chapter 5 : aku kamu kita jadi satu

34 11 1
                                    

Sesampainya di ruang BK Bu Jihan pun mulai mengintrogasi Darin.

"Darin kamu kenapa? Ada masalah di rumah?".

"Gak ada kok Bu"

"Jujur ibu kecewa sama kamu, kamu memang bukan dari kalangan murid yang pandai tapi kamu juga bukan dari kalangan murid dan bodoh. Kamu juga sebelum nya tidak ada masalah dengan orang lain".

Bu Jihan mengeluarkan kertas selembar dari laci meja nya dan mulai menulis.

"Ibu nulis apa sih?".

"Ibu tulis surat perjanjian kita".

Bu Jihan lalu menyodorkan kertas selembar itu kepada Darin.

Darin pun mulai membaca isi perjanjian itu.

"Ini serius Bu?".

Darin mengerutkan kening nya.

"Aku di suruh minta maaf sama dia dan aku di suruh minta maaf ke seluruh kelas karena tadi udah buat keributan?".

"Iyapp, gak susah kan ibu cuman minta yang dua itu dan ibu minta tolong kamu tanda tangani sebagai bukti sah nya".

Darin mulai mengumpat di dalam hati.

"Udah gak usah banyak mikir, kamu tanda tangani dan nanti langsung datangi pak Devan di ruangan kepala sekolah".

Sambil memasang wajah yang masam Darin pun mulai menandatangani surat perjanjian itu.

"Nih Bu makasih ya atas hukuman nya ibu syantikk".

Darin tersenyum sinis kepada Bu Jihan karena dia merasa kesal dengan Bu Jihan.

"Okeeyy, kalau begitu tunggu apalagi langsung ke ruang kepsek".

Tanpa berbicara mengucapkan kata pamit kepada Bu Jihan Darin pun langsung keluar dari ruangan itu dan langsung menuju ruangan kepala sekolah.

"Sumpah ya kalau bukan guru udah gue jadiin makanan kucing di rumah tu orang".

Sambil berjalan Darin pun mengomel sendirinya.

Tok tok tok Darin mengetuk pintu ruangan kepala sekolah.

"Silahkan masuk".

Seseorang dari dalam pun langsung mempersilahkan Darin untuk masuk ke dalam.

"Mau ngapain kamu ke sini Darin!!".

Belum apa apa bapak kepala sekolah sudah memarahi darin.

"Saya mau minta maaf dengan BAPAK DEVAN!".

Darin menekan ucapan nya sambil melirik sadis ke arah Devan.

"Oooo kamu sudah sadar ya, silahkan Darin karena pak Devan sudah sangat marah dengan kamu, iya kan pak!".

Kepala sekolah pun mempersilahkan Darin untuk meminta maaf kepada Devan.

"Iya pak betul itu saya sebenarnya tadi sakit hati sekali dengan ucapan Darin, tapi mau gimana lagi saya tidak bisa sembarang untuk memarahinya kan dia juga murid di sini".

Devan tertawa kecil karena sudah berhasil membuat Darin menjadi emosi.

"Nama saya Darina Aulia Putri meminta maaf kepada bapak Devan Mahendra karena tadi saya sudah sangat lancang kepada bapak".

Darin sangat malu karena dia mengucapkan kata kata yang menurutnya sangat menjijikkan itu.

"Bisa di ulangi sekali lagi ucapan permintaan maaf nya, karena saya lihat kamu tidak tulus minta maaf kepada saya".

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang