Darin berjalan menarik tangan fia keluar dari gedung itu, sementara Devan hanya tersenyum melihat tingkah Darin yang seperti orang kegelisahan.
"Kakak kenapa gak seru banget sih, kan acaranya belum selesai udah main tarik-tarik ngajak pulang aja". Ketus fia ke kakak nya
"Kalau mau seru gak usah ajak kakak, lagian kamu ngapain sih sok akrab banget sama Devan". Darin sangat kesal dengan adiknya yang berbicara akrab dengan Devan.
Fia pun melepaskan tangan nya dari genggaman tangan Darin
"Kak Devan orang baik jadi ngapain aku jahatin lagian dia juga cuman nanya2 biasa aja kok".
"Tapi tetap ya kakak gak suka kamu dekat2 sama dia".
Darin langsung menyetop taksi yang lewat di depan mereka dan menarik tangan Darin masuk ke dalam taksi tersebut.
"Kakak kenapa sih kaya nya benci banget sama kak devan, emangnya kalian udah kenal lama?". Tanya fia ke Darin
"Atau jangan2 kak Devan pacar kakak dan sekarang kalian lagi berantem hihihi". Sambung fia
Darin sangat kesal mendengar ucapan fia dan membuat dia menutup mulut fia dengat tisu yang sedari tadi di genggam Darin.
"KAKAKKKK!!!!". Teriak fia sambil memukul lengan Darin
"Sakit piak bego, makanya Lo jangan buat gua emosi ya, diam aja"
Fia pun langsung melipat kedua tangan nya dan menghadap ke samping kanan membelakangi Darin.
Supir taksi pun langsung menggeleng kepala melihat tingkah kakak beradik itu.
"Mbak kalau boleh tau kita mau kemana ya?"
Darin pun menepuk keningnya karna lupa memberitahu alamat rumah mereka.
Pagi yang sangat cerah di hari Kamis ini sama sekali tidak membuat Darin tersenyum karna sudah beberapa hari ini Darin selalu mendapat masalah dalam hidupnya yang bermula dari pertemuan nya dengan Devan.
"Darin ayo bangun mandi terus sarapan biar pergi ke sekolah". Panggil Sarah dari luar kamar Darin
"Iya Bun ini Darin udah bangun kok". Sahut Darin
Darin pun langsung bergegas menuju kamar mandi nya dan bersiap2 untuk kesekolah.
Tak lama setelah Darin mandi iya pun langsung menuruni anak tangga di rumah nya itu dan menuju ke ruang makan yang di mana sudah di isi oleh fia dan bundanya.
"Kemaren kamu gak kerja ya?". Tanya Sarah secara spontan ke Darin.
"Iya Bun, aku ada acara sama teman". Darin terpaksa berbohong kepada bundanya karna ia tidak mau bundanya tahu tentang Devan.
"Ouuu gituuu, yaudah sini kamu sarapan dulu". Sarah membulatkan mulut nya sambil mempersilahkan darin duduk.
Mereka pun langsung sarapan bersama sambil berbincang hangat.
"Dari sekolah dulu ya bund". Darin menghampiri Sarah dan menyalam Sarah
"Hati hati ya sayang". Sarah mengelus kepala Darin
Darin langsung bergegas meninggalkan ruang makan tersebut menuju garasi mobil nya untuk mengambil motor Vespa matic miliknya.
Di perjalanan menuju sekolah Darin tidak pernah berhenti nya memikirkan Devan.
"Ya Allah hamba mohon semoga saja hamba mu ini tidak bertemu lagi dengan makhluk aneh itu ya Allah, dan jangan sampai dia merusak hidup hamba".
Dari belakang motornya pun terdengar suara klakson mobil yang dari tadi selalu berbunyi sehingga membuat Darin berhenti.
"Bener2 ya ni orang gak tau apa orang lagi buru2, untung gua cepat bangun jadi masih banyak waktu untuk menghajar orang yang ada di mobil ini". Darin ingin sekali rasanya memakan pengemudi mobil tersebut
"Heh turun Lo". Darin mengetuk2 kaca mobil tersebut
Tak lama kemudian tampak seorang lelaki yang turun dari mobil sport mewah itu.
"Hei cantik". Sambil mengedipkan sebelah matanya Devan tersenyum manis kepada Darin.
Ya, betul pengemudi itu tak lain adalah Devan, yang sedari tadi sudah mengikuti Darin dan sengaja membunyikan klakson mobil.
Darin pun langsung berteriak sambil menutup mata dengan tangan.
"Aduhh mata gua sakit banget liat monster di pagi hari yang merusak hidup gua, sok kegantengan banget sih Lo jadi cowok".
Tanpa banyak bicara Darin pun langsung pergi meninggalkan Devan, bukan karna tidak sanggup berkelahi, hanya saja Darin malas ngeladenin laki2 seperti Devan.
Seperti biasa Devan pun hanya tersenyum melihat tingkah lucu Darin yang marah dan memasang wajah cemberut nya.
"Sumpah ya tu orang benar2 ngerusak hidup gua, semoga aja gua cepat2 dapat pacar biar dia gak berani lagi gangguin gua".
Sepanjang perjalanan Darin hanya menggerutu kesal sampai tanpa di sadari nya pun dia sudah tiba di sekolah.
"Dita Dita Dita". Darin yang melihat Dita di koridor sekolah pun langsung menarik tangan Dita menuju ke kelas
"Duhhh apasin sih sakit tau tangan gua".
Dita menatap tajam ke arah Darin.
"Pokoknya Lo harus bantuin gua cari pacar". Tanpa basi basi Darin Pun langsung meminta bantuan Dita
"Hahahaha ini Lo serius". Seketika Dita tertawa mendengar perkataan Darin.
"Apaan sih Lo, gua serius bahkan kalau bisa hari ini gua harus dapat pacar".
Darin menganguk2 kan kepalanya nya untuk menyakinkan Dita.
"Kenpa sih sebenarnya kok tiba2 banget?".
"Gua udah gak tahan dengan teror si Devan monster laut itu, dan gua mau Lo cariin gua pacar biar dia gak berani lagi dekatin gue". Darin memohon kepada Dita agar Dita mau membantunya
"Sebenarnya nyari pacar untuk Lo itu gak susah, karna yang sukak sama Lo juga kan gak sedikit tapi banyak dan hampir semua cowok di sekolah ini pasti mau jadi pacar Lo".
Memang Darin adalah perempuan yang paling banyak di kagumi oleh para lelaki di sekolah nya, secara darin adalah perempuan cantik mandiri yang humble ke semua orang selain Devan.
"Tapi Lo juga gak bisa ngelakuin itu Rin" lanjut Dita dengan nada rendah.
"Kenapa ta?" Tanya Darin
"Gini ya, memang ada banyak cowok yang suka sama Lo dan mungkin kalau Lo ngajak jadian mereka langsung mau tanpa harus mikir panjang, tapi itu namanya Lo mempermainkan mereka, karna Lo pacaran bukan karna cinta tapi karna Lo mau menjadikan mereka sebagai permainan agar Devan gak ngejar2 Lo lagi". Dita pun mencoba untuk menasehati Darin.
"Tapi ta, gua bener2 gak mau lagi dia nge ganggu hidup gua".
Belum selesai mereka bicara bel masuk pun langsung berbunyi.
"Yaudah nanti kita sambung lagi ya di kantin". Dita dan Darin pun langsung menuju ke bangku mereka.
Hai guys, maaf ya kalau cerita aku gak semenarik punya orang, tapi aku akan terus berusaha agar cerita aku bisa kalian nikmati.
Jangan lupa vote ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
Roman pour Adolescents"Pintu hati gua udah gua gembok dan kuncinya udah gua buang jauh2, kalau pun ada orang yang bisa masuk ke hati gue, itu sama aja dia masuk ke ruangan yang gelap dan sempit karena hati gue itu gelap dan ada setan nya". Ucap darin sambil menaik turun...