chapter 2 #pertemuan pertama

101 18 3
                                    

Brakkk!!!
Suara itu terdengar sangat jelas di telinga Devan yang tengah duduk di teras depan kafe itu.

"Aawww".
Gadis itu meringis kesakitan karena terjatuh di genangan air yang ada di depan kafe mentari

"Mbak nggak papa kan?". Tanya seorang lelaki yang menghampiri gadis itu

"Ya apa apalah nggak liat apa gue jatuh, masi nanya lagi!!". Jawab gadis itu sambil memasang wajah kesel

"Ya nggak usah nyolot lah mbak kan saya cuma nanya, lagian saya juga mau nolong tadi. Tapi udah nggak jadi".

"Kalo memang niat nolongin orang, nggak perlu pake nanya juga udah di tolong kali".

Perdebatan pun di mulai sampai teman gadis itu keluar dari kafe dan menghampiri gadis tersebut

"Rin lo kenapa?".
Gadis yang jatuh itu adalah darin

"Lo juga dita udah liat tapi masi nanya, bikin kesel aja". Darin pun semakin kesel dengan kedatangan dita temannya itu

"Iya iya gue salah"

"Mbak bilangin sama teman nya ya kalo mulut itu jangan pedes amat". Lelaki yang ingin menolong darin tadi pun pergi meninggalkan darin dan dita di depan kafe itu

"Eh mas saya disini, nggak usah pake perantara orang lain ya, kalo berani bilang langsung aja ke saya". Darin me melototkan kedua mata nya dan membesarkan suaranya

Di dipan kafe itu Devan hanya memperhatikan darin sambil tersenyum penasaran tanpa berkata apa apa

Darin dan dita memasuki kafe dengan raut wajah yang kusam, dan darin pun masih marah marah sampai ke dalam kafe

"Lo kenapa sih rin dari tadi nyerocos aja". Tanya vina salah satu sahabat darin sambil menatap heran darin

"Au ah, gue mau ganti baju dulu. Baju gue basah banget".

"Mbak mbak, saya mau pesan kopi manis ya mbak". Devan kembali memasuki kafe dan memesan kembali minuman

"Loh, mas kan yang tadi udah pergi kok kesini lagi?". Tanya dita merasa heran

"Kenapa?. Nggak boleh"

"Hehehe boleh kok mas, sebentar ya".
Sebelum dita meninggal kan devan, devan memanggil dita kembali

"Eh mbak mbak, hhmmm saya maunya yang antar pesanan saya mbak yang itu ya". Devan menunjuk ke arah Darin

"Oh si darin, emangnya kenapa ya mas?". Dita merasa bingung dengan permintaan Devan.

"Pokoknya harus dia aja ya, kalo dia yang antar saya sering datang kesini". Devan tersenyum kepada dita

"Oke deh kalo gitu". Dita pun meninggalkan devan

Setelah selesai membuat kopi pesanan devan dita pun menghampiri darin

"Antar gih sama mas mas yang duduk di bangku pojok". Dita menyuruh darin

"Loh kok gue yang antar sih, gue mau ngantar pesanan ke meja no 4 ditaa". Darin berbicara sambil menekan nada suara nya

"Udah antar aja rin ke meja yang paling pojok no 8". Paksa dita

"Kok lo maksa sih". Darin heran dengan tingkah dita yang memaksa nya

"Udah antar aja ini, biar itu gue yang antar". Dita menyodorkan nampan yang ia pegang ke darin

"Nanti gue ceritain deh sama lo". Dita meyakinkan darin

"Iya iya sini biar gue yang antar, nih antar ke meja no 4 ya". Akhirnya darin pun mau mengantar pesanan devan

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang