O2

5.3K 637 82
                                    

Soojung pada akhirnya melakukan niat gilanya. Berbekal penampilan palsu dan begitu pula identitas baru ia secara sah menjadi seorang karyawan swasta. Perempuan berambut panjang itu menyambangi kediaman Lee Donghae dan istrinya Im Yoona. Rumah dua tingkat itu berada di dalam gang, bau pesing menyeruak kedalam indera penciumannya. Gang ini di himpit dua buah toko besar, hanya pengguna roda dua dan pejalan kaki yang bisa masuk. Ya Tuhan, bagaimana bisa ada orang yang tinggal di tempat seperti ini? Batin Soojung menjerit.

Para pengawal dari istana yang berjumlah sepuluh orang mengantarkannya masuk kedalam gang dengan payung, kota Seoul malam ini diguyur hujan deras yang membuat keadaan menjadi semakin parah, parit kecil di kedua sisi jalan bahkan mulai meluap, tikus besar bahkan lalu lalang tanpa takut dengan kehadiran manusia.

Soojung mendesah, haruskah ia batalkan saja observasinya? Tidak-tidak, kepalanya menggeleng pelan. Ia harus membulatkan tekadnya. Seminggu sebelumnya, ia menyuruh pengawal istana untuk mencari tahu informasi yang kira-kira bisa ia pakai untuk masuk dan mengenal lebih dekat keluarga Lee. Dan kabar baiknya, kelurga itu menyewakan sebuah kamar untuk di tinggali.

Soojung menyuruh para pengawal yang memayunginya untuk menutup payung. Lelaki berjas hitam dan yang memegang payung itu nampak heran dan pada awalnya menolak. Perempuan itu memutar bola matanya, ia juga tidak ingin berbasahan dengan air hujan seperti yang di kemukakan barusan.

Akan tetapi, bukankah perempuan muda yang mencari tempat tinggal di malam hari saat hujan turun deras dan membawa dua koper besar akan sangat mendramatisir?. Soojung menyuruh mereka semua pergi dan membiarkan ia sendiri untuk menjalankan misinya.

Setelah memastikan mereka pergi menjauh, Soojung mengetuk pintu rumah kediaman Lee. Suara keluarga itu terdengar ramai dari luar, ia kemudian mengetuk pintu. Seorang perempuan paruh baya yang sangat cantik menatapnya penuh tanda tanya.

"Tuan, nyonya. Selamat malam, aku lihat di pamflet rumah ini menyewakan sebuah kamar? Apa benar begitu?" Ujar Soojung yang sudah mulai menggigil kedinginan, ia akhirnya diizinkan masuk oleh sang pemilik rumah . Siapa yang tega melihatnya seperti ini?

"Ya Tuhan, aku bahkan hampir lupa kami menyewakan kamar." Nyonya Lee langsung membungkus tubuhnya yang menggigil dengan handuk tebal dan menyuruh Taeyong untuk menyediakan teh hangat.

Kemudian setelahnya Soojung memperkenalkan diri dengan nama Krystal, si pegawai swasta yang berasal dari Jeju dan pergi ke Seoul untuk bekerja dan mencari hunian dengan harga miring. Perempuan paruh baya yang amat cantik itu menjelaskan beberapa aturan dengan cepat mengenai apa yang harus dan tidak ia lakukan ketika menyewa kamar dirumah mereka. Soojung setuju dengan hal itu, begitu pula dengan harga sewa yang di tetapkanya.

"Kau terlihat familiar, tapi mirip dengan siapa ya? Aku pernah melihatmu bukan sekali dua kali." Ayah Taeyong seketika membuat perempuan muda itu panik. Tidak mungkin kan ia akan ketahuan menyamar? Bahkan ia baru mulai menjalankan aksinya.

"E—eh, tapi memang wajahku ini pasaran. Jadi wajar, anda seperti familiar." Kelit Soojung.

"Ssh, begitu ya? Aku tidak yakin, aku rasa aku mengenalmu."Lelaki itu mengelus dagu sambil memicingkan mata padanya.

"Berhenti bicara omong kosong dan bawakan koper ini keatas dengan Sehun." Yoona memukul lengan suaminya dan Soojung bersyukur atas kejadian itu.

"Mari ku antar." Ia menaiki tangga menuju lantai dua untuk menuju kamar sewaanya, rumah itu berbau aneh, seperti acar yang hampir basi dan minyak bekas menggoreng ayam. Gadis itu hampir muntah karena mencium perpaduan baunya, sungguh di luar dugaannya ia pikir tidak akan separah ini.

"Ini kamarmu, maaf kecil. Tapi kami bekerja keras agar tempat ini layak untuk ditempati. Kamar mandinya ada di sebelah ruanganmu." Ia pasti Lee Sehun, satu-satunya kakak Taeyong yang seumuran dengannya.

The Prince [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang