Cemburu (BL)

1.9K 205 11
                                    

Cemburu (BL)
©chaniieyeollie

KaiSoo

Warn : Boyslove (BL)

Don't Like Don't Read!

Happy Reading!


-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-

Terlihat di sebuah ruangan, dua orang lelaki sedang menonton televisi. Yang lebih kecil menyandarkan tubuhnya pada yang lebih besar, mereka saling memberi kehangatan dari dinginnya hujan di sore ini.

Hingga televisi menampakkan girlband yang berisikan empat orang, menampilkan sebuah lagu di salah satu acara. Pria mungil itu tampak fokus pada salah satu gadis, kemudian ia melirik ke samping. Menatap pria di sebelahnya yang tampak tidak begitu memperhatikan acara musik di depannya, sibuk menenggelamkan wajahnya pada rambut sang kekasih dan mengelusnya lembut.

"Jongin," panggil si mungil.

"Hm?" Jongin hanya berdehem, namun tidak menghentikan elusan tangannya di kepala yang lebih kecil.

"Aku cemburu," kata si mungil tiba-tiba. Jongin pun sampai tersedak liurnya sendiri.

"A-apa? Kenapa tiba-tiba kau mengatakan itu, Soo?"

Kyungsoo menoleh kembali pada layar kaca di hadapannya. "Kau sudah memiliki dua mantan kekasih, sedangkan aku? Sama sekali tidak ada."

Jongin menghela nafasnya. "Mengapa cemburu pada hal yang sudah lalu?"

"Aku hanya teringat saja saat melihat mantan terbarumu ini," tunjuknya pada salah satu personil.

"Itu tidak bisa dihitung mantan, hubungan aku dan mereka berdua hanya permainan agensi, kau ingat?"

Kyungsoo mengerucutkan bibirnya membuat Jongin menahan gemas. "Lalu Soojung? Apa kau menganggap hubungan itu?"

Melihat wajah merajuk kekasihnya, mau tidak mau membuat Jongin tergoda untuk menjahilinya. "Bisa ya, bisa tidak." Jongin membuat pose berpikir, dalam hati ia terkekeh melihat wajah Kyungsoo yang memerah kesal. "Dia bisa menjadi lawan bicara yang menyenangkan dan juga cukup manis-"

Jongin tidak bisa menahan ledakan tawanya melihat wajah Kyungsoo yang sudah begitu kesal. Ia bahkan membiarkan pukulan kecil Kyungsoo yang sama sekali tidak sakit. "Aduh, duh, aku hanya bercanda, sayang."

Kyungsoo menghentikan pukulannya dan berniat pergi jika saja Jongin tidak menahan pergelangan tangannya. "Lepas!"

"Tidak mau!" balas Jongin. Dalam sekejap, Kyungsoo sudah berada dalam kukungan pria tan itu. "Lagipula, seharusnya aku yang cemburu padamu, hyung." Sekejap wajahnya berubah serius.

Mata Kyungsoo mengerjap. "Aku belum pernah berpacara-"

"Kau belum pernah berpacaran, tapi sudah pernah menikah." potong Jongin.

"Apa maksudmu?" tanya Kyungsoo kebingungan.

"Kau bahkan sudah pernah menikah, Kyungsoo," ulang Jongin dengan penuh penekanan. "Aku harus menahan cemburuku melihat keserasianmu dengan mereka," desis Jongin tidak suka. "Bahkan aku harus menahan diriku agar tidak menonjok layar televisi saat kau berciuman dengannya!"

Kyungsoo mulai merangkai kepingan puzzle dalam otaknya. Mencoba memahami semua ucapan Jongin yang terlihat begitu cemburu saat ini. "Kau cemburu pada semua lawan mainku?"

"Ya!"

Pria mungil itu menggelengkan kepalanya. "Astaga Jongin, itu hanya akting, akting!"

"Aku juga sedang berakting saat dengan Soojung dan Jennie." Jongin mengerucutkan bibirnya. "Tapi kau berakting dengan lebih banyak orang! Kim Sohyun, Nam Jihyun, Chae Seojin, Cho Jungseok, Jo Insung-"

"Jongin, kedua orang terakhir adalah laki-laki!"

"Justru mereka berdualah yang paling berbahaya!"

Kyungsoo meringis. Jongin benar-benar meledak karena emosi, semua uneg-uneg dan kecemburuannya ditumpahkan saat ini.

"Aku hanya perlu berakting ketika dispatch sialan itu ada. Tapi kau? Mataku terasa terbakar ketika perempuan itu mengecupmu berkali-kali, ketika kau mencium Hongshim begitu lama, ketika kau berciuman dengan Sohyun, dan ketika lelaki-lelaki itu tampak begitu dekat denganmu!" Wajah Jongin memerah kesal, ia mengatakan itu semua dalam satu tarikan nafas.

"O-oke, tenang. Bernafaslah, Jongin." Kyungsoo menempelkan kedua tangannya pada pipi Jongin. "Baiklah, maafkan aku." Jongin melengos, sama sekali tidak menatap pria mungil yang masih ada di bawah kukungannya. "Hei, aku minta maaf, oke?"

"Padahal aku sudah mencoba mengubur cemburuku, tapi kau memancingnya sekarang," rajuk Jongin. Kyungsoo tersenyum kecil mendengarnya.

"Bukankah itu bagus?" Jongin menatap Kyungsoo tidak mengerti. "Dengan begitu, sekarang perasaanmu sudah lebih lega dan tenang, bukan?" Jongin mengangguk. Kyungsoo menepuk dada bidang di atasnya dengan pelan. Keduanya terdiam lama dengan mata saling menatap.

Hanya suara pembawa acara di televisi dan suara jam dinding yang mengisi ruangan itu. tampaknya mereka masih belum ingin memecah keheningan yang melanda sekelilingnya.

"Maaf," ucap Kyungsoo setelah terdiam lama. "Sebenarnya aku tidak serius dengan ucapanku tadi," tambahnya. Kyungsoo membelai wajah kekasihnya dengan lembut. "Kau masih marah?"

"Tidak." Jongin menjatuhkan wajahnya pada ceruk leher putih Kyungsoo. "Aku juga minta maaf karena begitu kasar padamu. Harusnya aku tidak egois dan mengerti bahwa itu adalah bagian dari pekerjaanmu, cita-citamu menjadi aktor."

Kyungsoo tersenyum lembut, ia sedikit terkekeh geli merasakan nafas hangat Jongin yang menerpa bagian sensitifnya. "Tidak apa, Jongin."

Jongin pun mulai mengecup leher mulus itu lamat-lamat, dan mulai merambat ke atas, lebih tepatnya pada bibir hati sewarna delima itu. Tentu saja Kyungsoo menyambutnya dengan begitu baik sebelum sebuah suara mengintrupsi mereka.

Pria mungil itu mengerang dalam ciumannya, Jongin memang begitu pandai membuatnya terbuai walau itu hanya ciuman. Pria tan itu tampak sudah begitu paham dan mengerti titik sensitif Kyungsoo.

"Tolong lanjutkan kegiatan kalian di kamar sebelum aku mataku ternodai dengan aksi mesum kalian!" Junmyeon menekuk alisnya, sinis. Jongin hanya menatap pria itu sekilas, sebelum menggendong Kyungsoo ala bridal dan memasuki kamar.

Belum sempat keduanya sampai ke kamar, Jongin berkata sedikit keras. "Segeralah susul Yixing hyung ke China!" serunya jahil dan buru-buru menutup pintu. Dari luar ia bisa mendengar teriakan kesal dari sang leader.

Kyungsoo memukul bahu Jongin pelan. "Dasar usil," dengusnya.

Jongin menyeringai, "mau lanjutkan yang tadi?" tanyanya dengan suara berat.

Kyungsoo tersenyum, dan menutup matanya saat Jongin membawanya dalam ciuman panjang.


E N D



Kaisoo RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang