10

8.4K 1K 42
                                    

Miu menatap Sehun yang tertidur. Pria itu kelihatan imut. Matanya melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul delapan pagi yang berarti ia harus memasak. Miu mendapati jika Sehun sering makan tak teratur. Pria itu bisa saja sakit maag kalau dibiarkan. Ia meraih pakaiannya, mengenakannya kemudian menguncir rambutnya asal. Tak lupa, Miu mengambil ponselnya untuk berjaga-jaga jika Kakeknya atau Seungwoo menelepon. Setelahnya, Miu beranjak ke dapur.

Miu mengambil segelas air dan meraih pil kbnya di lemari. Beberapa hari ini, ia jadi rajin mengonsumsi pil kb. Miu sedikit khawatir jika haidnya menjadi tak teratur, tetapi rasanya lebih baik begitu dari pada mengalami kehamilan tak terencana.

Miu meletakan gelasnya di bak cuci, memulai kegiatan memasaknya sambil menunggu Sehun terbangun. Pria itu sama sekali tak bisa lepas darinya dan ia benar-benar mirip anak anjing yang begitu bersemangat karena akhirnya memiliki majikan baru. Miu tersenyum tipis, tetapi kemudian wajahnya mendadak murung. Sehun harusnya menemukan seseorang yang lebih baik untuk dicintai, bukan dirinya yang bahkan tak begitu menghargai perasaan orang lain. Miu sering melukai hati pria-pria yang ia kencani, tetapi ia tak mau melukai Sehun.

Di tengah-tengah lamunannya, Miu terperanjat ketika ponselnya bergetar di saku. Miu menatap telur dadar di wajan penggorengannya yang hampir gosong. Untunglah ponselnya menyelamatkan sarapan pagi yang ia buat. Miu mematikan kompor, meletakan telur dadar di piring dan memeriksa ponselnya.

Lama tak bertemu. Aku tahu ini sedikit canggung, tapi maukah kau bertemu denganku?

Miu menatap layar ponselnya dengan wajah mengeras. Lelaki tak tahu malu itu menghubunginya lagi setelah sekian lama. Pasti ia punya masalah dengan istrinya. Miu menarik napas, menahan diri agar tak mengumpat dan menatap layar ponselnya lagi.

"Selamat pagi, Noona!"

Suara Sehun membuat Miu menyimpan ponselnya dan berbalik untuk menatap pria itu. Ia tersenyum tipis, membiarkan Sehun mendekat kepadanya untuk mencium bibirnya sekilas. Miu berbalik untuk mengambil piring berisi telur dadar dan meletakannya di meja makan, diikuti Sehun yang duduk di sisinya.

"Kau ada pemotretan hari ini?" tanya Miu yang diangguki Sehun. "Kalau begitu sarapan dan segera bersiap-siap."

"Iya."

Sehun melirik Miu yang sedang menikmati sarapannya. Miu yang merasa diperhatikan menatap Sehun sembari mengangkat sebelah alisnya bertanya.

"Noona tidak minum pil kb?" tanya Sehun pelan.

"Sudah," jawab Miu tanpa curiga. "Kenapa?"

Sehun menggeleng, menyuapkan potongan telur dadar ke mulutnya. "Aku suka masakan Noona."

Miu tertawa kecil. "Itu hanya telur dadar Sehunnie."

"Tapi, tetap saja aku suka. Pokoknya, aku suka masakan Noona!" kata Sehun bersikeras membuat Miu kembali terkekeh.

Ia mencondongkan tubuhnya sedikit agar bisa mencubiti pipi Sehun dengan gemas. Anak itu benar-benar imut. Dan terkadang, saking imutnya Sehun, Miu berpikir untuk menghabiskan seluruh hidupnya bersama Sehun. Walau memang ia lebih sering berpikir supaya Sehun hidup bahagia dengan wanita manapun yang jauh lebih baik darinya.

"Habiskan sarapanmu segera," kata Miu membuat Sehun mengangguk kecil.

Miu menyelesaikan sarapannya, mengambil air minum sementara Sehun diam-diam menatap punggungnya. Dalam hati, ia bertanya-tanya apakah Miu menyadari jika pil kbnya sudah diganti. Namun, melihat Miu yang begitu santai seperti biasanya membuat Sehun menyimpulkan jika Miu tak menyadari bahwa pil kbnya sudah diganti. Sehun menarik napas pelan. Ia tak cukup pandai berbohong jika seandainya Miu bertanya. Sehun hanya berharap Miu tak akan menyadari hal itu untuk waktu yang tidak ditentukan.

spiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang