joon.

Miu mendecih. "Kakek tahu, aku tak bisa dilarang. Kenapa masih mencoba hal yang sudah jelas hasilnya?" Ia beranjak dari kursinya, membuat Seungwoo ikut berdiri tegak.

"Mau ke mana?" tanya Wang Joon sambil menatap cucu perempuannya yang lebih bandel dari pada anak laki-laki.

"Pulang," kata Miu sambil berlalu. "Maaf, kalau aku selalu bersikap tak menyenangkan di setiap pertemuan kita."

Wang Joon menghela napas. Anak itu keras kepala sekali. Entah apa yang bisa menghentikannya.

"Biarkan Seungwoo mengantarmu kalau pacar barumu tak bisa menjemput," kata Wang Joon membuat Miu menghentikan langkahnya seketika.

Ia berbalik, menatap Kakeknya dan Seungwoo bergantian. Sedetik kemudian, ia menatap Seungwoo jengkel. "Akan kubunuh siapa saja yang berani mengganggu anak anjingku."

"Kau harus mulai serius dengan hubunganmu atau aku juga akan mencarikanmu pria!"

Miu beranjak pergi dengan langkah lebar. Wang Joon menghela napas menatap punggung cucunya. Ia tahu jelas tingkah Miu soal urusan asmaranya. Perempuan itu selalu menganggap semua pacarnya sebagai mainan. Ia menatap Seungwoo lelah.

"Antar dia," katanya yang langsung diangguki Seungwoo. Pria itu membungkuk sopan pada Wang Joon, kemudian berjalan cepat mengikuti Miu sebelum wanita itu benar-benar pergi.

👠👠👠

"Saya sudah memeriksa kembali lingkungan tempat tinggal Anda," kata Seungwoo ketika mobilnya hampir mencapai halaman depan gedung apartemen Miu.

Miu tak membalas. Ia menatap lurus ke depan dengan wajah tak bersahabat. Seungwoo meliriknya dari cermin mobil dan menyadari jika wanita muda itu masih kesal.

spiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang