8

8.5K 1.1K 76
                                    

Miu menatap Sehun yang bersandar di dadanya dengan manja. Lengan kekarnya melingkar di pinggang Miu, sementara tubuhnya setengah menimpa tubuh Miu. Sehun bertingkah aneh. Setelah menangis saat memeluk Miu, ia merengek ingin memegang kendali hari ini. Pria itu bertingkah seperti sanggup mendominasi Miu, tetapi pada akhirnya Miu yang memegang kendali. Miu mengelus punggungnya yang telanjang dengan lembut. Mereka harusnya tidur sekarang karena sudah larut malam. Namun, Sehun tak bisa tidur, membuat Miu mau tak mau menemaninya karena tak tega membiarkannya terjaga sendirian.

"Noona," panggil Sehun pelan.

"Hm?"

Sehun mendongak, menatap Miu dengan mata anak anjingnya yang manis. "Noona tidak akan meninggalkanku kan?"

Miu terdiam menatap Sehun yang bagai anak anjing takut dibuang. Ia mengelus pipi Sehun gemas, tetapi tak mengatakan apa-apa. Sehun masih menatap Miu, menunggu jawabannya. Namun, perempuan itu hanya tersenyum tipis. Sehun menatap Miu sendu.

"Apa Noona akan meninggalkanku?" tanya Sehun sedih.

Miu menghela napas. "Aku belum tahu."

Sehun merengut murung, membuat Miu jadi kasihan. Ia menangkup wajah Sehun dan mencium keningnya. Entahlah, Miu tak yakin bisa bersama dengannya dalam waktu lama, tetapi ia juga tak tega jika sampai harus meninggalkan anak itu.

"Aku belum bisa menjanjikan apapun untukmu," kata Miu pelan.

Sehun menatap Miu dengan mata sedihnya, tetapi memaksa tersenyum. "Aku akan bertahan di sisi Noona, sampai saat itu tiba."

"Memangnya kau sanggup bertahan selama itu?" tanya Miu sambil tertawa kecil.

Sehun mengangguk dengan lucunya, membuat Miu menatapnya lekat dengan perasaan tak tentu. Ia memang tak bisa menjanjikan apa-apa pada anak itu. Miu terbiasa datang dan pergi seenaknya. Ia juga tak yakin dengan hubungan jangka panjang. Apalagi, sejak mantan tunangannya menghamili wanita lain. Rasanya, ka tak bisa mempercayai siapapun lagi. Miu tahu, ia selalu kurang beruntung dalam urusan asmara walau ia bisa menggoda seluruh lelaki di Seoul.

"Aku akan menunggu Noona sampai kapanpun. Bahkan jika rambutku memutih juga tidak apa-apa." Sehun menatap Miu penuh tekad dan keyakinan.

"Sampai selama itu? Bagaimana jika aku juga tak bisa menjanjikan apapun hingga rambutmu memutih? Atau bagaimana jika aku menua lebih dulu dan mati lebih dulu darimu?"

"Aku tidak peduli. Asal kita menua bersama dan aku bisa selalu di samping Noona," ujar Sehun sambil memainkan rambut Miu yang bergelombang.

Ini pertama kalinya sejak terakhir ia mendengar mantan tunangannya berkata jika ia ingin hidup bersama dengan Miu hingga tua. Yah, walaupun lelaki brengsek itu pada akhirnya akan tua dan membusuk dengan wanita lain. Miu melepaskan pelukannya pada Sehun, membuat pria itu menatapnya bingung dan langsung mencium bibirnya lembut.

"Kau benar-benar mirip anak anjing ya?" gumam Miu sambil tersenyum tipis.

Sehun menyeringai konyol hingga matanya menyipit. "Tapi, aku anak anjing yang tampan kan?"

"Tampan," balas Miu menyetujui kemudian menambahkan, "juga imut."

Miu kembali melumat bibirnya, melarikan jemarinya ke seluruh tubuh pria itu. Sehun mengerang pelan, dengan pasrah membiarkan Miu mengambil alih dan menikmati setiap sentuhan yang ia terima. Mungkin, Miu pernah melakukan ini pada pria lain, tetapi Sehun tak mau tahu. Miu miliknya saat ini dan nanti. Walau memang belum jelas akan seperti apa hubungan mereka nanti, Sehun akan memastikan mereka akan bersama hingga tua.

spiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang